Produktif Tanpa Burnout: Strategi Manajemen Diri bagi Generasi Z
Puji utami June 12, 2025 03:40 PM
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang dinamis, kreatif, dan melek teknologi. Namun, di balik semangat produktivitas yang tinggi, banyak dari mereka yang diam-diam bergulat dengan tekanan pekerjaan, tuntutan akademik, dan ekspektasi sosial yang datang silih berganti. Akibatnya, burnout menjadi salah satu masalah yang sering menghampiri, bahkan di usia yang masih sangat muda.
Produktivitas memang penting, tetapi menjadi produktif tanpa memperhatikan batasan diri justru bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Di sinilah pentingnya strategi manajemen diri, yaitu kemampuan untuk mengatur waktu, energi, dan emosi agar tetap seimbang di tengah kesibukan.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan menetapkan batasan yang sehat, baik dalam pekerjaan, pergaulan, maupun penggunaan media sosial. Menurut Laurie Santos, profesor psikologi di Universitas Yale, salah satu penyebab utama stres kronis adalah hilangnya waktu untuk pemulihan. Ia menekankan pentingnya “deliberate rest” atau istirahat yang disengaja dan berkualitas sebagai bagian dari rutinitas harian.
Selain itu, teknik manajemen waktu seperti Pomodoro Technique yang dikembangkan oleh Francesco Cirillo pada akhir tahun 1980-an dapat membantu mengelola beban kerja secara lebih realistis. Daripada multitasking yang seringkali membuat kita kewalahan, membagi waktu menjadi blok-blok fokus akan membantu menjaga konsentrasi sekaligus memberi jeda yang cukup bagi otak untuk beristirahat.
Dalam konteks pekerjaan, banyak Gen Z kini lebih menyadari pentingnya bekerja sesuai passion dan nilai hidup mereka. Hal ini sejalan dengan pandangan Adam Grant, psikolog organisasi di Universitas Wharton, yang menyebut bahwa kunci keberlanjutan dalam bekerja adalah menemukan makna dari apa yang dilakukan. Bukan semata-mata soal gaji atau status, tapi soal kontribusi dan rasa memiliki terhadap pekerjaan itu sendiri.
Namun, manajemen diri juga berarti berani berkata tidak ketika beban kerja sudah melebihi kapasitas. Ini bukan tentang menjadi malas, melainkan menghargai batas kemampuan diri. Membangun rutinitas sehat, menjaga pola tidur, berolahraga, dan memiliki waktu “offline” adalah langkah-langkah sederhana yang bisa memberi dampak besar.
Bagi Generasi Z yang hidup di era serba cepat, menjaga produktivitas memang penting. Tetapi menjaga kesehatan mental dan fisik jauh lebih penting agar tetap bisa tumbuh dan berkontribusi secara berkelanjutan.