Guncangan Realita, Tantangan Jurnalisme Indonesia di Masa Depan
Safira Amalia Saskia Putri June 18, 2025 07:40 PM
Perkembangan teknologi membawa era baru dalam jurnalisme. Dari media konvensional ke media digital. Berbagai platform mulai bertransformasi menyajikan berita dengan lebih modern. Di era serba digital, cara masyarakat mengonsumsi berita berubah sehingga media harus beradaptasi dan berinovasi menyesuaikan selera generasi sekarang.
Banyak masyarakat sekarang membaca berita melalui media digital. Industri media dapat beralih menayangkan berita melalui platform digital. Pesatnya perkembangan teknologi mengharuskan industri media menemukan cara penyampaian yang efektif dan efisien. Generasi sekarang cenderung menyukai konten dengan visual atraktif, interaktif, dan berdurasi pendek. Media dapat memakai cara ini untuk meraih lebih banyak audience sehingga jurnalisme dapat terus ‘hidup’ di dalam masyarakat.
Implikasi transformasi ke era digital membawa banyak tantangan. Hadirnya teknologi memudahkan manusia dalam mengakses informasi. Namun, tidak dipungkiri jika kemudahan tersebut dapat membuat manusia terperosok jauh dalam dunia serba instan. Salah satu dampak negatifnya, manusia akan kecanduan konten singkat yang dapat mengakibatkan tingkat literasi menurun. Selain itu, kemunculan AI dan citizen journalism memberikan dampak positif sekaligus negatif dalam jurnalisme.

Jurnalisme Digital dan Citizen Journalism

Jurnalisme digital menjadi solusi permasalahan media konvensional yang mulai ditinggalkan. Kemajuan teknologi membawa cara baru dalam penyampaian berita, seperti melalui platform digital, audio, dan video. Akibatnya, jurnalis dituntut untuk mengemas berita berbentuk multimedia. Jurnalis harus lebih kritis dan adaptif terhadap perkembangan teknologi untuk menjaga keberlangsungan jurnalisme di era digital. Penyampaian berita berbasis digital menjadi strategi yang harus diadaptasi pelaku industri media.
Namun, adanya media digital membawa permasalahan terkait literasi masyarakat menjadi menurun. Dampak dari penyampaian berita berupa video pendek dapat membuat masyarakat ‘dimanja’ dengan kemudahan teknologi. Jika masyarakat terbiasa mengonsumsi konten singkat tersebut, kemampuan analisis dan kritis mereka dapat menurun seiring berjalannya waktu. Akibatnya, mereka mungkin kesulitan membedakan informasi valid dan yang tidak.
Selain itu, media sosial dapat dikatakan lebih cepat menyebarkan informasi. Bahkan, beberapa media massa mengambil sumber dari posting-an di media sosial. Peran media massa sewaktu-waktu dapat tergantikan oleh pertukaran informasi secara masif di media sosial. Akibatnya, perang informasi menjadi tidak terhindarkan. Fenomena citizen journalism atau jurnalisme warga memunculkan peranan baru bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyampaian informasi dan berita. Percepatan pertukaran informasi tersebut dikhawatirkan akan meningkatkan potensi penyebaran informasi tidak akurat. Fenomena ini telah mengubah peran industri media karena audience berperan ganda: pasif (mengonsumsi berita) dan aktif (membuat berita).
Perubahan kualitas isi berita sama mengkhawatirkannya. Meningkatnya distribusi konten berita diikuti kemungkinan penyajian kualitas isinya yang tidak begitu diperhatikan oleh industri media. Apalagi peran ganda masyarakat sebagai pembuat berita. Mereka tidak memiliki ilmu jurnalistik sekaligus tidak ada editor yang mengurasi. Namun, hal ini juga berdampak positif apabila masyarakat diberi akses khusus untuk membuat berita sehingga pekerjaan editor akan bertambah banyak.

Kemunculan AI: Kawan atau Ancaman?

