TOP CSR Awards 2025: Mendorong Bisnis Berkelanjutan via CSR
GH News June 12, 2025 01:07 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penghargaan TOP CSR Awards 2025 diberikan kepada sejumlah perusahaan terkemuka dari berbagai sektor bisnis di Indonesia pada Rabu (11/6/2025). Digelar di Hotel Raffles Jakarta, Top CSR Awards 2025 merupakan kelanjutan dari ajang sejenis yang berlangsung sedari tahun 2016. 

TOP CSR Awards yang diselenggarakan oleh majalah TopBusiness, merupakan kegiatan pembelajaran CSR sekaligus Penghargaan Tertinggi bidang CSR di Indonesia, serta yang paling besar dan paling membanggakan.

Acara tersebut dihadiri oleh hampir 700 orang dari berbagai kalangan. Muasal mereka adalah para CEO/pimpinan perusahaan yang memenangkan penghargaan tersebut, pejabat/kalangan pemerintahan, media massa, dan lain-lain.

Sejumlah nama besar muncul sebagai penerima penghargaan Top CSR Awards 2025. Mereka berasal dari berbagai sektor. 

Perusahaan yang menerima Platinum dan Golden Trophy diantaranya adalah PT Sasa Inti, PT Borneo Indobara, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, MMS Group Indonesia, PT Petrokimia Gresik, PT Antang Gunung Meratus, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Badak NGL, PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk, dan PT Astra International Tbk

Beberapa Perusahaan yang CSRnya paling TOP lainnya, diantaranya adalah PT Datang DSSP Power Indonesia, PT Chandra Asri Pacific Tbk, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk, PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, Aice Group Holding Pte. Ltd, PT Meulaboh Power Generation, Kawasan Ekonomi Khusus Industropolis Batang.

Selain itu adapula, PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MR.DIY Indonesia), PT Yili Indonesia Dairy, PT Hutama Karya (Persero), PT Energi Batubara Lestari, PT Asian Bulk Logistics, PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (INALUM), PT Semen Indonesia (Persero), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).  

TOP CSR Awards digelar oleh Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga/pakar. Itu antara lain Perkumpulan Profesional Governansi Indonesia (Pagi), Asosiasi GRC, LKN AstaCita, CoreBest, MB Consulting (Mitra Bhadra Consulting), ISVI (Institut Shared Value Indonesia), SKB (Solusi Kinerja Bisnis), SDP (Sinergi Daya Prima), Dwika Consulting, Melani K. Hariman and Associate, serta beberapa pakar dan konsultan CSR. 

Bisnis Berkelanjutan

Ketua Penyelenggara TOP CSR Awards 2024, M. Lutfi Handayani, MM., MBA., mengatakan bahwa tema yang diangkat untuk tahun 2025 ini adalah: CSR for Sustainable Business Growth and Asta Cita Government Programs.

Lutfi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness itu pun mengatakan bahwa tema itu bertujuan mendorong perusahaan yang beroperasi di Indonesia dapat menjalankan program CSR untuk mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan. “Dan mendukung pencapaian program Asta Cita Kabinet Merah Putih 2024-2029,” kata dia. 

Lutfi menambahkan, tujuan lain penyelenggaran TOP CSR Awards 2025 adalah mendorong implementasi CSR sesuai ISO 26000 SR (Social Responsibility)  sebagai panduan global bagi perusahaan dalam menjalankan program CSR.

Sejak ISO 26000 SR ditetapkan pada bulan November 2010 sebagai panduan secara global atau pedoman secara internasional dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial, CSR bukan hanya tanggung jawab divisi CSR atau community development saja. Namun, melibatkan semua divisi dalam perusahaan, dengan penanggungjawab utama adalah presiden direktur.

Ada prinsip dan 7 core subject tanggung jawab sosial dalam ISO 26000, yang penerapannya membutuhkan keterlibatan semua divisi. Sebagai contoh, pada core subject isu ‘praktek ketenagakerjaan’ atau ‘labor practices’. 

Di situ, perusahaan harus memperhatikan hak tenaga kerja, mencegah diskriminasi dan eksploitasi tenaga kerja, serta memperhatikan keselamatan-kesehatan mereka. Tentu hal ini adalah tanggung jawab divisi SDM dan divisi operasional, bukan divisi CSR.

Definisi tanggung jawab sosial di ISO 26000 SR juga dijelaskan secara gamblang. Yakni, tanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari keputusan dan operasional bisnis perusahaan. Jika masing-masing perusahaan, bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, maka sebagian besar masalah di negeri ini akan selesai dengan sendirinya. 

“Itulah salah satu tujuan penyelenggaraan TOP CSR Awards ini. Yakni, meningkatkan kualitas dan efektivitas CSR perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia agar permasalahan-permasalahan di negeri ini terselesaikan dengan sendirinya, menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” tambah Lutfi.

