UPDATE Cewek 15 Tahun Ditemukan di Hotel Setelah Hilang 19 Hari, Terbukti Dicekoki Sabu dan Dijual
Dyan Rekohadi June 20, 2025 06:31 PM

SURYAMALANG.COM, SURABAYA  - Ingat berita Cewek 15 tahun ditemukan di dalam kamar hotel bersama 4 pria dewasa pada Senin (16/6/2025) setelah dilaporkan hilang selama 19 tahun oleh keluarganya ?

Berdasarkan hasil asessmen lebih lanjut, dugaan cewek yang masih tercatat sebagai siswi SMP negeri di Surabaya itu dicekoki narkoba dan dijual ke pria hidung belang, memang terbukti. 

Pemkot Surabaya memberikan pendampingan remaja wanita asal Surabaya berusia 15 tahun yang sempat kabur dari rumah selama 19 hari sejak Rabu (28/5/2025) itu.

Pada Kamis (19/6/2025) kemarin, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya mendampingi sang anak menjalani asesmen rehabilitasi di Kantor BNN Kota Surabaya. 

Benar, remaja perempuan yang sebentar lagi akan naik kelas sembilan di SMP Negeri Kota Surabaya itu, memang menunjukkan hasil tes positif mengonsumsi narkotika jenis sabu. 

Kepala DP3APPKB Kota Surabaya Ida Widayati mengatakan, pihaknya kemarin sudah merekomendasikan sekaligus mendampingi langsung sang anak agar menjalani asesmen rehabilitasi di Kantor BNN Kota Surabaya. 

Rencananya, sang anak akan menjalani proses rehabilitasi secara rawat jalan beberapa pekan ke depan yang akan didampingi langsung oleh petugas DP3APPKB Kota Surabaya dan pihak orangtua sang anak; ayahandanya. 

Semula, ia sempat merekomendasikan bahwa sang anak akan menjalani rehabilitasi tersebut RS Menur Surabaya. 

Lantaran, pertimbangan ayahanda dari sang anak belum berkenan, yang merasa keberatan dengan stigmatisasi RS tersebut kerap menjadi rujukan penyakit kejiwaan. 

Alhasil, pihaknya menuruti permintaan tersebut, dengan memindahkan ke Kantor BNN Surabaya.

Hal tersebut semata-mata agar proses penyembuhan atas ketergantungan penggunaan sabu dari sang anak, dapat segera dilakukan. 

"Itu pun juga perlu perjuangan, karena anak ini di rumah enggak ada yang ditakuti kecuali bapaknya. Bapaknya saya suruh mengantar meskipun juga didampingi konselor kami sejumlah 2 orang," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Jumat (20/6/2025). 

Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan pihaknya, Ida mengungkapkan, sang anak diketahui mengonsumsi narkotika jenis sabu sebanyak dua kali, selama kurun waktu 19 hari kabur dari rumah dan bergabung dengan gerombolan teman-teman baru berjumlah lima orang yang berusia dewasa itu.

Mengenai motif sang anak mengonsumsi, sang anak diketahui terpengaruh dengan ajakan para teman-teman barunya itu. 

Namun, mengenai asal muasal pasokan sabu yang dimiliki oleh kelima orang teman sang anak, lanjut Ida, proses penyelidikan lanjutan tersebut dilakukan oleh Anggota Satresnarkoba Polrestabes Surabaya. 

"Pakai sabu, bilangnya, semenjak kabur ini. Jadi ketemu orang-orang yang sama dia itu. Sudah 2 kali, katanya. Nanti hasil dari assessmen dari BNN seperti apa, kami akan cari tahu, kan kelihatan," katanya 

Disinggung mengenai adanya dugaan bahwa sang anak juga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ida tak menampiknya. 

Bahwa, sang anak diketahui sudah tiga kali dijajakan oleh salah satu teman perempuan berusia dewasa dalam kelompok tersebut untuk menjajakan kemolekan tubuhnya kepada pria hidung belang. 

