Wanita Syok Diceraikan saat Hamil 6 Bulan, Suami Ngaku Ingin Kembali ke Mantan Istrinya
Randy P.F Hutagaol June 14, 2025 11:32 PM

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita membagikan kisah menyayat hati tentang perceraiannya saat tengah hamil enam bulan.

Ia ditinggalkan oleh suaminya yang memutuskan untuk kembali menjalin hubungan dengan mantan istrinya.

Kisah ini viral di media sosial karena menyentuh banyak orang dan menggambarkan bentuk pengkhianatan.

Dikutip dari Eva.vn, Sabtu (14/6/2025), wanita tersebut mengungkapkan bahwa awalnya pernikahannya berjalan baik dan penuh harapan.

Ia dinikahi secara sah dan tengah mengandung anak pertama mereka yang sangat dinanti oleh kedua keluarga.

Namun, di tengah kehamilan, sang suami mengajukan permintaan cerai. Alasannya, ia tidak bisa berhenti memikirkan mantan istrinya.

Menurut penuturannya, sang suami dan mantan istrinya mulai kembali berkomunikasi setelah bertemu dalam sebuah peringatan kematian.

Pertemuan tersebut berkembang menjadi obrolan singkat, lalu makan siang, hingga akhirnya suaminya menyatakan keinginannya untuk kembali menjalin hubungan dengan mantan pasangan yang telah menceraikannya lima tahun silam.

“Saat itu dia duduk di hadapanku dan berkata dengan tenang: ‘Kurasa aku harus berhenti, karena aku tidak bisa berhenti memikirkannya,’” tulis wanita itu dalam unggahannya.

Wanita tersebut tidak menangis saat itu. Ia mengaku bukan karena kuat, tetapi karena hatinya telah membeku.

Ia merasa menjadi orang asing dalam kisah cintanya sendiri, terutama ketika sang suami menyampaikan bahwa ia akan tetap membiayai anak tersebut, tetapi tidak bisa tinggal hanya karena merasa bertanggung jawab.

“Yang paling menyakitkan bukan karena dia meninggalkanku untuk orang lain, tapi karena dia pergi dengan begitu tenang dan sopan, seolah tidak menyakiti siapa pun,” tulisnya.

Sang suami bahkan tidak menyalahkannya atas apapun, dan hanya terus meminta maaf.

Wanita tersebut mengaku kecewa karena saat ia membutuhkan dukungan paling besar sebagai seorang ibu hamil, justru ia harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya ingin kembali ke masa lalunya.

Ia juga mempertanyakan apakah keputusannya untuk menjadi ibu dalam pernikahan yang rapuh adalah sebuah kesalahan.

Namun, dalam menghadapi situasi tersebut, ia memilih untuk tidak bertahan maupun melawan.

Ia hanya meminta satu hal agar ketika mereka resmi bercerai, sang suami menandatangani perjanjian untuk tidak memperebutkan hak asuh anak. Ia juga meminta agar anak tersebut menggunakan nama belakangnya. Permintaan itu disetujui sang suami tanpa banyak kata.

“Saya tahu, saat seorang pria ingin kembali ke mantannya, itu artinya ia sudah lama meninggalkan hidupmu, hanya saja kamu belum sadar,” katanya.

Selama sisa masa kehamilan, wanita ini tinggal bersama orang tuanya. Ia berusaha menjalani hidup baru sebagai calon ibu tunggal.

Ia melakukan aktivitas rutin seperti jalan pagi, membacakan buku untuk bayinya di malam hari, dan mencari informasi tentang menjadi ibu tunggal melalui forum dan video daring.

Meskipun mengaku terkadang merasa lemah, ia menegaskan tidak pernah menyesali keputusannya untuk mempertahankan anaknya.

“Mungkin aku tak bisa mempertahankan laki-laki itu, tapi aku bisa mempertahankan sebagian cintaku dalam bentuk seorang anak,” ujarnya.

Ia juga menutup kisahnya dengan kalimat yang menyentuh.

“Aku masih tidak menangis. Bukan karena aku tidak merasakan sakit. Tapi karena aku tahu, ada rasa sakit yang tak perlu diteriakkan agar orang lain mengerti. Cukup anak ini, saat ia dewasa, tahu bahwa ibunya telah mengatasi segalanya,” ungkapnya.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.