Ajang Pembelajaran CSR

Papar Lutfi, TOP CSR Awards 2025 diikuti oleh hampir 1.000 perusahaan di Indonesia (long list peserta). Sebanyak 238 perusahaan mendaftar, dan 218 perusahaan mengikuti penilaian secara lengkap. “Jumlah ini meningkat 20,2% dibanding tahun 2024 yang sebanyak 198 peserta.”

Top CSR pun bukan sekadar pemberian penghargaan, tetapi sekaligus ajang pembelajaran/edukasi bersama, demi naiknya kualitas CSR di Indonesia. “Webinar Top CSR Awards 2025 yang telah digelar di akhir Mei 2025, merupakan satu indikator adanya proses pembelajaran bersama tersebut,” ucap Lutfi.

Terhubung Strategi Bisnis

Ketua Dewan Juri TOP CSR Awards 2025, Dr. Mas Achmad Daniri, menyampaikan sejumlah hal penting di acara puncak Top CSR Awards 2025 itu. Dikatakannya bahwa, di era modern, CSR tidak hanya donasi, kegiatan filantropi, atau bantuan sosial. 

Kini, CSR merupakan bagian dari strategi bisnis korporasi, di mana CSR bermanfaat untuk meningkatkan reputasi sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam rantai bisnis perusahaan, dan mengurangi risiko bisnis. 

Bahkan, kini para investor dan lembaga pembiayaan, mensyaratkan implementasi CSR yang baik, yang dilakukan dengan mengadopsi pendekatan ESG (Environment, Social, Governance)

Daniri menambahkan, agar program CSR perusahaan lebih efektif dan saling memberi manfaat, perusahaan dapat merancang dan melaksanakannya melalui pendekatan Creating Shared Value (CSV). Hal itu guna memberikan manfaat win-win bagi masyarakat sekitar, dan bagi pemangku kepentingan seperti pemda/pemerintah, atau pun bagi perusahaan.    

Daniri selanjutnya menjelaskan kriteria penilaian dalam penghargaan TOP CSR Awards 2025. Pertama: keselarasan inisiatif CSR dengan strategi bisnis perusahaan yang berkelanjutan.

Kedua, tingkat adopsi kebijakan dan program CSR terhadap ketentuan ISO 26000:2010 Social Responsibility

Ketiga, sistem tata kelola CSR (terkait perencanaan, pelaksanaan, monitor, pelaporan, dll.).

Keempat, inovasi program CSR unggulan, yang dapat menjadi contoh/dapat direkomendasikan kepada perusahaan lain.

Kelima, identifikasi dampak materialitas ESG terhadap bisnis, dan strategi pengelolaannya agar bisnis terus tumbuh berkelanjutan.

Adapun penghargaan kategori TOP Leader on CSR Commitment 2025, merupakan penghargaan yang diberikan kepada pimpinan perusahaan, yang dinilai memiliki komitmen tinggi dalam mendukung kelengkapan sistem, tata kelola, dan kebehasilan implementasi CSR di perusahaan.

Kemudian, Daniri mengatakan bahwa, dalam proses pendalaman oleh Dewan Juri saat mewawancara peserta Top CSR Awards 2025, ada beberapa hal penting. Pertama: sudah semakin banyak perusahaan peserta yang menyelaraskan inisiatif CSR-nya untuk mendukung strategi bisnis Perusahaan.

Kedua, makin banyak perusahaan yang telah melakukan pengukuran keberhasilan kinerja CSR, dan menilai dampak/manfaat hal itu untuk bisnis perusahaan.

Yang ketiga, sebagian perusahaan sudah makin memahami, bahwa sebagai tanggung jawab sosial suatu organisasi/ perusahaan, CSR bukan hanya menjadi tanggung jawab Unit/Divisi CSR/TJSL semata. Tetapi juga melibatkan dan menjadi tanggung jawab bersama unit/divisi lainnya, untuk memenuhi ketentuan 7 core subject dalam ISO 26000 SR.

Selain pencapaian tersebut, masih ada hal penting yang perlu menjadi perhatian, sebagai langkah perbaikan CSR ke depan. 

Di antara itu adalah, pertama: belum semua perusahaan telah melakukan secara jelas dan detil, terkait identifikasi dampak dari operasional dan keputusan bisnis perusahaan, terhadap masyarakat dan lingkungan, termasuk dampaknya terhadap para pemangku kepentingan yang terkait. 

Padahal tanggung jawab pengelolaan dampak, terutama dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan, adalah salah satu dasar utama dalam penentuan dan pemilihan program CSR, agar tergolong menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, sesuai ketentuan ISO 26000 SR. 

Kedua, aspek perubahan iklim dan transisi energi, perlu menjadi perhatian bersama. Belum banyak perusahaan yang memiliki kebijakan untuk mendukung dan berperan dalam aspek perubahan iklim dan transisi energi. 

“Kami mengharapkan agar setiap perusahaan, memiliki roadmap bisnis yang memperhatikan aspek perubahan iklim dan transisi energi. Ke depan, regulasi terkait aspek perubahan iklim dan transisi energi ini akan makin ketat untuk diterapkan, guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.