Tim Geopark Nusantara Temukan Jejak Purbakala di Bojonegoro, Ada Fosil Gigi Hiu Hingga Hutan Purba
irwan sy June 13, 2025 09:31 PM

SURYA.co.id, BOJONEGORO — Kunjungan lapangan Tim Verifikasi Geopark Nasional (VGN) menemukan kekayaan bersejarah yang semakin memperkuat posisi Bojonegoro sebagai kawasan geologi penting di Indonesia.

Dalam ekspedisi revalidasi di empat kecamatan (Sugihwaras, Temayang, Bubulan, dan Sekar), Tim Geopark Nusantara Bojonegoro menemukan jejak purbakala berupa fosil gigi hiu yang tersimpan di geosite setempat, kamis (12/6/2025) kemarin.

Tim VGN tidak hanya mengamati lanskap, namun juga mendokumentasikan bagaimana masyarakat menjaga warisan geologis dan budaya mereka.

Salah satu temuan paling mencolok ada di Geosite Gigi Hiu di Desa Jono, Kecamatan Temayang.

Di tempat ini, teridentifikasi sisa-sisa fosil hewan laut purba yang mengindikasikan bahwa wilayah Bojonegoro bagian selatan dulunya merupakan dasar laut jutaan tahun silam.

“Kami menemukan indikasi kuat keberadaan fosil gigi hiu yang sangat potensial menjadi ikon geopark ini. Ini bukan hanya bernilai ilmiah, tapi juga bisa dikembangkan secara ekonomi melalui desain batik khas bermotif purbakala,” ungkap anggota Tim VGN Meliawati. 

Meliawati menyarankan agar motif batik Bojonegoro yang saat ini dominan dengan flora dan ikon daerah, dapat memperluas tema ke fosil-fosil purba yang ditemukan,

"Ini sebagai bentuk pelestarian sekaligus promosi geopark yang kreatif dan khas," sambungnya.

Sementara itu, di titik Geosite Kedung Lanthung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras.

Tim VGN menemukan lanskap aliran purba dengan potensi edukatif tinggi untuk ilmu geologi dan hidrologi.

Selanjutnya, tim menyambangi Culturesite Bathik di Desa Jono yang menjadi pusat UMKM batik Bojonegoro.

Di sinilah perpaduan antara budaya dan geologi mulai terasa.

Dari tangan-tangan terampil warga, batik bukan hanya soal seni, tapi juga catatan sejarah bumi.

Dari Temayang, tim bergerak ke Hutan Jati Bubulan, yang menjadi titik ketiga.

Di lokasi ini menjadi saksi biodiversitas hutan tropis kering di Jawa.

Pepohonan berumur ratusan tahun berdiri tegak sebagai penanda kesinambungan alam dan peradaban.

Perjalanan ditutup di Negeri Atas Angin, Desa Deling, Kecamatan Sekar.

Lokasi wisata yang menyajikan panorama perbukitan Bojonegoro bagian selatan.

Penggagas wisata Negeri Atas Angin, Didik mengemukakan bahwa kawasan ini tak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang memukau.

Menurutnya ada cerita rakyat tentang Bukit Cinta, yang dipercaya menjadi tempat pengikat janji sepasang kekasih dari zaman kerajaan.

“Sudah ada 21 pasangan yang membuktikan mitos ini. Konon, kalau mengucapkan ‘Cinta Berkeluarga’ di sini, akan segera mendapat jodoh,” ujar Didik,

Tim VGN menilai bahwa kekuatan utama Geopark Bojonegoro bukan hanya pada potensi geologinya, melainkan pada sinergi antara alam, budaya, dan partisipasi warga lokal yang menjaga warisan tersebut.

“Pesan saya, tidak cukup potensi saja, tantangan kedepan juga berat untuk melestarikannya. Geopark adalah milik bersama, milik masyarakat. Sebab kita lahir dan besar di tanah yang diberikan alam dan bumi yang dapat menciptakan beragam kebudayaan,” tutup Meliawati.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.