Emas Jadi Safe Haven di Tengah Gejolak Perang Iran vs Israel
kumparanNEWS June 18, 2025 08:00 PM
Perang yang terjadi antara Israel dan Iran langsung berdampak pada perekonomian Indonesia dan dunia. Perang antara Israel dan Iran membuat harga emas melesat, bahkan diprediksi tembus Rp 2,3 juta per gram.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengungkapkan emas menjadi salah satu safe haven selain aset dalam dolar AS. Namun, aset dalam dolar AS kini posisinya mulai bergeser.
"Indonesia pun dulu ketika menerbitkan surat utang selalu dolar AS. Belum lama ini pemerintah coba lagi, nih, Yen, coba lagi Renmibi (RMB), dalam waktu dekat dalam bentuk dolar Australia, Euro, Poundsterling mungkin juga dalam waktu dekat. Artinya ada shifting ke mata uang non dolar AS," kata Wijayanto dalam podcast Diptalk yang tayang di Youtube kumparan.
Dengan demikian, lanjut Wijayanto, safe haven yang tersisa adalah emas. Sehingga harganya melejit ketika dunia dihadapkan pada konflik yang terjadi di Israel dan Iran.
"Emas ini dianggap aman sehingga ketika orang khawatir semua lari ke emas. Seperti ada masjid yang kokoh, yang di tanah agak tinggi, ketika ada hujan badai warga ke luar dari rumah, bernaung di masjid. Emas juga begitu," jelasnya.
"Ketika ada uncertainty rakyat itu meninggalkan yang lain-lain bernaung di bawah emas. Jadi harga emas naik terus. Saya rasa dengan perang ini juga akan makin naik," lanjutnya.
Wijayanto bahkan pernah memprediksi harga emas bisa naik mencapai Rp 1,2 juta per gram. Tapi, harganya malah makin naik ketika Israel menyerang Iran.
"Tapi ternyata tembus juga Rp 1.350.000 (per gram). Jadi emas akan naik dan barangkali bitcoin akan naik," ujarnya.
Menurut Wijayanto, bitcoin akan naik karena dianggap sebagai alternatif mata uang yang tidak dipengaruhi kebijakan pemerintah, kebijakan politik, hingga kondisi dunia.
"Karena ini supply and demand murni. Dan governance-nya dilakukan oleh sistem yang namanya block chain. Jadi ini lebih dipercaya," pungkasnya.