TRIBUNNEWS.COM - Iran telah menembakkan sepasang rudal hipersonik Fattah-1 ke Israel, salah satu rudal tercanggih yang dimiliki negara itu, Rabu pagi.
Rudal ini sepertinya kali pertama digunakan sebagai bagian dari Operasi Honest Promise 3, serangan balasan atas tewasnya tokoh militer Iran Jumat pekan lalu.
Fattah-1 merupakan rudal hipersonik pertama Iran. Nama tersebut diberikan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut laporan, Fattah-1 dirancang melewati sistem pertahanan rudal paling canggih seperti Iron Dome dan Arrow milik Israel.
Korps Garda Revolusi Islam menggambarkannya sebagai "penyerang Israel".
Rudal tersebut memiliki panjang 12 meter dan jangkauan hingga 1.400 kilometer atau masuk kategori rudal jarak menengah, dan dapat melaju dengan kecepatan hingga 17.900 kilometer per jam.
Menurut, Iran Watch, Fattah-1 menggunakan bahan bakar padat dengan sistem propulsi satu tahap dan dapat membawa 200 kilogram bahan peledak.
Fattah-1 dilengkapi hulu ledak kendaraan luncur hipersonik (HGV) yang dirancang untuk menghindari pertahanan musuh.
Menurut laporan CNN, Fabian Hinz, seorang peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strategis, menggambarkan rudal tersebut sebagai hulu yang dapat bermanuver, yang memungkinkannya mengubah arah secara singkat saat turun untuk menghindari intersepsi.
Setelah serangan rudal kedua pada Rabu dini hari, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melalui akun X menulis dalam bahasa Persia, "pertempuran dimulai".
Postingan tersebut disertai ilustrasi seorang pria bersurban dengan pedang di tangan kanannya memasuki gerbang sebuah benteng.
Sementara di langit tampak bola-bola api melesat menuju benteng tersebut.
"Ali kembali ke #Khaibar dengan Zulfiqarnya," tulis Ali.
Postingan Khamenei sebelumnya, menulis "Kemenangan berasal dari Allah dan kemenangan sudah dekat."
"Republik Islam akan mengalahkan rezim Zionis, dengan izin Allah."
Ia menyerukan untuk tidak menunjukkan "belas kasihan" terhadap Israel.