Saluran Air Mata Bekerja Tak Hanya Saat Menangis, Ketahui Kondisi yang Disebut Tak Normal
Willem Jonata June 18, 2025 08:31 PM

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak dari kita mungkin mengira bahwa air mata hanya keluar saat sedang sedih atau terharu. 

Padahal, dalam kondisi normal sekalipun, saluran air mata tetap bekerja secara aktif setiap hari untuk menjaga kesehatan mata.

Hal ini dijelaskan oleh Dokter spesialis mata konsultan dari Rumah Sakit Mata Cicendo, Dr dr. M. Rinaldi Dahlan, Sp.M(K).

“Saluran air mata itu tidak hanya bekerja saat kita menangis. Faktanya, dia bekerja terus-menerus, setiap kali kita berkedip,” jelas dr. Rinaldi pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Rabu (18/6/2025). 

Air Mata Mengalir Saat Berkedip

Menurut dr. Rinaldi, saat kita berkedip yang bisa terjadi ribuan kali dalam sehari sebenarnya itu adalah salah satu mekanisme untuk mengalirkan air mata.

“Saat kita berkedip, terjadi proses tekanan positif dan negatif yang membantu menyalurkan air mata dari permukaan mata masuk ke lubang kecil di sudut mata, yang disebut punctum,” jelasnya.

Dari punctum, air mata mengalir melalui saluran kanal (kanalikuli), kemudian masuk ke dalam kantong air mata (saccus), dan akhirnya menuju ke hidung. 

Ini adalah proses yang normal dan terus berlangsung tanpa kita sadari.

Tidak Semua Mata Berair karena Sumbatan

Namun, bagaimana jika mata terus berair? Apakah itu selalu tanda adanya sumbatan pada saluran air mata?

“Belum tentu,” tegas dr. Rinaldi. 

“Mata berair bisa juga disebabkan oleh produksi air mata yang berlebihan, seperti saat kita sedang menangis karena emosi, sedih, atau bahagia," lanjutnya. 

Pada kondisi tersebut, kelenjar air mata menghasilkan cairan dalam jumlah besar yang melebihi kapasitas saluran pembuangan, sehingga air mata meluap keluar.

Kapan Disebut Tidak Normal?

Yang tidak normal, kata dr. Rinaldi, adalah saat terjadi sumbatan di salah satu titik saluran air mata. 

Hal ini menyebabkan air mata tidak bisa mengalir ke hidung dan akhirnya menumpuk di permukaan mata.

“Kalau salurannya mampet, entah di punctum, kanal, atau saccus, maka air mata akan tergenang. Itu yang biasanya dikeluhkan pasien sebagai mata terus berair, padahal tidak sedang menangis,” katanya.

Namun, dr. Rinaldi menegaskan pentingnya pemeriksaan lebih lanjut karena gejala mata berair tidak selalu berarti ada sumbatan.

“Perlu evaluasi lebih lanjut oleh dokter mata untuk menentukan apakah penyebabnya produksi berlebihan atau memang karena sumbatan,” tambahnya.

Menjaga kebersihan area mata, menghindari iritasi, serta tidak menggosok mata secara kasar adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga agar saluran air mata tetap bekerja dengan baik.

“Kalau terasa ada keluhan seperti mata terus-menerus berair, sebaiknya diperiksakan. Karena bisa saja itu gejala awal dari gangguan saluran air mata,” tutup dr. Rinaldi.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.