Studi: Anak Picky Eater Bisa Jadi karena Genetika
kumparanMOM June 17, 2025 08:20 PM
Moms, apakah anak Anda tergolong picky eater atau suka pilih-pilih makanan? Kondisi ini sering kali membuat frustrasi, ya. Apalagi jika kebiasaan pilih-pilih makanan ini sudah mulai berdampak pada berat badan si kecil.
Banyak yang beranggapan bahwa kebiasaan pilih-pilih makanan ini karena pola asuh dan lingkungan yang kurang baik. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar, Moms. Sebab menurut riset gabungan dari University College London, King's College London, dan University of Leeds, hal ini bisa jadi karena genetika.
Tapi, yang perlu dipahami, genetika adalah unik dan berbeda-beda pada setiap orang. Sehingga saudara kandung, bahkan saudara kembar pun, memiliki genetika yang berbeda, termasuk preferensi makan mereka, Moms.
"Kami ingin menekankan bahwa perilaku tersebut bukan disebabkan oleh pola asuh yang buruk. Perbedaan yang kita lihat antara anak-anak dalam hal pilih-pilih makanan mungkin sebagian besar disebabkan oleh perbedaan genetik di antara mereka," kata Zeynep Nas, PhD, seorang peneliti UCL dan salah satu penulis utama studi tersebut dikutip dari Parents.

Penjelasan soal Riset Terkait Hubungan Genetika dan Picky Eater

Ilustrasi anak menolak makanan saat bertamu Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menolak makanan saat bertamu Foto: Shutterstock
Para peneliti membandingkan data dari 4.804 saudara kembar Inggris yang lahir pada tahun 2007. Mereka mengamati kesamaan dalam perilaku pilih-pilih makanan antara saudara kembar non-identik yang biasanya memiliki 50% gen yang sama dan saudara kembar identik yang memiliki 100%.
Data dikumpulkan dari serangkaian kuesioner yang diminta untuk diisi oleh orang tua si kembar saat anak-anak mereka berusia 16 bulan, 3, 5, 7, dan 13 tahun.
Penelitian tersebut akhirnya menyimpulkan bahwa anak kembar nonidentik kurang mirip dalam perilaku makan mereka dibandingkan dengan anak kembar identik, yang menunjukkan adanya hubungan genetik yang besar.
“Kami berharap bahwa hal ini akan meringankan sebagian rasa bersalah dan menyalahkan yang dialami oleh banyak orang tua dan bahwa hal ini meyakinkan bagi banyak orang untuk mengetahui bahwa genetika memainkan peran besar dalam menjelaskan mengapa beberapa anak lebih rewel daripada yang lain tentang makanan yang ingin mereka makan,” kata Dr. Nas.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa perilaku pilih-pilih makanan meningkat antara usia 16 bulan hingga 7 tahun, kemudian menurun saat anak tersebut mendekati masa remaja.
Perlu diingat, saat ini tidak ada tes genetik untuk perilaku pilih-pilih makanan, Moms. Meskipun menurut dr. Nas, saat ini ada riset yang sedang berjalan terkait hal tersebut.

Hubungan Picky Eater dan Lingkungan

Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa genetika merupakan faktor utama dalam pilih-pilih makanan, lingkungan tempat anak mengembangkan keterampilan makan mereka tidak boleh diabaikan.
Para peneliti mengatakan pengaruh lingkungan yang sama, seperti waktu makan dan lingkungan rumah, hanya signifikan selama masa balita, tetapi penelitian tersebut tidak mengungkapkan alasannya.
Di sisi lain, lingkungan yang tidak sama, seperti kelompok sebaya yang unik atau penyakit individu, dapat terus memengaruhi pemberian makan sepanjang masa kanak-kanak dan hingga masa remaja.
"Fakta bahwa kecenderungan untuk menjadi pemilih makanan berada di bawah pengaruh genetik tidak berarti bahwa lingkungan tidak penting. Faktanya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa masa balita dapat menjadi jendela kesempatan utama untuk mendukung anak-anak dengan masalah makan yang pilih-pilih," kata dr. Nas.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.