"Kemarin, ya dia sama teman-temannya itu. Ada perempuan dewasa 1 orang, yang mungkin jadi iya (muncikari). (Berhubung badan layani pelanggan) lupa saya, berapa kalinya. Tapi kalau selama kabur, kalau engga salah 3 kali, kayaknya, dapat pelanggan. Ya berkeliaran di hotel-hotel tengah kota," jelasnya. 

Menurut Ida, sang anak terlibat dalam kelompok orang dewasa itu, karena terpengaruh pergaulan yang salah.

Selama ini, sang anak tinggal bersama ayah, kakek, dan pamannya. Ibunya, sudah tidak lagi tinggal bersama, semenjak berpisah dari ayahanda sang anak.

Mungkin, lanjutnya, sang anak merasa kehilangan sosok orangtua yang utuh dan selalu ada untuk mendampingi dirinya bertumbuh.

Apalagi, sang ayah selalu bekerja sampai larut malam. Sehingga, pertemuan dan komunikasi antara sang anak dengan ayahanda, terbilang kurang. 

"Mungkin dia mau mencari sosok figur keluarga. Informasinya, ayahnya kerja sampai malam terus. Sepertinya dia mencari figur yang salah di tempat lain. Motifnya kabur karena murni karena pergaulan saja yang salah. Ya itu baru kali ini saja untuk kabur sampai 19 hari," ungkapnya. 

Menurut Ida, peran keluarga dan keharmonisan hubungan kedua orangtua juga menentukan kondisi tumbuh kembang dan mentalitas sang sang anak. 

Diharapkan komunikasi yang terjalin baik antara anak dan orangtua dapat memastikan anak memperoleh hak-haknya untuk tumbuh dan berkembang secara layak. 

Perlu kiranya menciptakan situasi yang harmonis di dalam keluarga, sehingga anak dapat menyampaikan segala sesuatu secara jujur dan terbuka, mengenai kehidupan dengan temannya, gurunya, dan orang-orang di sekitarnya tempat tinggal. 

Agar, para orangtua dapat memantau dan mengetahui apa yang baik dan tidak baik dilakukan oleh sang anak. 

"Selama ini kami menggaungkan terus bahwa ketahanan keluarga itu yang sangat penting. Karena keluarga itu akan berefek kemana-mana. Kalau keluarga itu pecah pasti akan berdampak ke anak ke istri," pungkasnya.

Seperti diberiytakan sebelumnya, Kapolsek Tegalsari Polrestabes Surabaya Kompol Rizki Santoso mengatakan, sang anak berhasil ditemukan di sebuah hotel kawasan Kecamatan Tegalsari bersama lima orang temannya.

Empat orang diantaranya laki-laki berusia dewasa yakni RH (22), DA (23), RAF (18) dan RH (21), dan seorang wanita berusia dewasa berinisial LZV (20). 

Petugas menemukan enam bungkus poket plastik diduga berisi serbuk narkotika jenis sabu, serta perkakas alat hisab atau bong. 

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, sang anak diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) menggunakan aplikasi jejaring media sosial. 

Namun, kasus tersebut akan diselidiki lebih lanjut oleh Unit Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. 

Kemudian, mengenai temuan poket sabu dari lima orang teman sang anak. Rizki menambahkan, temuan tersebut akan diselidiki lebih lanjut oleh Anggota Satresnarkoba Polrestabes Surabaya.

Sementara itu, ayahandanya, berinisial EF (40) menyampaikan ucapan terima kasih kepada Anggota Polsek Tegalsari dan Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya yang menyelidiki laporannya hingga berhasil menemukan keberadaan sang anak. 

"Terima kasih atas dedikasi dan kinerja Kepolisian, terutama Polsek Tegalsari dan PPA Polrestabes Surabaya yang sudah merespon cepat laporan saya sehingga anak saya bisa berkumpul bersama keluarga kembali terima kasih," ujar EF, seperti dalam video yang diterima dari Polsek Tegalsari Polrestabes Surabaya

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.