Cerita Kriminal kali ini berkisah tentang Whitey Bulger, mafia kelas kakap yang belasan tahun jadi buron FBI, setara Osama bin Laden. Akhir hidupnya tragis.
Penulis: Lily Wibisono
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Pasangan itu tampak bahagia menghabiskan sisa umur dengan bersantai sambil berbagi. Di Pulau Grand Isle, Louisiana, berkendaraan mobil baru gres, mereka berkenalan dengan sebuah keluarga sederhana, sebut saja, Perkins.
“Panggil kami Tom dan Helen. Kami dari New York,” kata Tom.
Perkins menyambut gembira uluran persahabatan pasangan baik hati itu. Apalagi mereka juga penyayang anjing, seperti keluarga Perkins. Tom dan Helen penuh perhatian pada kebutuhan keluarga Perkins.
Dari perlengkapan dapur sampai kacamata untuk anak-anak, Tom dan Helen tak ragu untuk membelikan. Selalu dengan uang pecahan AS $100. Memang agak luar biasa. Umumnya orang membayar dengan cek atau kalaupun tunai, paling-paling dengan lembar recehan lima, sepuluh, atau duapuluh dolaran. Pasti saking kayanya!
Perkins sering mengundang Tom dan Helen makan bersama di dapur rumah mereka. Tom suka mengingatkan anak-anak, “Jangan suka nonton film kekerasan di TV!” Persis seperti kakek-nenek sendiri.
Sejajar dengan Osama Bin Laden
Tak ada yang menyangka bahwa pasangan Tom dan Helen adalah pasangan yang paling dicari-cari FBI sejak tahun 1995. Berbaur dengan masyarakat awam adalah cara paling ampuh untuk bersembunyi dalam keramaian.
Orang tak menduga bahwa Tom sebenarnya Whitey Bulger, buronan FBI yang digambarkan “sangat garang dan selalu berbekal belati”. Sedangkan Helen yang juga penyayang anjing adalah Catherine Greig. Pacar Bulger ini pernah bekerja sebagai perawat di klinik gigi.
Sejak buron, Bulger pernah dilihat orang di Louisiana, Wyoming, Mississippi, California, dan New York. Bahkan London. Bersama Osama bin Laden, dia termasuk di jajaran Most Wanted-nya FBI. Dibentuk satgas khusus yang anggotanya terdiri atas penyidik dari Kepolisian Negara Bagian Massachusetts, FBI, Kepolisian Kota Boston, Massachusetts Department of Correction, dan State Parole Board. Bahkan disediakan empat orang tenaga penuh untuk melacak Whitey Bulger. Juga ditawarkan hadiah AS $ 2 juta bagi siapa pun yang memberikan info berharga hingga Bulger dapat ditangkap! Ini hadiah tertinggi bagi kriminal kelas “dalam negeri” sampai sejauh ini.
Membutuhkan kecerdasan, ketangguhan, kelicinan, dan kekejaman untuk bisa menyusun “CV” tindak kriminalitas seimpresif Bulger. Dia didakwa telah melakukan 19 pembunuhan, melakukan persekongkolan untuk membunuh, melakukan persekongkolan untuk memeras, melakukan perdagangan narkoba secara ilegal, melakukan pencucian uang, dan melakukan pemerasan.
Meniti karier di jalanan
James Bulger dari dulu tak suka dipanggil “Whitey”, tapi julukan itu sudah melekat sejak ia kecil karena warna rambutnya nyaris putih. Lahir 3 September 1929, Bulger yang keturunan imigran Irlandia tumbuh menjadi remaja cerdas yang keren. Sayang, dia lebih betah hidup ugal-ugalan di jalanan Southie ketimbang belajar dan berprestasi di sekolah seperti adik-adiknya. Berkelahi, kebut-kebutan, dilanjutkan masuk ke jalur kriminalitas. Pertama kali mencicipi bui tahun 1956 – 1959, di Atlanta Penitentiary karena melakukan perampokan dan pembajakan.
Ketika ketahuan akan kabur, dia dipindahkan ke Alcatraz Federal Penitentiary yang legendaris itu sebagai tahanan #AZ1428. Di Alcatraz pun kebandelannya tidak surut, sehingga beberapa kali disekap di sel khusus tanpa penghangat, berdinding baja, dan dengan hanya bercelana kolor. Setelah dipindahkan dua kali lagi, dia baru dibebaskan bersyarat pada tahun 1965.
