Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak menandatangani draf pernyataan bersama G7 yang menyerukan deeskalasi konflik antara Israel dan Iran. Hal itu disampaikan seorang pejabat AS pada Senin (16/6).
Draf pernyataan tersebut memuat seruan menjaga stabilitas, termasuk di pasar energi, serta penegasan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dan bahwa Israel memiliki hak membela diri. Namun, Trump memilih tidak memberikan persetujuan.
Keputusan diambil menjelang akhir KTT G7 di Kanada yang berlangsung hingga Selasa (17/6).
Menurut Gedung Putih, Trump meninggalkan pertemuan lebih awal karena perkembangan situasi di Timur Tengah.
“Banyak yang telah dicapai, tetapi karena apa yang terjadi di Timur Tengah, Presiden Trump akan meninggalkan negara itu malam ini setelah makan malam dengan para Kepala Negara,” ujar Sekretaris Pers Karoline Leavitt dalam pernyataan di platform X, dikutip dari Reuters.
Tawaran Gencatan Senjata
Perbesar
Presiden AS Donald Trump melambaikan tangan saat berjalan menuju Helikopter Marine One di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (22/5/2025). Foto: Mandel Ngan/AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkap bahwa Trump sebenarnya telah menyampaikan tawaran gencatan senjata antara Israel dan Iran.
“Tawaran itu dibuat khusus untuk mendapatkan gencatan senjata dan kemudian memulai diskusi yang lebih luas,” kata Macron kepada wartawan.
Ia menambahkan, saat ini tinggal menunggu apakah kedua belah pihak akan merespons ajakan tersebut.
Para diplomat Eropa dan Kanada mengatakan pembahasan soal konflik Israel-Iran masih terus berlangsung selama KTT.
Dalam lima hari, Iran melaporkan 224 kematian, 90 persennya merupakan warga sipil. Sementara Israel mencatat setidaknya 24 warga tewas akibat gempuran Iran.
Menurut Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, hampir 3.000 warga Israel telah dievakuasi karena kerusakan akibat serangan Iran.
Tanpa Komunike Final
Perbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menyambut Perdana Menteri Kanada yang baru dilantik Mark Carney di istana kepresidenan Elysee, Paris, Prancis pada 17 Maret 2025. Foto: Ludovic Marin/AFP
Sebagai tuan rumah, Kanada menahan upaya menyusun komunike komprehensif guna mencegah insiden serupa pertemuan puncak 2018. Saat itu Trump menarik dukungan terhadap komunike final setelah meninggalkan acara.
Beberapa dokumen draf G7, termasuk soal migrasi, kecerdasan buatan, dan mineral penting telah disiapkan.
Namun menurut sumber diplomatik, tak satu pun mendapat persetujuan dari AS.
“Tanpa Trump, tidak jelas apakah akan ada deklarasi apa pun,” kata seorang diplomat Eropa.
Selain anggota tetap G7—AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang—KTT kali ini juga mengundang negara-negara mitra seperti India, Brasil, Australia, Korea Selatan, Meksiko, Afrika Selatan, Ukraina, termasuk Indonesia.