Iran Pakai Rudal Baru untuk Serang Markas Mossad Israel, Tak Terdeteksi dan Tak Bisa Dicegat
Nuryanti June 18, 2025 08:32 AM

TRIBUNNEWS.com - Iran menggunakan rudal baru saat menyerang markas intelijen Israel, Mossad, di Tel Aviv, Selasa (17/6/2025).

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Iran, Brigjen Reza Talaei-Nik, mengklaim rudal baru yang digunakan untuk menyerang markas Mossad itu tak terdeteksi dan tak bisa dicegat.

Ia mengatakan rudal itu digunakan untuk pertama kalinya.

"Dalam serangan hari ini, kami mengerahkan rudal yang tidak dapat dilacak atau dicegat," katanya, Selasa, dilansir IRNA.

Talaei-Nik memastikan Israel akan menyaksikan lebih banyak lagi rudal-rudal serupa.

Lebih lanjut, Talaei-Nik menyebut markas Mossad diserang menggunakan dua rudal berpemandu presisi, meskipun ada "lapisan pertahanan tebal" yang mengelilingi fasilitas tersebut.

Ia menyatakan serangan itu menunjukkan kerentanan Israel dalam apa yang telah lama dianggap sebagai salah satu aparat intelijen dan keamanan paling canggih di kawasan tersebut.

Talaei-Nik juga menyebut Israel tak siap menghadapi konflik berkepanjangan dengan Iran.

"Berdasarkan pengalaman selama 75 tahun dan berbagai faktor militer dan non-militer serta pertimbangan strategis lainnya, rezim Zionis tidak dapat bertahan dalam perang yang panjang," tuturnya.

Ia menambahkan, Angkatan Bersenjata Iran telah dipasok senjata dan peralatan canggih sebagai antisipasi potensi permusuhan.

"Banyak sistem canggih kami bahkan belum dikerahkan," pungkas Talaei-Nik.

Israel Membantah

Di sisi lain, Israel membantah klaim Iran yang mengaku telah berhasil menargetkan markas Mossad.

Israel mengatakan, serangan itu justru mengenai tempat parkir bus, dikutip dari NDTV.

Sementara itu, video penyerangan diduga menargetkan markas Mossad, beredar luas di media sosial.

Video itu memperlihatkan bangunan-bangunan dilalap api.

"Pagi ini, pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) melancarkan serangan terhadap pusat intelijen militer tentara rezim Zionis, Aman, dan pusat perencanaan operasi teroris rezim Zionis, Mossad, di Tel Aviv, meskipun Israel memiliki sistem pertahanan canggih, dan pusat ini sekarang terbakar," kantor berita Tasnim mengutip pernyataan IRGC.

Kedua negara telah saling serang sejak Israel melancarkan Operasi Rising Lion pada 13 Juni 2025.

Serangan balasan Iran sejak Jumat (13/6/2025), telah menewaskan lebih dari 20 orang di Israel, sedangkan kementerian kesehatan Teheran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka akibat serangan Zionis.

Panglima Mabes Khatam al-Anbiya Terbunuh

Serangan Israel ke Iran pada Selasa, telah menewaskan Panglima Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya, Mayjen Ali Shadmani.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Shadmani secara de facto adalah komandan militer paling senior Iran, kepala staf perang, dan dianggap sebagai tokoh militer terdekat yang tersisa dari Pemimpin Tertinggi, Ali Khamenei.

"Dia memimpin Garda Revolusi dan Angkatan Bersenjata Iran," kata IDF, Selasa, menurut laporan The Times of Israel.

IDF menambahkan, di bawah komando Shadmani, Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya "bertanggung jawab untuk mengelola operasi tempur dan menyetujui rencana serangan Iran."

"Dalam berbagai perannya, ia memiliki pengaruh langsung terhadap rencana ofensif Iran yang menargetkan Israel," jelas IDF.

IDF mengatakan Shadmani sebelumnya menjabat sebagai wakil markas besar Khatam-al Anbiya dan sebagai kepala operasi di angkatan bersenjata Iran.

Shadmani sendiri baru menjabat Panglima Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya selama empat hari.

Ia ditunjuk Khamenei pada Jumat (13/5/2025), untuk menggantikan Letnan Jenderal Gholamali Rashid yang tewas akibat serangan Israel di hari yang sama.

Sebelumnya, sudah ada nama Gholamali Rashid, Mahmoud Bagheri, Davoud Sheikhian, Mohammad Bagher Taherpour, Mansour Safarpour, Masoud Tayeb, Khosrow Hassani, Javad Jursara, dan Mohammad Aghajafari.

(Pravitri Retno W)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.