Sembilan tahun di penjara tidak membuat si ganteng nan cerdas ini jera. Setelah bekerja sebentar sebagai petugas kebersihan dan buruh konstruksi, Bulger naik kelas jadi penagih uang taruhan pacuan kuda dan tukang rente. Dia bergabung dengan Winter Hill Gang (WHG), sebuah komunitas orang-orang keturunan Irlandia di bawah bos Howie Winter. Pada tahun 1971, terjadi perang antara geng Killeen dan geng Mullen. Bulger “naik kelas” lagi ketika melakukan pembunuhan yang pertama.
"Temannya" saja FBI
Bulger adalah predator bagi sesama kriminal. Berbekal kekerasan dan ketegaan mencabut nyawa, sekitar 1970-an, Bulger menggandeng Stephen Flemmi, membuka jalan menuju puncak kekuasaan di WHG. Kesempatan emas itu datang saat pada 1979 Howie Winter dan lingkaran dekatnya dicokok polisi. Mereka terbukti memainkan hasil pacuan kuda. Bulger dan Flemmi selamat dan bersegera mengisi kekosongan tampuk pimpinan WHG.
Keputusan eksekutif pertama Bulger cukup tegas dan tegas: WHG akan bekerja dengan pola Mafia. Siapa pun yang beroperasi di teritori WHG, harus menyetorkan “uang sewa”. Yang punya nyali untuk melawan harus siap menerima konsekuensinya: entah patah tulang (sebagai peringatan), atau peluru yang menyusul setelah itu.
Markas WHG dipindahkan ke bagian utara Kota Boston, tepatnya di bengkel Lancaster Foreign Car Service, di Jln. Lancaster Street, daerah North End. Polisi terus mengamati perkembangan ini, bahkan menyadap pembicaraan mereka. Anehnya, semua percakapan yang terekam baik-baik saja. Tak ada “bau-bau” kriminalitas sedikit pun. Waktu itu polisi tak menyadari, bahwa Whitey Bulger dan Stephen Flemmi adalah “TE” (informan Top Echelon) FBI.
“Persahabatan” Bulger dengan FBI pada dasarnya adalah “persahabatan” antara Bulger dengan John Connolly. Demi mengail ikan yang “lebih besar”, yaitu keluarga Patriarca, Mafia Italia, Bulger dan Flemmi diajak kerja sama. Tentu saja mereka dengan senang hati melakukannya karena itu ibarat menjegal pesaing dengan meminjam kaki FBI. Berbekal privilese dari FBI, Bulger dengan WHG-nya semakin malang-melintang.
Misalnya, pada 12 April 1980, seorang anak buahnya, Brian Halloran, mengantarkan Louis Latif (penagih uang taruhan) ke bar Triple O’s Tavern untuk bertemu dengan Bulger. Bulger ingin bicara. Sejenak setelah Latif masuk, Halloran melihat Bulger dan seorang rekan menyeret mayat Latif yang terbungkus plastik lewat pintu belakang. Mayat itu dilemparkan ke bagasi mobil Latif. Belakangan mobil berisi mayat pemiliknya ditemukan di lokasi lain.
Satu setengah tahun kemudian, milyuner Roger Wheeler tewas ditembak orang tak dikenal di parkiran sebuah country club di Tulsa, Oklahoma. Wheeler, pemilik World Jai Alai (Indonesia: hai-lai) mengendus bukti WHG telah menilap sebagian keuntungan kantor World Jai Alai di Connecticut. Tidak hanya itu, Wheeler mengancam akan melaporkannya kepada yang berwajib.
“Kerja sama” yang kebablasan
Connolly sendiri berasal dari lingkungan Irlandia. Sejak kecil diam-diam dia sudah mengagumi Bulger. Tidak mengherankan jika yang dilakukannya tidak berhenti pada melindungi, tapi sampai memperlakukan dia bak superstar. Connolly sendiri tertular perilaku dan gaya hidup flamboyan gangster masa itu. Penampilannya semakin perlente, selalu dengan jas double breasted sehingga rekan-rekan kerjanya menjuluki dia “John Cannoli”, sebuah nama Italia.
Connolly tak sendirian. Bersama John Morris, penyelianya, setiap kali ada lembaga penegak hukum di luar FBI yang mengincar kedua konco mereka, maka Connolly dan Morris segera melindungi.
Dengan pimpinan WHG mereka hang out, ngobrol, bercanda dalam pesta, bertukar gosip, bahkan saling mengirim hadiah Natal. Kerja sama ini mencapai puncaknya saat geng Jerry Angiulo, pesaing terakhir WHG, diringkus polisi.
