Tak sekadar meraih penghargaan, Jaksa Saepul Uyun Sujati membawa pesan perubahan dari balik panggung Adhyaksa Awards 2024. Sebagai penerima penghargaan untuk kategori Jaksa Inovatif dalam Penegakan Hukum, ia menekankan pentingnya menjadikan inovasi sebagai budaya kerja di lingkungan kejaksaan.
"Penting sekali, apalagi inovasi ini terobosan di bidang hukum. Makanya mari kita jadikan inovasi ini sebagai budaya kerja agar institusi kejaksaan semakin relevan dan hadir nyata dalam kehidupan masyarakat," ujar Saepul dihubungi detikcom, Selasa (17/6/2025).
Saepul pun mengenang bagaimana dirinya yang sempat merasa grogi saat menerima penghargaan karena harus berbicara di hadapan jajaran pejabat tinggi. Namun, rasa bangga karena bisa tampil di forum nasional tetap menjadi pengalaman yang membekas.
"Tamu yang hadir di situ kan pejabat utama ya dari Kejaksaan Agung, ada juga Menteri. Grogi karena baru pertama kali, tapi juga bangga karena tidak semua orang dapat kesempatan itu," ujarnya.
Inovasi yang digagas Saepul berawal dari permasalahan sederhana dalam penanganan barang bukti. Ia yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pemulihan Aset dan Barang Bukti menemukan celah dalam sistem pencatatan manual yang rawan kehilangan data.
"Awalnya itu karena barang bukti dicatat manual di kertas, gampang hilang dan bingung ini perkara yang mana. Dengan sistem QR code, semua jadi tercatat dan bisa dikenali tinggal scan saja," jelasnya.
Sistem itu kemudian berkembang dan diberi nama SIPBB atau Sistem Informasi Penelusuran Barang Bukti. Tidak hanya digunakan internal, layanan ini kini terbuka untuk publik.
"Sekarang masyarakat bisa akses juga, bisa daftar pengembalian barang bukti secara online. Sudah kami sediakan portal websitenya, dan sampai sekarang masih dipakai," ujarr Saepul.
Meski bukan berasal dari latar belakang teknologi, Saepul tak ragu untuk berinovasi. Ia menyebut pentingnya mengikuti perkembangan zaman untuk memperkuat kinerja penegakan hukum.
"Kalau tantangan sih nggak ada ya, cuma saya kan basic-nya hukum bukan teknologi. Tapi saya mah gas aja, pokoknya kita berkarya dulu, berbuat aja dulu," katanya.
Saepul juga menyampaikan pesan bagi jaksa-jaksa sepertinya untuk mulai berpikir kreatif di tengah perubahan zaman. Menurutnya, inovasi bukan hanya soal digitalisasi tapi juga soal efisiensi dan kebermanfaatan hukum bagi masyarakat.
"Inovasi hukum bukan sekadar bikin aplikasi, tapi bagaimana menyederhanakan proses hukum supaya lebih efektif, efisien dan humanis. Apalagi sekarang teknologi sudah jadi bagian dari dinamika masyarakat," jelasnya.
Ia menilai penghargaan seperti Adhyaksa Awards menjadi pengingat bahwa jaksa juga perlu melek teknologi. Teknologi dinilai mampu memperkuat peran kejaksaan dalam berbagai lini pelayanan hingga penanganan perkara.
"Jaksa harus melek teknologi, setidaknya paham bagaimana teknologi bisa mendukung tugas. Mulai dari pelayanan administrasi sampai penanganan perkara, semua bisa dibantu," tutupnya.
Saepul Uyun Sujati merupakan pemenang Adhyaksa Awards 2024 nominasi Jaksa Inovatif dalam Penegakan Hukum. Adhyaksa Awards sendiri kini kembali hadir dengan menambah 2 nominasi baru.
Masyarakat dapat memberikan penilaian dan masukan kepada panitia siapa saja jaksa yang layak mendapatkan Adhyaksa Awards 2025. Panitia berharap masyarakat memberikan informasi dengan benar, runut, dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Masyarakat dapat mengisi form di sini.