Populer: PHK di AS Melonjak; Emas RI Berpotensi Naik Imbas Konflik Israel-Iran
kumparanBISNIS June 15, 2025 03:40 PM
Kabar mengenai permohonan berulang untuk tunjangan di Amerika Serikat (AS) yang melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2021 karena banyak warga AS kena PHK menjadi salah satu berita populer sepanjang Sabtu (14/6).
Kemudian, terdapat juga perang antara Israel dan Iran yang turut mengerek proyeksi harga logam mulia di Indonesia. Berikut ringkasannya:
Banyak PHK, Klaim Pengangguran AS Tertinggi Sejak 2021
Permohonan untuk tunjangan pengangguran di AS yang sangat melonjak sejak 2021 tersebut menandai bahwa semakin banyak warga yang kehilangan pekerjaan.
Mengutip laporan Departemen Ketenagakerjaan AS, sebanyak 1,7 juta orang menganggur selama lebih dari 27 minggu atau hingga April 2025. Berdasarkan data tersebut, jumlah pengangguran di AS naik 179.000 orang dibanding bulan Maret 2025.
Mengutip Bloomberg, Minggu (15/6), klaim berkelanjutan merupakan indikator jumlah orang yang masih menerima tunjangan naik menjadi 1,96 juta pada pekan yang berakhir 31 Mei. merupakan angka tertinggi dalam jajak pendapat Bloomberg dan melampaui seluruh perkiraan para analis.
Selain itu, klaim awal yang telah disesuaikan secara musiman untuk meredam fluktuasi mingguan juga meningkat, dengan rata-rata pergerakan empat mingguan mencapai 240.250, tertinggi sejak Agustus 2023.
Perbesar
Ilustrasi Amerika Serikat. Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
Kondisi ini mengindikasikan pelemahan di pasar tenaga kerja. Lonjakan tajam dalam klaim berkelanjutan terjadi seiring dengan melambatnya proses perekrutan, yang menunjukkan bahwa pencari kerja kini lebih kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.
Namun demikian, peningkatan ini juga dipengaruhi oleh efek musiman seperti libur Memorial Day dan awal liburan sekolah di sejumlah negara bagian, yang umumnya membuat data menjadi lebih bergejolak.
Harga Emas RI Diprediksi Naik Imbas Perang Israel-Iran
Pengamat memprediksi harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2,3 juta per gram di kuartal III 2025 jika konflik antara Israel dan Iran terus berlanjut dan memicu ketidakpastian pasar keuangan global.
"Kalau kita lihat untuk logam mulia di Indonesia sendiri, kemungkinan besar Rp 2.150.000 akan tercapai. Karena targetnya itu Rp 2.300.000, sebelum mencapai Rp 2.300.000, Rp 2.150.000 kemungkinan akan tercapai,” ujar kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, ketika dihubungi kumparan, dikutip Minggu (15/6).
Kata Ibrahim, konflik yang belum mereda di Timur Tengah akan terus mendorong investor memburu emas sebagai aset lindung nilai.
Perbesar
Pedagang mengambil emas batangan PT Antam di toko emas di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (23/4). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perencana keuangan Andy Nugroho juga mengatakan hal yang sama bahwa sentimen pasar dalam jangka pendek hingga menengah akan tetap mendukung penguatan emas. Konflik yang memanas akan membuat investor untuk semakin mengamankan asetnya di instrumen yang aman seperti emas.
Menurutnya, logam mulia saat ini dianggap sebagai pilihan investasi yang lebih menarik dibandingkan aset lain seperti dolar AS, terutama di tengah situasi ketidakpastian yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Andy juga menambahkan bahwa selain emas, instrumen seperti obligasi negara, termasuk Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan sukuk ritel yang bisa menjadi opsi investasi yang menarik. Instrumen ini dinilai lebih aman dibandingkan saham dan reksa dana, tetapi tetap mampu memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito.