TRIBUNNEWS.COM - Siti Raisa Miranda alias Echa pernah jadi sorotan media di tahun 2017.
Kala itu ia mengalami kondisi tak biasa. Ia acap tertidur dalam jangka waktu sangat lama. Rekornya tidur nyenyak selama 18 hari tanpa bangun sama sekali.
Media memberitakannya. Tim medis juga turun tangan untuk mengungkap apa yang terjadi pada gadis asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu.
Selama empat tahun Echa mengalami kondisi tersebut tanpa bisa dijelaskan penyebabnya, sampai mendapat julukan putri tidur.
Hingga akhirnya di tahun 2021, kebiasaan tidur berhari-hari itu, tidak kambuh lagi.
Echa menjalani hidup normal seiring usianya bertambah. Kini usianya menginjak 21 tahun dan aktif di media sosial.
Kehadirannya di dunia maya, ternyata menyita perhatian netizen.
Sebab, Echa kini bikin pangling karena parasnya yang cantik.
Di media sosial, Echa kembali menceritakan pengalamannya bisa tidur nyenyak selama berhari-hari.
Ia menduga perubahan terjadi setelah mengalami kecelakaan. Ia ditabrak pada 2016.
"Setelah ditabrak itu sebenarnya aku masih enggak apa-apa, enggak ada efek sampingnya. Ternyata seminggu kemudian efeknya baru kelihatan, kayak ada perubahan di diri aku," ucap dia seperti dikutip pada video TikTok @xchae miliknya.
Seminggu setelah tabrakan, dia tidak bisa tidur sekira tiga hari.
"Waktu itu aku dirawat di rumah sakit," ujar Echa.
Kemudian di tahun 2017, Echa mendadak mengantuk dan tidur selama 10 hari.
Saat itulah kisah Echa mulai viral hingga banyak media meliputnya.
"Ini di tahun 2017 baru kelihatan efeknya yang sering tidur lama itu. Ini fotonya waktu aku tidur yang ke-10 hari kalo ga salah. Waktu itu beritanya viral banget sampe wartawan berdatangan ke rumah aku," kata Echa.
Dalam ceritanya itu, Echa membagikan deretan foto saat ia tertidur selama belasan hari.
Kala itu Echa dibawa bolak-balik ke rumah sakit.
Namun Echa akhirnya dirawat di rumah karena didiagnosa tidak mengidap penyakit apapun.
"Ini foto waktu aku kambuh lagi di tahun 2021. Sebenarnya penyakitnya itu kambuh-kambuhan dari tahun 2017 sampai 2021. Waktu itu aku masih dirawat di rumah karena orangtua aku menganggap ini sudah jadi hal yang biasa bagi mereka."
"Setelah itu entah kenapa badan aku jadi kejang-kejang dan orangtua aku khawatir dong. Dan langsung lah dibawa ke rumah sakit, tapi kata dokter akunya gapapa jadi orangtua aku minta dipulangin aja," kenang Echa.
Hingga akhirnya Echa pun ditemui oleh dinas kesehatan Banjarmasin.
Saat itu Echa diminta untuk diperiksa ulang di rumah sakit guna mengetahui kondisinya.
Echa pun diminta untuk memeriksakan diri ke psikiater.
"Setelah dibawa ke rumah sakit. Aku masih tetap tertidur lama dan waktu itu tidur aku yang paling lama selama 18 hari. Akhirnya setelah beberapa hari aku tidur, aku pun bangun. Dan kata dokter aku harus rutin ke psikiater," ujar Echa.
Selama tidur berhari-hari, Echa mengaku sering bermimpi aneh.
"Mimpinya banyak dan ada berhubungan sama hal mistis juga."
"Salah satunya waktu itu aku kayak diajakin orang sebelah (alam gaib) makan di tempatnya gitu, terus aku diajak main sama mereka. Itu aja sih mimpi yang paling aku inget tapi sebenarnya masih banyak mimpinya," kata Echa.
Lantas, kebiasaan tidur berhari-hari akhirnya terhenti di tahun 2021.
Terakhir ia tidur panjang selama 18 hari. Setelah rutin ke psikiater ia dinyatakan sembuh.
"Alhamdulillah aku udah mulai sembuh setelah bertahun-tahun menderita gejala putri tidur. Akhirnya sembuh juga," pungkas Echa.
Mulai hidup normal, tapi tidurnya larut
Saat ditemui Banjarmasin Post (grup Tribunnews) ke rumahnya tahun 2024 lalu, Echa menceritakan kondisinya.
Echa menuturkan sejak 2021 sudah tidak pernah tidur selama berhari-hari.
"Alhamdulillah sudah normal. Cuma kadang kalau malam itu biasanya enggak bisa tidur. Biasanya malam kan enggak bisa tidur sampai jam 2, terus bangunnya sekitar jam 10 jam 11-an," terang Echa.
Menurut dia, sekarang paling lama tidur selama 12 jam.