Hoax tentang bahaya aspartam masih saja beredar, bahkan setelah berulang kali dibantah oleh pihak terkait. Termasuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang nama lembaganya turut dicatut dalam hoax yang disertai daftar sederet produk minuman tersebut.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Prof Taruna Ikrar menegaskan, hingga saat ini produk dengan kandungan aspartam aman dikonsumsi selama dalam batas yang ditentukan. Bahkan, hal ini juga sudah diatur oleh World Health Organization (WHO).
"Menurut WHO, dalam Codex Alimentarius Commission (CAC) yang kita jadikan bahan rujukan, aspartam ini bukan bukan zat pemanis yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit yang beredar di masyarakat itu," kata Prof Ikrar dalam detikcom Leaders Forum 'Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal', Rabu (18/6/2025).
Selama disertai dengan izin edar BPOM, Prof Ikrar memastikan, produk mengandung aspartam di Indonesia terjamin keamanannya. Karenanya, konsumen tak perlu khawatir.
"Kalau sudah mendapatkan stempelnya Badan POM, izin edarnya, itu berarti BPOM sudah mengecek secara maksimal, tidak melebihi dosis yang seharusnya dan itu aman untuk dikonsumsi," katanya.
Terkait masih beredarnya rumor bahwa aspartam dapat memicu munculnya penyakit-penyakit kronis, menurut Ikrar ini tak luput dari adanya 'perang dagang'.
"Saya kira ini ada faktor perang dagang antara mereka (produsen-produsen). Misalnya brand A mengandung zat ini (aspartam), yang lain kurang laku, ya biasa ada motif ekonomi," tutupnya.