TIMESINDONESIA, GRESIK – Optimalisasi aset serta bagi hasil migas diusulkan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) baru yang bisa dimanfaatkan pemerintah daerah setempat.
Dua poin tersebut terungkap dalam Dialog Publik dengan tema 'Memaksimalkan Investasi untuk Meningkatkan PAD dan Menekan Angka Pengangguran' yang digelar di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik, Jumat (13/5/2025) siang.
Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif, Ketua DPRD Gresik M. Syahrul Munir, serta Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Gresik, Ismail Fahmi dengan dipandu Jurnalis Senior Syuhud Al-Manfaluty.
Dalam paparannya, Ketua DPRD Gresik M. Syahrul Munir menekankan pentingnya peran DPRD dalam mendorong kebijakan pro-investasi dan pro-lapangan kerja.
Politisi PKB tersebut juga mengingatkan bahwa pemerintah daerah tidak hanya mengandalkan sektor pajak sebagai sumber pendapatan, melainkan perlu menggali potensi lainnya, seperti pemanfaatan aset daerah yang belum termanfaatkan.
“Jika pemanfaatan aset daerah dimaksimalkan, lonjakan pendapatan akan sangat signifikan, bahkan bisa melampaui pendapatan dari sektor pajak,” ujarnya.
Syahrul menyebut, banyak aset daerah di Gresik yang hingga kini belum dikelola secara produktif. Padahal, jika dikelola dengan baik melalui kolaborasi lintas instansi, pemanfaatan aset tersebut bisa memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian.
“Ketika aset dikelola juga akan menciptakan peluang kerja, maka saya yakin akan menambah dan berkontribusi pada PAD kita,” ucapnya.
Syahrul juga menyinggung soal kebijakan kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berdampak pada kemampuan masyarakat dalam membayar pajak. Karena itu, dia menilai penting bagi pemerintah daerah untuk menyeimbangkan potensi pendapatan dari pajak dengan optimalisasi sumber pendapatan lain.
“Kalau kita fokus pada aset daerah, efeknya akan jauh lebih besar. Pemerintah perlu serius menggarap potensi ini," tegasnya.
Sementara itu, Plt Bupati Gresik Asluchul Alif menyampaikan bahwa Pemkab Gresik terus berupaya menciptakan iklim investasi yang ramah dan kondusif. Bahkan, sejak beberapa tahun terakhir, Gresik menjadi tempat favorit investor menanamkan modal.
“Kami melalui DPMPTSP terus memberikan kemudahan perizinan serta pelayanan terbaik bagi para investor. Gresik bahkan mencatatkan nilai investasi tertinggi di Jawa Timur sepanjang tahun 2024,” ujarnya.
Terkait potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kawasan industri, Wabup Alif mengatakan, pihaknya tengah menggali berbagai skema agar agar dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
“Kami terus mencari celah agar kawasan seperti KEK bisa memberikan kontribusi PAD dari berbagai sisi,” pungkasnya.
Diungkapkan Alif, Pemkab Gresik saat ini tengah berupaya dan memperjuangan bagi hasil dari pengeboran migas yang ada di Ujungpangkah. Kalau berhasil, ia yakin PAD akan meningkat signifikan.
“Kami terus berupaya meningkatkan pendapatan daerah, termasuk dari sektor migas. Ini sedang kami perjuangkan,” katanya.
Di sisi lain, pandangan pelaku usaha disampaikan oleh Ismail Fahmi dari HIPMI Gresik. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam membangun ekosistem investasi yang berkelanjutan.
HIPMI, kata Fahmi juga terus berupaya mengurangi pengangguran seperti pelatihan dan inkubasi bisnis dengan mengelola CSR anggota HIPMI itu sendiri.
"Kami di HIPMI selalu berkomitmen membantu pemerintah daerah dalam pengentasan pengangguran. Kami secara berkala juga menggelar digital marketing dan pelatihan kerja," tutupnya. (*)