Menag Sebut 8 Syarikah Ada Positif dan Negatifnya, Pastikan Segera Dievaluasi
kumparanNEWS June 17, 2025 11:20 AM
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memastikan akan segera mengevaluasi pelayanan ibadah haji 2025. Pada tahun ini ada delapan syarikah atau perusahaan swasta yang melayani ratusa ribu jemaah haji Indonesia.
Syarikah yang melayani jemaah Indonesia, yaitu Al-Bait Guest, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.
“Sebetulnya syarikah-syarikah ini ada positif, negatifnya juga. Kalau syarikahnya tunggal, itu kan kesannya monopoli ya, tapi kalau syarikahnya banyak, itu juga ada dampaknya seperti kemarin,” kata Nasaruddin di Jeddah, Arab Saudi, Senin (16/6).
Perbesar
8 syarikah yang layani haji Indonesia 2025 Foto: Kemenag RI
Adanya delapan syarikah tersebut berimbas pada potensi terpisahnya jemaah haji yang berbeda syarikah saat di Makkah. Sebab, layanan untuk jemaah haji di Makkah kemarin berbasis syarikah, bukan kloter, seperti periode sebelumnya.
PPIH Arab Saudi lalu membuat kebijakan bagi pasangan jemaah, yaitu suami dan istri, lansia atau disabilitas dengan pendampingnya yang terpisah hotel disatukan lagi.
“Tapi saya pikir kalau sistem ini jalan, nggak ada masalah banyak atau sedikitnya. Yang penting komunikasi data itu sangat penting,” ujar Nasaruddin.
Perbesar
Petugas membantu jemaah haji lanjut usai yang ikut safari wukuf. Foto: Moh Fajri/kumparan
Tak hanya soal jumlah syarikah, Nasaruddin memastikan evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh. Evaluasi rencananya dilakukan setelah fase kepulangan jemaah haji Indonesia yang saat ini masih berlangsung.
“Pasti banyak evaluasi kita kan, misalnya ada hal-hal yang tidak bisa berlaku, tidak boleh terulang di masa-masa akan datang. Misalnya database yang berbeda dengan database di syarikah,” ungkap Nasaruddin.
Perbesar
Koper jemaah haji diperiksa dulu di gudang kargo sebelum dibawa ke bandara. Foto: Moh Fajri/kumparan
Nasaruddin menegaskan segala persoalan yang terjadi pada haji tahun ini, seperti kapasitas tenda saat Armuzna tak sesuai dengan jumlah jemaah jangan sampai terulang lagi.
“Kemudian juga keterlambatan makanan beberapa hotel, ya. Itu karena ada faktor-faktor teknis yang lain. Tapi itu insyaallah kita akan atasi,” tutur Nasaruddin.