TIMESINDONESIA, SUMBAWA – Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga kaya akan tradisi dan budaya yang masih lestari hingga kini.
Salah satu wujud paling mencolok dari warisan budaya tersebut adalah rumah adat Sumba, yang tidak hanya unik dari segi arsitektur, tetapi juga sarat makna spiritual dan budaya.
“Rumah adat Sumba adalah simbol budaya yang tetap dijaga hingga sekarang. Selain bentuknya yang khas, rumah adat ini memiliki makna spiritual yang sangat mendalam,” ujar pemerhati budaya Sumba, Umbu Nai Retang, Minggu (15/6/2025).
Dalam bahasa lokal, rumah adat tradisional ini disebut Umma. Rumah-rumah tersebut dibangun menggunakan material alami seperti kayu, bambu, serta atap dari jerami atau ilalang.
Desainnya berupa rumah panggung dengan dinding dari kayu atau anyaman bambu, atap bertingkat berumbai, dan menjulang tinggi hingga 10 hingga 30 meter, menyerupai menara.
Menurut Umbu Retang, bentuk rumah adat Sumba mencerminkan filosofi kehidupan dan keyakinan masyarakat Sumba yang menganut kepercayaan Marapu.
"Rumah adat ini adalah simbol kebersamaan dan spiritualitas, yang diwariskan secara turun-temurun sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta sebagai penghubung dengan alam spiritual," jelasnya.
Setiap bagian dari rumah adat Sumba memiliki makna simbolik yang dalam. Atap yang menjulang tinggi melambangkan hubungan manusia dengan para dewa, bagian bawah rumah menggambarkan dunia arwah nenek moyang, sementara ruang tengah menjadi tempat kehidupan sehari-hari yang mewakili dunia manusia.
"Rumah adat Sumba adalah cerminan kekayaan budaya dan kearifan lokal. Memahaminya bukan sekadar menghargai bentuk bangunan, tetapi juga mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya," ujar Umbu.
Ia menambahkan, upaya pelestarian rumah adat ini sangat penting agar terus menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Sumba, sekaligus bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai. (*)