Lenyap ditelan Bumi
Dengan kelicinan dan kecerdasan ditambah naluri predator yang kuat, serta “kawalan” John Connolly, Whitey Bulger “memerintah” kerajaan bawah tanah Boston dari akhir ’70-an sampai pertengahan ’90-an. Di bawah kekuasaannya, jumlah pembunuhan meningkat tajam. Namun seperti raja, masa kejayaan bos gangster pun ada batasnya. Pada Bulger itu terjadi ketika John Connolly pensiun pada tahun 1990. Ditinggalkan
“malaikat pelindung”, Bulger dan Flemmi tidak hanya dicopot dari status “TE”, tapi status mereka berbalik menjadi sasaran berikutnya yang harus kena jaring hukum. Walaupun demikian, saksi mengatakan, Connolly tetap bisa memasok informasi kepada Bulger dan menerima uang balas jasa.
Tahun 1990, bukti-bukti pelanggaran hukum mulai terkumpul. Anak buahnya satu per satu terjaring. Dari kesaksian mereka, bukti semakin solid betapa sentral peran yang dipegang Bulger dan Flemmi sebagai pemeras. Hasil penyidikan selama 15 bulan oleh Drug Enforcement Agency (DEA), 51 orang ditangkap karena terbukti terlibat dalam jaringan peredaran kokain di wilayah Southie.
Sebagai informan FBI (1971 – 1990), Bulger hidup tenang terbuka di Southie sementara rival-rivalnya satu per satu dipenjarakan. Menurut Robert Stutman, mantan kepala DEA Boston pada tahun 1980, “Di Southie dulu orang suka bilang: ‘Kalau Whitey lewat, trotoar saja gemetar’. “
Dalam waktu 12 tahun, sedikit demi sedikit bukti-bukti terkumpul sehingga pada tahun 1995, pihak penegak hukum siap membekuk tiga serangkai “Boston underworld bosses” secara berbarengan: James Whitey Bulger, Stephen Flemmi, dan bos Mafia Frank Salemme dengan dakwaan: perdagangan narkoba ilegal dan pemerasan.
Sayang, rencana tidak berjalan mulus. Flemmi berhasil dibekuk 5 Januari 1995, Frank Salemme baru berhasil ditangkap tujuh bulan kemudian di Florida. Bulger ... “kebetulan” sedang berlibur bersama pacarnya selama 30 tahun, Theresa Stanley, di New Orleans. (Sumber lain mengatakan mereka ke New York.) Sejak itu, Bulger seperti lenyap ditelan Bumi. Sang Malaikat Pelindung, John Connolly, membantah keras sudah memberi kisikan kepada Bulger.
Berkat ganti strategi
Theresa Stanley tak betah hidup dalam pelarian, maka pada pertengahan Januari Bulger balik ke Boston untuk “menukar” Stanley dengan Catherine Greig, pacarnya yang lain. Hubungan dengan Greig “baru” sepuluh tahun. Pada 17 Januari 1995, Bulger muncul di Long Island, membeli sedan baru seharga AS$ 13,000 dengan cek. Berdua dengan Greig, dia mengambil peran pasangan pensiunan yang sedang menikmati hari tua, berkendara ke Grand Isle, Louisiana, dan berkenalan dengan keluarga Perkins.
Walaupun sudah ada tawaran hadiah AS $ 2 juta, si licin Bulger tak juga tertangkap. Otoritas Amerika memutuskan ganti strategi. Mereka menyebarkan informasi kepada publik tentang Catherine Greig di media dengan pembaca utama kaum perempuan.
Sebagai mantan dental hygienist (ahli kebersihan gigi), Greig memiliki kebiasaan membersihkan giginya sebulan sekali, sering ke salon, penyayang anjing, dan sudah beberapa kali menjalani bedah plastik. Pengumuman pencarian itu dilengkapi juga dengan gambar Bulger dan Greig sedang berjalan-jalan dengan seekor anjing pudel hitam. Pada tahun 2010, FBI memasang iklan pencarian Ny. Greig di media Plastic Surgery News dan newsletter dari Asosiasi Gigi Amerika.
Kisikan dari Miss Iceland
Dengan deretan pohon palem, garis pantai Samudera Pasifik nan indah, di mana anggota komunitasnya dari berbagai asal-usul termasuk pindahan dari daerah-daerah di Pantai Timur Amerika, Santa Monica di pantai barat AS ini memang tempat ideal untuk bersembunyi.
Menurut The Boston Globe, tips yang dinantikan akhirnya datang dari Anna Bjornsdottir, seorang mantan model, aktris, dan Miss Iceland 1974, yang tinggal sekawasan dengan Bulger dan Greig. Apartemen itu dekat sudut pertemuan Third Street dan Washington Avenue, tak jauh dari sebuah taman yang menghadap ke pantai Santa Monica Beach dan Farmers’ Market.
Sehari setelah tips masuk, Bulger (81) yang 16 tahun buron berhasil ditangkap tanpa perlawanan. Petugas menemukan uang tunai AS $ 800.000 (hampir Rp13 miliar kurs sekarang), 30 pucuk senjata api, banyak kartu identitas palsu di apartemen mereka. Apartemen seluas 92 m2 itu terletak di lantai 3. Dengan dua kamar tidur, sewanya AS $ 1,145 (+ Rp10 juta lebih) per bulan. Tentu saja, selalu dibayar dengan tunai. Menurut Joshua Bond, manajer gedung, “Charlie dan Carol Gasko” tinggal di sana sejak tahun 1996.
Menurut para tetangga, Charlie pernah mengatakan dia mengidap gangguan paru-paru emphysema. Sedangkan Carol suka jalan-jalan di pertokoan dan memberi makan kucing-kucing liar.
Selama buron, Bulger mengaku sering pulang-pergi ke Mexico untuk membeli obat jantung, karena jantungnya bermasalah. Banyak pihak “ngeri” begitu dia membuka mulut akan terbongkarlah borok-borok korupsi di tingkat lokal, negara bagian, maupun tingkat federal. Kalau tidak, mana mungkin dia dapat beroperasi dengan leluasa begitu lama? Dengan pengungkapan itu, banyak orang juga takut, dia akan diberi keringanan hukuman.
Bulger menyatakan tidak bersalah terhadap semua tuduhan yang jumlahnya 48 buah, termasuk memiliki senjata api secara ilegal.
Pada bulan Maret 2012 Catherine Greig menyatakan diri bersalah dalam konspirasi menyelamatkan pelarian, memalsukan identitas diri, dan konspirasi untuk memalsukan identitas. Pada 12 Juni 2012 dia dijatuhi hukuman delapan tahun di penjara federal.
Tewas di dalam penjara
Pada 12 Agustus 2013, juri memvonis Bulger bersalah atas 31 dari 32 dakwaan. Lalu pada 14 November, Bulger dijatuhi hukuman dua kali penjara seumur hidup, ditambah lima tahun. Hukuman itu dijatuhkan mengingat kejahatan Bulger yang "tidak terduga", beberapa di antaranya menimbulkan penderitaan yang "menyakitkan" pada korbannya.
Bulger juga harus menyerahkan hartanya sebesar 25,2 juta dolar AS dan membayar ganti rugi sebesar 19,5 juta dolar AS. Pada September 2014, Bulger masuk ke Penjara Coleman II Amerika Serikat di Sumterville, Florida. Lalu pada Oktober 2018, dia dipindahkan ke Federal Transfer Center di Oklahoma City untuk kemudian dipindahkan ke Penjara Federal di Virginia Barat.
Menurut dokumen penjara yang diperoleh The New York Times, Bulger mendapatkan reputasi karena perilaku yang membingungkan selama di penjara: "Di kompleks penjara Coleman di Florida pada September 2014, dia didisiplinkan beberapa kali, termasuk sekali karena masturbasi di depan seorang anggota staf laki-laki dan sekali, pada Februari, karena mengancam seorang anggota staf medis perempuan."
Bulger juga dalam kondisi kesehatan yang buruk, karena dia tidak dapat berjalan dan mengalami cedera pinggul, sering jatuh dari tempat tidur. Kesehatannya juga menurun karena kurang olahraga.
Pada 30 Oktober 2018, sekitar pukul 08.20 Bulger yang sudah 89 tahun ditemukan tewas di atas kursi roda dengan kondisi babak belur. Dia dipukuli sampai mati oleh beberapa narapidana yang bersenjatakan gembok yang dibungkus kaos kaki dan pisau . Matanya hampir dicungkil dan lidahnya hampir terputus, sehingga wajahnya hampir tak dapat dikenali. Itu adalah pembunuhan ketiga di penjara tersebut dalam rentang waktu 40 hari.
Begitulah akhir tragis Whitey Bulger, salah satu DPO terbesarnya FBI, yang belasan tahun jadi buron.