Danantara Bakal Pangkas 888 Induk-Cucu BUMN Jadi 200 Perusahaan
kumparanBISNIS June 19, 2025 12:20 PM
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia akan mengkonsolidasikan seluruh induk, anak, dan cucu BUMN dari awalnya 888 perusahaan, dipangkas menjadi kurang dari 200 perusahaan.
Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan Danantara akan melakukan 4 tahapan dalam pengelolaan BUMN. Pertama, mengkaji bisnis secara fundamental (fundamental business review).
Dalam tahapan yang sudah rampung tersebut, Danantara melakukan analisis perkembangan industri, analisis kompetitor, hingga kajian kapabilitas internal yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah matrix.
"Jumlah perusahaan kita 888 perusahaan yang ada di induk sampai cucu BUMN yang kita masukkan di dalam matrix industri," kata Dony dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), dikutip Kamis (19/6).
Dony menyebutkan, banyak perusahaan dengan model bisnis yang sama namun tidak kompetitif lantaran ukurannya terlalu kecil. Misalnya, di sektor logistik terdapat 18 perusahaan BUMN, dan terdapat 16 perusahaan asuransi dengan model bisnis serupa.
Kemudian pada tahap kedua, Danantara akan melakukan konsolidasi bisnis (business consolidation) dari hasil kajian dan analisis di tahap pertama. Dia mencontohkan hanya akan ada 1 perusahaan logistik yang besar, kompetitif, mampu bersaing, juga memberikan nilai tambah yang signifikan untuk Danantara.
Danantara, lanjut Dony, juga akan memangkas perusahaan asuransi BUMN menjadi 3 saja, yakni meliputi life insurance, general insurance, dan credit insurance.
Selain itu, dia mencontohkan BUMN saat ini memiliki 130 hotel yang tersebar di berbagai perusahaan, namun tidak dikelola secara profesional. Nantinya, Danantara akan membentuk 1 holding hotel BUMN sehingga Danantara menjadi operator hotel nomor 2 terbesar di Indonesia.
"Sehingga akan terjadi konsolidasi bisnis dari tadinya 888 perusahaan, kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh dan kuat," ungkap Dony.
Perbesar
Ilustrasi Danantara Indonesia. Foto: Shutterstock
Menurutnya, konsolidasi BUMN tersebut tidak bisa dilakukan sebelum adanya Danantara karena tidak ada interkorelasi. Melalui kepemilikan terhadap seluruh aset dan dividen BUMN, Danantara Asset Management akan lebih fleksibel melakukan merger dan akuisisi.
"Kami bisa melakukan itu karena kami pemiliknya secara perusahaan. Kita cukup dengan melakukan merger and acquisition di antara perusahaan kita. Bahkan kita bisa melakukan penarikan modal, memindahkan," jelas Dony.
Pada tahun 2025 ini, Dony mengungkapkan Danantara akan memasuki tahapan konsolidasi bisnis yang dimulai dari 4-5 industri, salah satunya sektor konstruksi alias BUMN karya.
Dia berharap BUMN Karya yang awalnya memiliki banyak lini bisnis seperti properti, konstruksi, tol, hingga listrik, nantinya akan difokuskan menjadi satu bisnis inti di masing-masing perusahaan.
"Tahun ini kita harapkan akan terjadi konsolidasi kurang lebih 4-5 industri termasuk di dalamnya (BUMN) Karya yang akan kita konsolidasikan. Sehingga dia menjadi perusahaan yang lebih tepat guna dan sehat, tidak lagi masuk ke dalam konglomerasi," tegas Dony.
Adapun tahap ketiga dari pengelolaan BUMN oleh Danantara, lanjut Dony, yakni menulis ulang peta jalan (roadmap) bisnis model dan revenue stream dari masing-masing perusahaan.
Terakhir, tahap keempat yakni Danantara akan mulai mengidentifikasi langkah-langkah untuk memberikan nilai tambah (value creation) dari pengelolaan seluruh BUMN.
"Mana yang akan kita privatize, mana yang akan kita hold. Mana perusahaan-perusahaan menurut kita ini akan lebih bagus dan lebih transparan kalau kita lakukan privatisasi, mana juga yang tidak akan kita privatisasi," kata Dony.