TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Disdikpora Kabupaten Kudus meresmikan program Sekolah Plus Ngaji, Kamis (19/6/2025) di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) Kabupaten Kudus.
Sosialisasi program dilakukan bersamaan peresmian yang dihadiri kepala SD dan SMP negeri di Kabupaten Kudus.
Program ini bertujuan mencetak generasi penerus yang berilmu, bertaqwa, dan berkarakter.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Kudus, Anggun Nugroho mengatakan, program Sekolah Plus Ngaji dilatarbelakangi visi misi Bupati Kudus melaksanakan pendidikan berkarakter dan kearifan budaya.
Selain itu, dilatarbelakangi isu penurunan daya minat masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri, kasus bulliying, dan menurunnya rasa hormat siswa pada guru.
Melalui program ini, diharapkan angka ketertarikan siswa belajar di sekolah negeri terdongkrak, meningkatkan pemahaman keagamaan yang kuat, sekaligus membentuk kepribadian yang berkarakter.
"Karakter anak perlu ditingkatkan."
"Ini agar tidak ada lagi perundungan seiring terbentuknya karakter pelajar yang lebih baik."
"Harapan kami nantinya juga ada peningkatan siswa ke sekolah-sekolah dasar negeri," terangnya.
Anggun menyebut, program Sekolah Plus Mengaji bisa diterapkan langsung sejak kelas 1 sekolah dasar (SD).
Nantinya ada sub program unggulan bernama tahfidz atau hafalan Alquran Juz 30, dengan target setiap lulusan satu angkatan minimal 70 persennya sudah hafal juz 30.
Bagi siswa yang merampungkan program tersebut bakal mendapatkan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi.
Piagam tersebut bisa digunakan sebagai nilai tambah ketika melanjutkan pendidikan di jenjang lanjutan.
"Program ini masuknya ekstra tambahan pendidikan."
"Mengambil waktu di sela-sela kegiatan belajar dan mengajar."
"Ke depan kami sedang menyusun SOP program untuk non muslim."
"Tentunya dengan penyesuaian ketentuan-ketentuan di agama masing-masing," tuturnya.
Program Sekolah Plus Ngaji ini berorientasi pada menulis, menghafal, membaca, dan pembiasaan ibadah sehari-hari.
Saat ini sudah ada tiga SD yang menerapkan program Sekolah Plus Ngaji.
Meliputi SD Negeri 2 Mlati Kidul, SD Negeri 4 Bulungcangkring, dan SD Negeri 1 Ngembal Kulon.
Program ini sudah bisa dieksekusi serentak di SD dan SMP negeri pada tahun ajaran 2025/2026.
Ditarget semua SD negeri di Kudus sudah menerapkan program tersebut dalam kurun waktu 6-12 bulan ke depan.
Implementasi program tersebut berupa salat dzuhur berjamaah, pembacaan tahlil, hafalan surat-surat pendek, setoran hafalan surat pendek, doa bersama sebelum dimulai pembelajaran.
Membaca asmaul khusna, tadarus Alquran, Jumat salawat, pesantren Ramadan, hafalan doa sehari-hari, bersalaman kepada guru sebelum dan sesudah belajar, keterampilan membuat hiasan kaligrafi, poster Islami dan beberapa kegiatan lainnya.
Kepala Disdikpora Kabupaten Kudus, Harjuna Widada menerangkan, pendidikan pondasi utama membentuk generasi bangsa yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia.
Kata dia, program ini bagian dari upaya mengintegrasikan pendidikan umum dan pendidikan agama.
Anak-anak nantinya dapat memiliki karakter keimanan dan akhlak mulia yang kuat.
Harjuna mengingatkan bahwa kendala setiap program baru biasanya tidak ada tindaklanjut operasional pelaksanaan.
Diharapkan program ini berjalan efektif mendukung kemajuan pendidikan di Kota Kretek melalui inovasi program Sekolah Plus Ngaji.
"Disdikpora berkomitmen mendampingi, membimbing, dan memonitoring evaluasi agar program ini tercapai baik."
"Mari semua sukseskan program ini, jadikan sekolah tempat menyenangkan dan inspirasi bagi kemajuan pendidikan dan pengetahuan," ujarnya.
Menurut Harjuna, pelaksanan program Sekolah Plus Ngaji bisa dijalankan oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang ada.
Utamanya guru pendidikan agama Islam dibantu tenaga pendidik lainnya.
Artinya, dalam rangka implementasi program tidak membutuhkan tambahan SDM khusus.
Yaitu dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada.
Kepala SD Negeri 2 Mlati Kidul, Nita Yuliani menuturkan, di sekolahnya sudah ada beberapa kebiasaan anak yang mendukung Program Sekolah Plus Ngaji.
Program unggulannya adalah tafidz juz 30 sudah berjalan 2 tahun dan sudah meluluskan 19 tahfidz juz 30.
Pihak sekolah menggandeng dua guru atau ustazah lulusan pondok pesantren yang lebih mumpuni dalam membimbing program tahfidz.
Program tahfidz di SD Negeri 2 Mlati Kidul berlangsung 3 hari dalam sepekan.
Mulai Senin, Selasa, dan Rabu diberikan konsisten dalam rangka menjaga hafalan pelajar dan kuat dalam memahami Alquran.
"Melalui program ini, dapat mencetak generasi cerdas, berkarakter dan soleh-solehan."
"Harapan kami sebisa mungkin memberikan bekal terbaik bagi anak-anak, agar tidak terpengurh pada dunia luar saja, dibentuk jadi pelajar yang unggul di bidang akademik dan non akademik," harapnya. (*)