Kemunculan Artificial Intelligence (AI) memberikan kemudahan sekaligus tantangan. AI telah membantu berbagai bidang kehidupan, salah satunya jurnalistik. AI memiliki kemampuan luar biasa cepat dalam mengelola data untuk produksi berita. AI membantu jurnalis untuk memeriksa keakuratan berita dan mendeteksi hoaks. AI juga mempercepat proses editing naskah berita. Selain itu, AI dapat mengelola tren terkini sehingga jurnalis dapat tetap up to date dengan topik yang sedang diminati masyarakat.
Di era digital sekarang, jurnalis dituntut harus mampu menyajikan berita berbentuk multimedia. AI mampu membuat konten multimedia secara interaktif dan atraktif. Namun, pemutakhiran teknologi dan derasnya arus pertukaran informasi membawa permasalahan baru berupa penggantian peran manusia dengan AI. Penggunaan AI dalam jurnalisme menjadi polemik: AI sebagai kawan atau ancaman bagi jurnalis manusia. AI secara positif banyak membantu kebutuhan jurnalisme. Namun, peran jurnalis manusia tetap tidak tergantikan oleh kemunculan AI. Meskipun sejumlah tugas jurnalis manusia dapat tergantikan oleh AI, faktanya jurnalis manusia tetap lebih unggul dari segi moral, emosi, dan naluri kemanusiaan.
AI semakin canggih dan menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya potensi hoaks. Kemajuan teknologi AI merambah pada manipulasi gambar, suara, bahkan video. Ini menjadi tantangan yang sulit untuk dicegah karena masyarakat dapat memakai AI secara bebas dan juga regulasi penggunaan AI di Indonesia masih belum jelas. Beban media dan jurnalis semakin bertambah, terutama dalam menyampaikan informasi akurat di tengah gempuran informasi palsu yang dibuat menggunakan AI. Untuk itu, masyarakat diimbau secara bijak memakai AI dan mengakses informasi melalui situs-situs terpercaya. Dengan mengikuti imbauan tersebut, masyarakat telah membantu memutus rantai penyebaran informasi palsu.
AI diperbolehkan dalam jurnalisme, tetapi harus menyesuaikan etika. Media dan jurnalis harus transparan mengenai penggunaan AI dalam pemberitaan. Industri media harus memahami esensi penggunaan AI dalam aktivitas jurnalisme, yakni membantu jurnalis manusia. AI menawarkan peluang sekaligus tantangan dalam dunia jurnalisme. Namun, kemunculan AI tidak dapat dikatakan sebagai sebuah ancaman. AI membantu jurnalis profesional untuk tetap relevan di era digital sekarang. Oleh karena itu, teknologi AI harus dipandang sebagai alat atau mitra yang membantu jurnalis menjalankan tugasnya. Jurnalis manusia tidak akan kalah dengan AI, tetapi dengan jurnalis manusia yang mampu memanfaatkan AI secara bijak.

Harapan Jurnalisme di Masa Depan

Berbagai tantangan hadir dalam perkembangan jurnalisme di Indonesia. Jurnalisme Indonesia harus mampu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada dan menjaga esensi jurnalisme. Di era digital ini, media dan jurnalis dituntut untuk tidak hanya cepat dalam menyampaikan informasi, tetapi juga akurat dalam menyajikan informasi. Jurnalisme digital menjadi strategi media untuk tetap relevan dengan era digital. Namun, citizen journalism menjadi permasalahan baru yang muncul akibat perkembangan teknologi. Untuk itu, harus ada pengawasan ketat dan kontrol media terhadap fenomena tersebut.
Selanjutnya, perkembangan teknologi yang semakin canggih memunculkan AI dan mulai dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Kemunculan AI harus dimanfaatkan secara bijak oleh semua orang. Dalam jurnalisme, AI membantu tugas jurnalis bukan menggantikannya. Peran jurnalis tetap krusial meski kehadiran AI dapat menggantikan beberapa tugas jurnalis. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara jurnalis dengan pemanfaatan AI dalam jurnalisme.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.