COO Danantara Larang Pejabat BUMN Main Golf di Hari Kerja
kumparanBISNIS June 18, 2025 07:20 PM
Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia menegaskan komitmennya untuk beroperasi secara transparan dan profesional dalam mengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan kesiapannya menjawab segala pertanyaan publik tanpa ada yang disembunyikan, demi meluruskan persepsi keliru tentang Danantara.
"Kami ingin Danantara dipahami publik dengan jelas. Tidak ada yang perlu ditutupi, semua fine untuk dikomunikasikan secara terbuka," ujarnya dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), Rabu (18/6).
Dony juga mendorong reformasi budaya kerja BUMN. Dia menyampaikan lima pesan kepada direksi yakni tidak boleh berutang budi, tidak boleh ada tekanan dalam bekerja, dilarang main golf di hari kerja karena buruk di mata publik, protokol seperti ajudan berlebihan ditiadakan, dan istri direksi dilarang ikut campur urusan kantor.
“Saya tidak suka direksi yang menghabiskan waktu bermain golf di hari kerja, karena itu memberikan persepsi buruk kepada masyarakat, dan juga saya tidak ingin istri direksi terlibat dalam urusan kantor, seperti menentukan dekorasi atau acara, karena kantor bukan warisan keluarga,” ungkap Dony.
“Dan kini saya senang lihat direksi BUMN kini datang ke saya untuk rapat tanpa ajudan. Ini budaya kerja baru yang profesional," lanjutnya.
Perbesar
Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria berjalan untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Dony menyebutkan, berbeda dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) negara lain yang mengelola kelebihan APBN, Danantara berbasis return dari pengelolaan BUMN, mirip model Temasek di Singapura.
Menurut Dony, banyak anggapan keliru bahwa Danantara mengambil dana operasional BUMN seperti perbankan PT Bank Mandiri atau PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
"Itu salah. Yang diinvestasikan adalah return dari pengelolaan BUMN, bukan aset atau dana operasionalnya," tegasnya.
Dony mengatakan, Danantara mengelola dua superholding yaitu Danantara Asset Management untuk BUMN dan Danantara Investment Management untuk investasi.
Keduanya dirancang secara terpisah untuk memisahkan risiko agar tidak seperti kasus 1MDB. Konsolidasi ini memungkinkan dividen BUMN, yang kini mencapai Rp 150 triliun, melebihi target APBN Rp 98 triliun, dikelola untuk penguatan BUMN dan investasi, tanpa perlu Penyertaan Modal Negara (PMN) yang berbelit.
"Telkomsel untung besar, tapi tak bisa bantu Indofarma yang kesulitan gaji Rp 3 miliar. BRI laba Rp 60 triliun, tapi tak ada mekanisme membantu," ungkap Dony.