Pohon Keramat Usia 1000 Tahun di Makam Syekh Brubuh Pacitan Tumbang Dihantam Badai
GH News June 16, 2025 06:06 PM

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sebuah pohon jambu kelompok yang diyakini berusia lebih dari 1.000 tahun tumbang dan menimpa area makam keramat Syekh Brubuh, Sabtu (14/6/2025) sore. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan deras mengguyur kawasan Pacitan, Jawa Timur, disertai angin kencang dan sambaran petir.

Pohon besar dengan tinggi lebih dari 10 meter itu roboh tepat di area pusara Syekh Brubuh, ulama asal Persia yang dipercaya sebagai penyebar Islam pertama di wilayah selatan Pulau Jawa. Kejadian tersebut membuat sejumlah bangunan di area makam mengalami kerusakan cukup parah.

Pohon-jambu-kelampok-berusia-seribu-taun-2.jpg

“Saat itu hujan deras disertai angin kencang dan petir. Tidak lama kemudian pohonnya roboh,” terang kuncen makam Syekh Brubuh, Husnuddin (54), saat ditemui TIMES Indonesia di lokasi pada Senin (16/6/2025).

Akibat tumbangnya pohon keramat tersebut, satu bangunan rumah kecil di atas nisan Syekh Brojo, yang terletak di sisi timur komplek makam Syekh Brubuh, rata dengan tanah. 

Selain itu, sebagian atap bangunan makam juga rusak tertimpa batang pohon, disertai pecahnya sejumlah asbes, pagar makam rusak dan lantai keramik yang retak.

Pohon-jambu-kelampok-berusia-seribu-taun-3.jpg

Evakuasi dilakukan secara manual oleh warga setempat dibantu para relawan. Proses pembersihan berlangsung cukup lama, memakan waktu hampir lima jam. 

Dua unit gergaji mesin dan sejumlah alat seadanya digunakan untuk memotong batang dan cabang pohon agar tidak membahayakan area makam yang masih tersisa.

Lokasi makam Syekh Brubuh berada di Jalan WR Supratman, tepat di belakang Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pacitan. 

Meski keberadaan makam ini masih menyimpan misteri, masyarakat lokal percaya bahwa Syekh Brubuh merupakan sosok penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa bagian selatan.

Fenomena ziarah ke makam Syekh Brubuh dalam beberapa tahun terakhir memang menunjukkan peningkatan.

Tak hanya dari Pacitan, peziarah juga datang dari wilayah Karesidenan Madiun hingga Jawa Tengah.

Banyak di antara mereka yang berasal dari kalangan santri, kyai, dan komunitas pengajian.

Tradisi lokal semacam nyadran sempat menjadi agenda rutin warga, sebelum kemudian mengalami transformasi menjadi kegiatan keagamaan yang lebih terstruktur, seperti pembacaan shalawat, tahlilan, dan doa bersama.

"Harapannya ada yang mau membantu memperbaiki makam ini agar peziarah nyaman saat ke sini," harap Husnuddin. 

Bagi sebagian warga Pacitan, pohon jambu kelompok yang tumbang itu tak hanya sekadar pohon tua, melainkan bagian dari situs yang disakralkan. 

Tumbangnya pohon yang pangkalnya sebagian lapuk dimakan usia tersebut menjadi perhatian tersendiri, karena selama ini dianggap memiliki nilai spiritual sekaligus historis.

"Anehnya, pohon itu sebelum tumbang mengarah ke barat, tapi ternyata ambruknya malah ke timur," ungkap Husnuddin terheran-heran. 

Hingga berita ini diturunkan, pengurus makam dan real awan masih membersihkan sisa-sisa pohon yang menimpa area sekitar. Pemkab Pacitan diharapkan juga ikut andil melakukan perbaikan area makam Syekh Brubuh yang tertimpa pohon besar itu. (*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.