TIMESINDONESIA, MALANG – Suasana lapangan SMK Cendika Bangsa Malang, Kamis (19/6/2025) pagi terasa berbeda. Sorak sorai penonton, hentakan kaki para pesilat, serta iringan musik tradisional mengiringi aksi kolaborasi tiga perguruan silat yang berhasil menyedot perhatian seluruh warga sekolah.
Dalam rangkaian acara Cendika Fest 2025, para siswa dari tiga perguruan silat, Pagar Nusa, Persaudaraan Setia Hati Terate, dan Persaudaraan Setia Hati Winongo, bergabung dalam satu panggung menampilkan jurus-jurus terbaik mereka. Tak hanya sekadar pertunjukan, kolaborasi ini menjadi simbol kuat persatuan, sportivitas, dan semangat pelestarian budaya.
Yang menarik, para pesilat yang tampil adalah siswa-siswi dari konsentrasi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Di balik kemampuan mereka membongkar dan merakit mesin, tersimpan jiwa bela diri yang disiplin dan penuh semangat.
“Semua anak itu punya bakat dan potensi luar biasa. Kami, sebagai guru, hanya perlu membuka jalan dan memberi ruang. Hari ini mereka membuktikan bahwa siswa TKR tak hanya jago otomotif, tapi juga bisa berkontribusi dalam pelestarian budaya bangsa,” ujar Kepala SMK Cendika Bangsa, *Abdulloh Muthi, SE*, dalam sambutannya.
Penampilan silat ini bukan sekadar hiburan, tapi bagian dari upaya sekolah dalam membentuk karakter siswa yang kompak, berbudaya, dan berjiwa kompetitif. Tak heran, banyak guru dan siswa tampak terharu sekaligus bangga menyaksikan penampilan tersebut.
Cendika Fest sendiri adalah agenda tahunan yang menjadi wadah ekspresi dan apresiasi terhadap potensi siswa. Dari pameran produk, seni pertunjukan, hingga kegiatan sosial, semua dirancang untuk menumbuhkan nilai *kompetensi, kecerdasan, dan kesantunan*, sesuai dengan motto sekolah.
Dengan keberhasilan kolaborasi silat tahun ini, Cendika Fest 2025 bukan hanya sekadar panggung kreasi, tapi juga menjadi ruang bertemunya tradisi, teknologi, dan jiwa muda yang tak pernah padam. (*)