Penerbangan Air India 171 dengan Boeing 787 Dreamliner yang membawa 242 penumpang, termasuk 53 warga Inggris, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad di Gujarat. Video menunjukkan pesawat itu dengan cepat turun ke area permukiman, kemudian meledak.
Pakar pun mulai banyak mengemukakan teori mengenai penyebabnya. Kemungkinannya termasuk perubahan angin yang cepat yang menyebabkan mesin mati atau burung menabrak kedua mesin dan merusaknya. Para pakar heran pesawat itu celaka padahal masih terbang sangat rendah dan kondisi cuaca baik.
Prof Paul Williams, Profesor Ilmu Atmosfer di Universitas Reading, mengatakan saat keberangkatan, kondisi cuaca di bandara tampak sangat baik.
"Saat itu cuaca di Ahmedabad cerah dan kering, dengan suhu mendekati 40°C. Jarak pandang bagus dan angin sepoi-sepoi dari barat. Tidak ada cuaca buruk di sekitar. Tidak ada indikasi pada tahap ini bahwa turbulensi atau kondisi cuaca lainnya menjadi faktor dalam kecelakaan itu," paparnya.
Prof John McDermid dari Universitas York, menilai mengejutkan bahwa kecelakaan itu terjadi bahkan sebelum pesawat mencapai ketinggian 200 meter.
"Pilot dapat membatalkan lepas landas, jadi tampaknya masalah itu terjadi sangat tiba-tiba di bagian akhir putaran lepas landas atau segera setelah lepas landas dan cukup serius hingga tidak dapat ditangani. Ini tampaknya merupakan kecelakaan sangat mengejutkan," sebutnya yang dikutip detikINET dari Daily Mail.
Letnan Kolonel John R. Davidson, mantan pilot Angkatan Udara AS dan konsultan keselamatan penerbangan komersial, mengatakan pesawat itu tampaknya telah mencapai kecepatan lepas landas tapi tidak mencapai ketinggian yang diharapkan.
"Ada sejumlah kemungkinan skenario yaitu masalah daya dorong atau kinerja mesin, berat pesawat yang berlebihan, konfigurasi trim atau flap yang buruk, atau kegagalan lebih kritis yang memengaruhi kemampuan pesawat untuk menanjak,' katanya.
"Cuaca, pergeseran angin, atau bahkan tabrakan burung tidak dapat dikesampingkan pada tahap awal ini," cetus Kapten Saurabh Bhatnagar, mantan pilot senior di India. Menurutnya, insiden ini tampak seperti beberapa kali tabrakan dengan burung yang menyebabkan kedua mesin kehilangan tenaga.
Pakar penerbangan Sanjay Lazar menyebut Dreamliner yang nahas ini baru berusia 11 tahun, jadi kemungkinan tak memiliki masalah teknis. Pesawat itu di bawah komando kapten Summeet Sabharwal dengan pengalaman 8.200 jam.
"Tabrakan burung akan menjelaskan mengapa pesawat tak memiliki tenaga untuk terangkat. Jika ada beberapa kali tabrakan burung saat lepas landas, kemungkinan besar pesawat takkan terbang lebih dari ambang batas 6-7 menit dan mulai jatuh. Apapun yang terjadi, itu terjadi dengan cepat dan tepat pada fase penerbangan paling kritis," demikian pendapatnya.