---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -UbD alias Understanding by Design alias memahami berdasarkan desain adalah sebuah kerangka kerja untuk merencanakan pembelajaran yang menekankan pada pemahanan siswa secara mendalam. Banyak guru terbantu dengan metode ini.
Artikel ini berisi tentang contoh aksi nyata bagaimana UbD membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran.
Contoh 1: mempermudah mendapatkan ide pembelajaran
1. Menemukan ide-ide baru
Salah satu ide bagus setelah belajar UbD adalah pentingnya memulai perencanaan pembelajaran dari "akhir". Itu artinya, fokus utama bukan hanya pada materi yang akan diajarkan. Tapi juga pada pemahaman mendalam dan kemampuan yang diharapkan dimiliki murid setelah proses pembelajaran.
Apa buktinya?
- Pergeseran Paradigma: Mengubah fokus dari "apa yang akan saya ajarkan?" menjadi "pemahaman mendalam apa yang ingin murid saya capai?". Ini akan mendorong saya untuk lebih memikirkan tujuan jangka panjang dan aplikasi nyata dari pengetahuan.
- Bukti Pemahaman: Saya semakin menyadari bahwa bukti pemahaman tidak selalu harus berupa tes formal. UbD mendorong penggunaan asesmen kinerja (performance tasks) yang memungkinkan murid menunjukkan pemahaman mereka secara autentik, misalnya melalui proyek, presentasi, atau simulasi. Ini sangat relevan dengan pembelajaran abad 21 yang menekankan keterampilan daripada sekadar hafalan.
- Koneksi antarkonsep: UbD membantu saya melihat bagaimana berbagai topik dan konsep dapat saling terkait dan membangun pemahaman yang lebih besar (big ideas). Ini akan membantu saya merancang pembelajaran yang lebih koheren dan bermakna bagi murid.
- Diferensiasi Pembelajaran: Dengan memahami tujuan akhir dan bukti pemahaman yang diharapkan, saya bisa lebih mudah merancang strategi dan kegiatan yang bervariasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang beragam.
2. Merencanakan pembelajaran yang relevan
Perencanaan pembelajaran yang relevan untuk dikembangkan di sekolah saya adalah rancangan pembelajaran berbasis proyek atau studi kasus. Jenis rancangan ini memungkinkan murid untuk mengaplikasikan pemahaman mereka dalam konteks nyata dan menghasilkan bukti pemahaman yang autentik.
Berikut adalah contoh rancangan pembelajaran berbasis prinsip UbD untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya topik Ekosistem.
Rancangan Pembelajaran Berbasis UbD: Topik "Ekosistem Lingkunganku"
Tahap 1: Mengidentifikasi Hasil yang Diinginkan (Desired Results)
Tujuan Jangka Panjang (Enduring Understandings):
- Ekosistem adalah sistem yang kompleks di mana komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.
- Keseimbangan ekosistem sangat penting untuk keberlanjutan hidup di Bumi dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
- Setiap organisme memiliki peran dan fungsinya dalam ekosistem.
Pertanyaan Esensial (Essential Questions):
- Bagaimana komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem saling berinteraksi?
- Mengapa menjaga keseimbangan ekosistem itu penting?
- Bagaimana tindakan manusia dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem lokal?
- Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di sekitar kita?
Pengetahuan (Knowledge): Murid akan mengetahui...
- Definisi ekosistem, komponen biotik (produsen, konsumen, dekomposer) dan abiotik (air, udara, tanah, cahaya matahari, suhu).
- Jenis-jenis interaksi dalam ekosistem (rantai makanan, jaring-jaring makanan, simbiosis).
- Dampak positif dan negatif aktivitas manusia terhadap ekosistem.
Keterampilan (Skills): Murid akan mampu...
- Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem lokal.
- Menganalisis interaksi antar komponen ekosistem.
- Merumuskan solusi sederhana untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
- Mempresentasikan hasil observasi dan rekomendasi mereka.
Tahap 2: Menentukan Bukti Penilaian (Acceptable Evidence)
Tugas Kinerja (Performance Tasks):
Proyek "Konservasi Ekosistem Lokal": Murid (dalam kelompok) akan memilih satu ekosistem lokal (misalnya taman sekolah, sungai kecil dekat rumah, atau lahan kosong) untuk diobservasi.
Mereka akan mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik, interaksi yang terjadi, dan potensi masalah atau ancaman terhadap ekosistem tersebut. Berdasarkan hasil observasi, mereka akan merancang proposal aksi nyata sederhana untuk menjaga atau memperbaiki ekosistem tersebut. Proposal ini akan dipresentasikan di depan kelas.
Bukti Lain (Other Evidence):
Jurnal Reflektif: Murid menulis jurnal harian tentang pemahaman mereka tentang ekosistem, tantangan yang mereka hadapi selama proyek, dan solusi yang mereka pikirkan.
Kuis Singkat: Untuk menguji pemahaman dasar tentang definisi dan konsep-konsep kunci.
