Wall Street Ditutup Menguat Tipis Meski Saham Boeing Anjlok
kumparanBISNIS June 13, 2025 08:00 AM
Indeks Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat tipis pada perdagangan Kamis (12/6) meski saham Boeing anjlok. Hal ini disebabkan oleh investor yang mempertimbangkan angka inflasi yang masih terkendali.
Dikutip dari Reuters, Jumat (13/6) Nasdaq naik 0,24 persen menjadi 19.662,49 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,24 persen menjadi 42.967,62 poin dan S&P 500 naik 0,38 persen, mengakhiri sesi pada 6.045,26 poin.
Laporan inflasi konsumen dan produsen AS menunjukkan tekanan harga secara keseluruhan masih terkendali pada bulan Mei, sebagian besar disebabkan oleh penurunan biaya bensin, mobil dan perumahan, atau layanan seperti transportasi udara. Namun, sebagian besar ekonom memperkirakan inflasi akan meningkat karena dampak tarif AS mulai terasa.
Meski demikian dolar AS melemah sekitar 10 persen nilainya terhadap beberapa mata uang tahun ini. Hal ini menunjukkan dolar jatuh ke level terendah sejak April 2022.
Saham produsen pesawat Boeing (BA.N) anjlok hampir 5 persen setelah pesawat Air India yang membawa lebih dari 200 orang jatuh di kota Ahmedabad, India barat. Dari situs pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat itu adalah Boeing 787-8 Dreamliner.
Sementara itu saham penyedia layanan Cloud Oracle (ORCL.N) justru naik 13 persen setelah perusahaan itu memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahunannya. prospek kuat dari Oracle memicu optimisme seputar kecerdasan buatan, mengimbangi kekhawatiran tentang ketegangan di Timur Tengah dan penurunan saham Boeing.
Perbesar
Pesawat Air China Airbus Boeing 747-8 bersiap mendarat di Bandara Internasional Capital, Beijing, China, Selasa (22/10/2024). Foto: Adek Berry/AFP
Saham perusahaan tambang emas yang terdaftar di AS juga menguat, karena harga emas batangan mencapai titik tertinggi dalam satu minggu. Newmont (NEM.N) naik 4,9 persen, Harmony Gold naik 4,1 persen dan AngloGold Ashanti (AU.N) naik 6,4 persen.
Investor juga masih memperhatikan situasi di Timur Tengah. Pemerintah AS mengatakan pada hari Rabu bahwa para pekerja kedutaan AS sedang dipindahkan keluar dari Timur Tengah seiring meningkatnya risiko keamanan regional.
Selain itu, investor juga masih memperhatikan kebijakan tarif Trump. Trump mengatakan AS akan mengirimkan surat dalam satu hingga dua minggu yang menguraikan persyaratan perjanjian perdagangan ke puluhan negara lain yang dapat diterima atau tolak.
“Kebijakan tarif Trump yang tidak menentu telah mengguncang pasar global tahun ini, mendorong banyak investor untuk keluar dari aset AS, terutama dolar, karena mereka khawatir tentang kenaikan harga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi,” kata Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo Bank.
Volume di bursa AS sangat besar, dengan 23,5 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 18,0 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.
Dari 11 indeks sektor S&P 500, delapan mengalami kenaikan, dipimpin oleh sektor utilitas (.SPLRCU) yang naik 1,26 persen, diikuti oleh kenaikan 1,01 persen di sektor teknologi informasi (.SPLRCT).