Harimau sumatera yang diselamatkan dari Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Suo-Suo Kabupaten Tebo Jambi mati di TPS BKSDA. Sebelum mati, harimau itu terluka akibat luka jeratan sling baja.
Karena jeratan itu, harimau terssebut dirawat selama 28 hari.
"Tim medis TPS BKSDA Jambi sementara menduga penyebab kematian harimau ini karena virus panleukopenia yang ditandai dengan muntah dan diare berdarah ketika rapid test," kata Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima detiksumbagsel, dikutip Kamis (12/6/2025).
Meski telah dirawat intensif oleh medis dari pihak BKSDA, namun sakit dari luka sling baja itu membuat tubuh harimau itu semakin lemah. Bahkan, beberapa organ tubuhnya terganggu. Memasuki hari ke-28, kondisi kesehatan harimau sumatera itu semakin memburuk.
"Sebelum mati, harimau sudah tidak mau makan termasuk kambing hidup masih utuh yang dimasukkan ke kandangnya. Pagi hari harimau juga muntah, ada defekasi/BAB yang disertai dengan darah," kata Agung.
Agung juga menyampaikan bahwa Balai KSDA Jambi dan tim medis sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan satwa harimau sumatera tersebut. Upaya penyelamatan yang dimulai dari evakuasi di lapangan dan penanganan medis sudah dilaksanakan, termasuk penyesuaian fasilitas kandang perawatan.
"Luka jerat yang begitu parah itu, tak membuat nyawa harimau tidak tertolong," ujar Agung.
Harimau sumatera itu diselamatkan tim BKSDA ketika terjerat sling baja selama 3-4 hari. Harimau berusia 5-6 tahun dengan kelamin jantan itu ditemukan petugas BKSDA Jambi dengan luka yang sudah terinfeksi bahkan terancam diamputasi akibat luka jerat yang begitu parah.
Kondisi harimau saat itu lemas tak berdaya. Suhu tubuh juga alami panas tinggi sehingga dirawat intensif di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) di Jambi.
Perangkap jerat yang mengenai harimau itu juga disebut menembus tulang kaki bagian depan sebelah kiri. Kondisi tersebut membuat aliran darah di bagian kaki bawahnya terhenti sehingga tak mengalir ke jari-jari kakinya.