TRIBUNBATAM.id, BANDAR LAMPUNG - Hubungan di luar nikah membuat seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Lampung hamil dan melahir.
Namun, kehamilan yang tidak diinginkan mahasiswi berinisial SL (21 tahun) itu membuatnya memutuskan melahirkan sendiri secara diam-diam di kamar kos.
Setelah bayi dilahirkan, kekasihnya kemudian membuangnya ke bawah sebuah jembatan.
Aksi nekat sepasang kekasih ini akhir terungkap setelah sang wanita meninggal dunia karena kehabisan darah usai melahir tanpa bantuan medis.
Kejadian ini terungkap pada hari Rabu (18/6/2025) malam saat polisi mendapat laporan sekitar pukul 22.00 WIB ada seorang wanita muda yang meninggal dunia di kamar kos.
Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto, mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan, terungkap bahwa korban melahirkan sendiri di kamar tanpa sepengetahuan keluarga dan teman dekatnya.
"Korban memilih melahirkan sendiri dan tidak ada yang tahu, termasuk orang tua kedua belah pihak."
"Supaya tidak ketahuan melahirkan di rumah sakit, maka korban lahiran di kosan," kata AKP Budi seperti dikutip dari Tribun Lampung, Kamis (19/6/2025).
Lebih memilukan lagi, setelah bayi lahir dalam kondisi hidup, kekasih korban berinisial B mengaku membuang bayi itu ke bawah jembatan.
"Jadi pria diduga sebagai pacarnya korban telah kami amankan di Polsek Kedaton."
"Bayi yang dilahirkan dari pengakuan pelaku telah dibuang di jembatan Tegineneng," ungkapnya.
AKP Budi menambahkan, hasil interogasi menyebut bayi lahir dalam usia kandungan sembilan bulan dan masih menunjukkan tanda-tanda hidup saat dibawa pelaku.
"Karena dari keterangan pelaku saat membawa bayi tersebut ke jembatan Tegineneng, denyut jantungnya masih ada," ujar Budi.
Setelah proses melahirkan yang berdarah-darah, SL sempat dibawa ke klinik Kosasih namun tidak ada tenaga medis di lokasi.
Ia kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara, namun nyawanya sudah tak tertolong.
Polisi bersama tim Inafis telah mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi, antara lain kain, alas tempat tidur yang berlumuran darah, air ketuban, serta gunting yang diduga digunakan saat persalinan.
Jenazah SL saat ini berada di RS Bhayangkara dan telah diautopsi setelah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga.
Sementara itu, proses penyelidikan terhadap kekasih korban terus berlanjut dan status tersangka akan segera ditetapkan setelah gelar perkara.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA Unila, Junaidi, mengaku kaget dan masih mencari informasi lebih jelas.
"Saya juga kaget, saat ini sedang berusaha mencari informasi tersebut yang sejelasnya," kata Junaidi saat dikonfirmasi via WhatsApp.
Pemilik kos, Purwadi (56), mengatakan SL sudah tiga tahun tinggal di kosnya dan dikenal sebagai sosok pendiam.
Ia tak menyangka kalau korban tengah hamil.
"Kami tidak tahu kalau dia hamil, karena bajunya longgar dan pakai celana jins."
"Terakhir dua hari lalu saya masih lihat korban duduk di depan kamar," ujar Purwadi.
Sebelum kejadian, pacar korban sempat datang ke kos membawa makanan.
Pada malam kejadian, terdengar suara gaduh dan tangis dari lantai atas.
Tak lama kemudian, SL dibawa ke rumah sakit oleh kekasihnya namun nyawanya tak terselamatkan.
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, membenarkan bahwa korban sempat disebut melakukan aborsi.
Namun pihaknya masih menunggu hasil autopsi untuk menyimpulkan penyebab pasti kematian.
"Informasinya begitu, karena memang banyak darah dari kemaluannya. Namun itu masih kami selidiki," kata Kapolresta.
Hingga kini, tim penyidik masih mendalami keberadaan bayi yang dibuang dan mencari kemungkinan pelaku lainnya.
Polisi juga telah meminta keterangan sejumlah saksi dari lingkungan indekos dan rekan-rekan korban.
[ tribunbatam.id/son ]
sumber: TribunLampung