Bersaf-saf Anak Membaca Buku di Taman Bacaan, Kok Masih Ada?
Syarif Yunus June 10, 2025 08:40 AM
Di zaman begini, di mana kita bisa melihat pemandangan puluhan hingga ratusan anak usia sekolah membaca buku massal dan berlapis-lapis? Anak-anak yang terduduk di bangku-bangku bersaf sambil menyuarakan lafaz bacaan bukunya. Sebuah perilaku membaca yang masih terjaga hingga saat ini. Bila mau menyaksikannya langsung, silakan datang ke TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor setiap Rabu sore, Jumat sore, dan Minggu pagi pukul 10.00 WIB.
Berlapis-lapis anak membaca buku. Sebagai sinyal tersedianya akses baca di kampung untuk anak-anak. Agar kita tidak lagi mempersoalkan minat baca tanpa mau menyediakan akses bacaan. TBM Lentera Pustaka yang kini menjadi tempat membaca 223 anak usia sekolah yang berasal dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi) Kec. Tamansari Kab. Bogor. Tempat yang mengajarkan pentingnya anak membaca buku sejak dini. Agar pengetahuan bertambah, kreativitas terbangun, pengalaman batin meluas bahkan imajinasi terlatih. Anak-anak yang saling bertegur sapa tanpa ada gawai di tangannya, sebagai simbol pentingnya membangun empati pada anak-anak.
Dari buku, abak-anak di TBM Lentera Pustaka jadi tahu diri tentang adab, tata krama daa membaca buku bahkan gairah untuk membaca yang selalu dibiasakan. Anak-anak yang mengalami indahnya membaca buku. Tanpa perlu dinasihati atau diceramahi orang dewasa yang mungkin tidak pernah membaca buku. Sebagai cermin adab di atas ilmu, kerjakan dulu nasihatnya sebelum menasihati orang lain.
“Berlapis-lapis anak-anak yang membaca di TBM Lentera Pustaka, bersaf-saf. Sebuah tradisi yang dibangun sejak taman bacaan ini berdiri. Karena bagi kami, adab tetap di atas ilmu” ujar Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi sekaligus Pendiri TBM Lentera Pustaka di Bogor kemarin (8/6/2025).
Di era yang serba digital, mungkin banyak orang sudah meninggalkan perilaku membaca buku. Pikiran yang terlalu banyak dipengaruhi media sosial dan dunia maya sehingga tidak lagi mau membaca buku. Wajar bila akhirnya, dunia jadi bising dan informasi yang dimiliki dangkal. Tahu sedikit omong banyak, itulah ajaran yang dihindari TBM Lentera Pustaka. Lebih baik ceritakan apa yang dialami dan dikerjakan sendiri daripada berkata bagus tanpa pernah melakukannya. Karena membaca, adalah ikhtiar sadar untuk dikerjakan bukan didiskusikan. Maka anak-anak yang membaca di taman bacaan sejatinya sedang memberi makan hati dan akal sehat, di samping menanam benih masa depan yang lebih adaptif dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin keras.
Jangan abaikan kekuatan anak-anak yang masih membaca buku hingga kini. Karena di mata mereka, harta itu tidak selalu soal uang atau kekayaan. Tapi tersedianya waktu dan keberanian untuk mengambil buku di rak lalu duduk manis untuk membacanya. Anak-anak yang membaca buku berlapis-lapis. Untuk mengisi pikiran dengan teks demi teks pada setiap halaman buku. Agar esok, mampu berpikir lebih baik, lebih positif, lebih jernih dan akhirnya bersikap dan bertindak objektif.
Membaca harus dikembalikan pada prosesnya, bukan persoalkan hasilnya. Karena membaca bukan hanya untuk memperluas cara pandang, tapi membuat kita lebih mengerti dan mampu menerima realitas kehidupan. Apapun keadaannya, apapun alasannya. Jadilah literat! #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen