Iran dan Israel Saling Serang, Pengusaha RI Waswas Kena Getahnya
GH News June 15, 2025 07:03 PM

Memanasnya konflik antara Israel dengan Iran dinilai tidak akan berdampak langsung terhadap perekonomian maupun iklim usaha di Indonesia. Sebab selama ini volume perdagangan antara Indonesia dengan kedua negara ini sangatlah minim.

"Kita kan kalau perdagangan dengan Israel dan Iran kan sangat minim ya, sangat kecil. Tapi karena dia mempengaruhi perekonomian global, ya kena ke kita juga," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani kepada wartawan di Menara Kadin Jakarta, Minggu (15/6/2025).

Meski begitu, ia tidak memungkiri jika ketegangan di Timur Tengah ini akan berdampak terhadap perekonomian global seperti kenaikan harga minyak dunia yang kemudian dapat meningkatkan biaya logistik. Dampak secara global inilah yang kemudian secara tidak langsung akan mempengaruhi pengusaha Tanah Air.

"Jadi pengaruhnya lebih ke pengaruh karena dampak perekonomian global. Jadi mengenai harga minyak, kemudian dari sisi logistik. Jadi dia mempengaruhi ekonomi global kemudian mempengaruhi Indonesia," kata Shinta.

Shinta sendiri belum bisa memastikan seberapa besar dampak konflik Israel-Iran terhadap iklim usaha dalam negeri. Sebab konflik ini baru saja terjadi, dan pihaknya masih harus mengamati perkembangan kondisi perekonomian global terlebih dahulu.

"Ya ini kita mesti lihat, tergantung ini seberapa panjang nih dampaknya.
Ini kan baru ya, jadi kita masih mesti melihat dulu kondisinya seperti apa," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie menyebut meningkatnya ketegangan di Timur Tengah imbas konflik bersenjata Israel dengan Iran dapat menjadi tantangan terhadap iklim usaha di Indonesia.

Salah satu yang menjadi sorotannya terkait pengiriman tenaga kerja Indonesia ke wilayah-wilayah di Timur Tengah. Sebab para penyalur tenaga kerja ini harus lebih memperhatikan keamanan para pekerja migran di kawasan tersebut.

"Kadin tuh selalu melihat semua tantangan itu harus diperhatikan dengan baik, tapi juga satu peluang. Tantangannya ialah tentu kita mesti hati-hati mengirim pelanggan kerja kita ke Timur Tengah," kata Anindya.

Meski begitu ia mengaku para pengusaha tidak begitu khawatir atas konflik di Timur Tengah ini terhadap usaha penyaluran tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Sebab menurutnya masih banyak kawasan atau negara yang membutuhkan tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia.

"Nah, di sini kita melihat tenaga kerja ini juga dibutuhkan di mana-mana, karena pasti ada pertumbuhan di tempat lain. Tapi bukan berarti kita khawatir semena-mena bahwa Timur Tengah itu tidak ada jalan keluarnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.