USD Gelar Konferensi Internasional Produk Alami Berkelanjutan
GH News June 14, 2025 08:03 PM
-

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) menggelar konferensi internasional tentang Sustainable Natural Products in Healthcare atau ICSNPH 2025 di The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta. Konferensi tersebut digelar untuk mendorong kolaborasi global dalam inovasi produk alami berkelanjutan.

Konferensi internasional bertajuk "Interdisciplinary Approaches from Lab to Clinical Breakthroughs" itu berlangsung pada Kamis (12/6/2025). Acara tersebut dihadiri oleh 300 peserta dari 15 negara.

Agenda tersebut bertujuan untuk mempercepat pemanfaatan bahan alami dalam terapi modern seperti tanaman obat dan senyawa bioaktif. Konferensi tersebut mempertemukan peneliti, praktisi klinis, pelaku industri farmasi internasional, dan akademisi.

Pentingnya Sinergi Lintas Sektor

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, L. Rizka Andalusia, menjadi keynote speaker dalam konferensi tersebut. Rizka menekankan soal pentingnya sinergi antara praktisi, peneliti, dan regulator dalam mempercepat inovasi produk bahan alami.

"Kolaborasi ini krusial agar produk herbal Indonesia dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan nasional secara lebih luas dan efektif," ujar Rizka dalam paparannya seperti keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Jumat (13/6/2025).

Adapun tiga pembicara internasional yang mengisi acara tersebut yakni Prof. Dr. Tin Wui Wong dari Universiti Teknologi MARA Malaysia, Asst. Prof. Chanuttha Ploylearmsang dari Mahasarakham University Thailand, dan Ir. Ferry A. Soetikno dari PT Dexa Medica.

Prof. Tin Wui Wong membahas tentang nanoteknologi pengiriman obat paru. Adapun Prof. Chanuttha Ploylearmsang membahas soal praktik farmasi klinis Asia Tenggara. Sementara itu, Ir. Ferry A. Soetikno memaparkan perspektif industri terkait komersialisasi produk herbal.

Fokus pada Kemandirian Kesehatan Nasional

Dalam konferensi tersebut, 85 paper penelitian dihasilkan dan dipresentasikan dalam sesi oral dan poster. Prof. Raymond R. Tjandrawinata menyinggung soal digitalisasi industri farmasi 4.0. Sementara itu, Dr. Apt. Yosef Wijoyo dari USD memaparkan soal aspek sosial pelayanan farmasi.

"Kami ingin menjadikan USD sebagai pusat pertukaran gagasan inovatif dalam pemanfaatan produk alami untuk kesehatan," kata Dr. Apt. Dewi Setyaningsih, Dekan Fakultas Farmasi USD.

Penguatan kemandirian sektor kesehatan dengan memanfaatkan potensi lokal melalui standar ilmiah internasional menjadi salah satu fokus utama konferensi tersebut. Diketahui, Indonesia kaya akan spesies tanaman obat di mana terdapat 40.000 spesies tanaman, dengan 9.600 spesies berkhasiat obat yang dapat dikembangkan menjadi produk farmasi.

Tantangan Regulasi dan Uji Klinis

Ketua panitia ICSNPH 2025, Agustina Setiawati, menyebutkan tantangan masih dihadapi dalam aspek regulasi dan uji klinis produk herbal.

"Diperlukan kerja sama erat antara peneliti, industri, dan pemerintah untuk mengatasi hambatan ini," lanjutnya.

Dalam konferensi tersebut dibahas pula soal peluang ekspor produk herbal Indonesia. Saai ini, ekspor produk herbal di Indonesia baru mencapai nilai US$ 180 juta per tahun yang jauh dari potensi yang ada.

Adapun hasil konferensi tersebut akan dituangkan dalam prosiding ilmiah. Hasil tersebut nantinya dapat diakses oleh komunitas global dan diharapkan menjadi landasan penelitian lanjutan serta kebijakan publik.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.