TIMESINDONESIA, PASURUAN – Sabtu dini hari, 14 Juni 2025. Di tengah cuaca cerah dan jalan tol yang lengang, suara benturan keras memecah keheningan di Km 835.600/A Tol Pasuruan–Probolinggo. Dalam hitungan detik, dunia kehilangan sepasang jiwa: KH Taufik, Ketua PCNU Pamekasan, dan sang istri tercinta, Ny Hj Amiratul Mawaddah.
Keduanya duduk di baris penumpang mobil Toyota Innova Zenix Nopol N 1086 EL, yang tengah melaju dari arah Pasuruan menuju Probolinggo. Namun, kendaraan itu menghantam keras bagian belakang sebuah truk Mitsubishi yang tengah berada di jalur lambat.
Menurut petugas kepolisian, diduga kuat, sang sopir, Moh Sholehoddin (26), mengalami micro sleep. Yakni, kondisi tertidur sekejap tanpa sadar.
Kecelakaan tragis ini tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam bagi warga Pamekasan, Madura, tetapi juga membuka mata kita semua tentang bahaya laten di balik setir. Micro sleep, si pembunuh dalam diam.
Micro sleep adalah kondisi ketika seseorang tertidur selama beberapa detik tanpa disadari. Ini bukan tidur nyenyak, tapi cukup lama untuk membuat seseorang kehilangan kesadaran sejenak. Dan di jalan tol, dengan kecepatan tinggi, satu detik saja bisa berarti nyawa.
Menurut National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di Amerika Serikat, lebih dari 100.000 kecelakaan tiap tahun dipicu oleh kantuk saat berkendara. Di Indonesia, data Korlantas Polri menyebutkan bahwa kelelahan dan kurang tidur adalah penyebab utama kecelakaan fatal di jalan tol. Terutama pada malam dan dini hari.
Data Korlantas, micro sleep paling sering menyerang mereka yang mengalami kondisi berikut.
- Mengemudi jarak jauh tanpa istirahat
- Mengalami kurang tidur
- Berkendara di waktu tubuh secara alami mengantuk (jam 2–4 pagi atau sore hari)
Dari Sekejap Lengah ke Kehilangan Besar
Satu detik tidur itu telah merenggut dua kehidupan yang sangat berarti bagi masyarakat Madura. KH Taufik dikenal sebagai tokoh muda NU yang karismatik, ramah, dan aktif dalam dakwah serta kegiatan sosial di Pamekasan. Istrinya, Ny Hj Amiratul Mawaddah, adalah pendamping setia dalam setiap perjuangan sang kiai.
Keduanya, kini, telah tiada. Mobil ringsek, suara sirene mengerang, dan tubuh tak bernyawa menjadi saksi bisu tragedi yang mungkin bisa dihindari.
Dalam laporan resmi PJR dan Laka Lantas Polres Probolinggo Kota, truk yang ditabrak tengah berada di lajur lambat dan dalam kecepatan wajar. Namun karena micro sleep, pengemudi Innova tidak sempat menginjak rem atau menghindar. Mobil menghantam langsung bagian belakang truk hingga ringsek parah.
Kecelakaan ini mengingatkan kita semua bahwa melawan kantuk saat menyetir bukanlah bentuk keberanian, melainkan perjudian nyawa.
Tips mencegah micro sleep:
1. Istirahat setiap 2 jam sekali saat berkendara jauh
2. Tidur cukup minimal 7 jam sebelum perjalanan
3. Hindari mengemudi saat tubuh sedang dalam “jam biologis ngantuk”
4. Bila mulai merasa menguap terus-menerus, paksakan berhenti dan tidur sejenak (power nap)
5. Jangan andalkan kopi atau rokok — itu hanya menunda kantuk, bukan menghilangkan.
Kematian KH Taufik dan istri adalah duka mendalam, tapi juga alarm keras bagi kita semua. Jalan tol bukan tempat bermain-main dengan stamina. Setiap perjalanan harus dilengkapi bukan hanya dengan bensin, tapi juga kesadaran dan kesiapan fisik.
Di Pamekasan, ribuan warga hadir dalam berkabung. Mereka berdoa bukan hanya untuk almarhum dan almarhumah, tapi juga agar kejadian ini tak kembali terulang di keluarga lain.
Micro sleep tak mengenal siapa di balik kemudi—ulama, pejabat, rakyat biasa. Ia datang senyap, dan menghantam keras. Belajarlah dari tragedi ini: hargailah tubuhmu, cintai keluargamu, istirahatlah saat lelah. Karena satu detik terpejam bisa mengakhiri segalanya. (*)