Observasi Guru: Selama diskusi kelompok, kegiatan observasi, dan presentasi.
Tahap 3: Merencanakan Pembelajaran (Learning Plan)
Aktivitas Belajar:
Pengantar: Menggali pengetahuan awal murid tentang lingkungan sekitar mereka dan memancing pertanyaan esensial.
Eksplorasi Lapangan/Virtual: Mengunjungi ekosistem lokal (jika memungkinkan) atau menggunakan simulasi/video untuk mengamati berbagai jenis ekosistem dan komponennya.
Diskusi dan Analisis: Menganalisis hasil observasi, mengidentifikasi interaksi, dan membahas dampak aktivitas manusia.
Perancangan Proyek: Murid bekerja dalam kelompok untuk merancang proyek "Konservasi Ekosistem Lokal", dengan bimbingan guru.
Presentasi dan Refleksi: Setiap kelompok mempresentasikan proposal mereka dan menerima umpan balik dari teman dan guru. Murid melakukan refleksi individu tentang pembelajaran mereka.
Sumber Belajar:
- Buku teks, artikel ilmiah, video dokumenter tentang ekosistem.
- Alat observasi (loop, alat tulis).
- Situs web atau aplikasi simulasi ekosistem.
- Narasumber lokal (jika memungkinkan, seperti pegiat lingkungan).
Contoh 2: mempermudah melakukan aksi nyata
1. Berikut beberapa ide yang bisa didapatkan seorang guru setelah memahami UbD:
Merancang Tujuan Pembelajaran yang Jelas dan Terukur
Mulai dari akhir: Guru dapat merancang tujuan pembelajaran dengan memikirkan hasil akhir yang ingin dicapai siswa (apa yang siswa harus tahu dan bisa lakukan setelah pembelajaran).
Menggunakan kata kerja operasional: Guru dapat menggunakan kata kerja seperti menganalisis, mengevaluasi, menciptakan, dan menerapkan untuk membuat tujuan pembelajaran lebih spesifik dan terukur.
Menghubungkan dengan kehidupan nyata: Guru dapat menghubungkan tujuan pembelajaran dengan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan siswa.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran yang Bermakna
Pembelajaran berbasis masalah: Guru dapat menyajikan masalah atau pertanyaan autentik yang menantang siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi.
Proyek berbasis inkuiri: Guru dapat mendorong siswa untuk melakukan penelitian, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan sendiri.
Diskusi kelompok: Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif di mana siswa dapat bertukar ide dan saling belajar.
Diferensiasi
Membuat Penilaian yang Otentik
Penilaian berbasis kinerja: Guru dapat menilai kemampuan siswa melalui tugas tugas yang menuntut mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata.
Portofolio: Guru dapat meminta siswa untuk mengumpulkan karya-karya terbaik mereka dalam sebuah portofolio untuk menunjukkan pertumbuhan belajar mereka.
Rubrik penilaian: Guru dapat menggunakan rubrik penilaian yang jelas dan terperinci untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Memfasilitasi Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Pembelajaran diferensiasi: Guru dapat menyesuaikan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa.
Pembelajaran mandiri: Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar.
Refleksi: Guru dapat mendorong siswa untuk merefleksikan proses belajar mereka dan memberikan umpan balik terhadap pembelajaran mereka sendiri.
2. Sebagai contoh, kita akan mengambil tema "Lingkungan Hidup" untuk kelas 5 SD.
Menentukan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Besar:
Siswa mampu menganalisis dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan merancang solusi untuk masalah lingkungan di sekitar mereka.
Tujuan Khusus:
- Siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis polusi dan penyebabnya.
- Siswa dapat menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
- Siswa dapat merancang proyek sederhana untuk mengurangi sampah di lingkungan sekolah.
Mengembangkan Penilaian
Penilaian Awal: Tes pengetahuan awal tentang lingkungan.
Penilaian Proses: Observasi selama kegiatan kelompok, penilaian portofolio (poster, laporan proyek), jurnal refleksi siswa.
Penilaian Akhir: Presentasi proyek kelompok, tes tertulis tentang pemahaman konsep lingkungan.
Merancang Kegiatan Pembelajaran
Mulai dengan Pertanyaan Esensial: Apa yang membuat lingkungan menjadi sehat dan lestari?
Kegiatan Pembelajaran:
Menjelajahi: Menonton video dokumenter tentang kerusakan lingkungan, diskusi kelompok tentang masalah lingkungan di sekitar sekolah, membuat peta konsep tentang komponen lingkungan.
Menyelidiki: Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar sekolah (misalnya, jumlah sampah, kondisi sungai), mengumpulkan data tentang jenis sampah yang ditemukan, menganalisis data.
Menciptakan: Merancang poster atau slogan tentang pentingnya menjaga lingkungan, membuat komitmen pribadi untuk mengurangi sampah, membuat prototype produk ramah lingkungan (misalnya, tempat sampah organik dan non-organik dari bahan bekas).
Begitulah contoh aksi nyata bagaimana UbD membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Semoga bermanfaat.