TRIBUNJATIM.COM - Nasib siswi SMP yang sempat dikabarkan hilang, kini kondisinya dikuak.
Sebelumnya, siswi SMP berinisial RAB (15) yang sempat hilang ditemukan ngamar bareng 4 pria di sebuah hotel.
Namun kini, ayah dari siswi SMP itu menolak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk merehabilitasi RAB.
Berbagai alasan diungkap sang ayah.
Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati mengatakan, korban positif narkoba ketika dites urine oleh aparat kepolisian, setelah digerebek di salah satu kamar hotel Kecamatan Tegalsari.
"Yang (4 pelaku pria) dewasa sudah diproses di (Polsek Tegalsari) situ. Anak ini (korban) diproses di Polrestabes Surabaya, dites urine positif (narkoba)," kata Ida, saat dikonfirmasi, Jumat (20/6/2025).
Oleh karena itu, DP3APPKB Surabaya sempat mengajukan ke keluarga korban untuk melakukan rehabilitasi.
Akan tetapi, ayah bocah perempuan tersebut menolak tawarannya.
"Anak ini sakit, karena sudah konsumsi (narkoba) begitu, mau kita rehabilitasi si anak ini. Ini masih komunikasi sama bapaknya, karena masih alot melepas anaknya mau kita rawat," kata dia.
Ida mengaku tidak mengetahui alasan ayah korban menolak anaknya dirawat oleh Pemkot Surabaya.
Padahal, dia juga menawarkan untuk rawat jalan dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Kami masih meyakinkan bapaknya, kita sampaikan anaknya mau dirawat di Rumah Sakit Menur, tapi konotasinya rumah sakit cuman buat orang gila. Padahal, ada rehab narkoba di sana," ucapnya.
"Ya sudah kalau enggak mau rawat inap di Rumah Sakit Menur, kita tawarkan bagaimana kalau anaknya rawat jalan saja di BNN Surabaya. Ayahnya masih belum mau juga," katanya.
Lebih lanjut, kata Ida, korban sudah dipulangkan ke ayahnya setelah dimintai keterangannya.
Namun, pihaknya masih berusaha agar anak tersebut mendapatkan rehabilitasi.
Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso mengatakan, pihaknya mulai melakukan pencarian setelah bocah perempuan tersebut dilaporkan tidak pulang ke rumah, Rabu (28/5/2025).
Kemudian, Rizki memperoleh informasi bahwa siswi tersebut berada di salah satu hotel di wilayahnya.
Lalu, dia menerjunkan anggotanya untuk mendatangi lokasi yang dimaksud, Sabtu (14/6/2025).
"Hasil penelusuran diduga ada di hotel, setelah didatangi ternyata benar di kamar hotel ditemukan anak yang hilang, beserta lima temannya," kata Rizki, saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025).
Rizki menyebut, total ada 4 orang laki-laki bersama bocah tersebut, yakni berinisial RH (22), DA (23), RAF (18), dan RH (21 tahun).
Selain itu, ada seorang perempuan lain berinisial, LZV (20).
"Jadi totalnya (di dalam kamar hotel) ada 6 orang, satu orang anak-anak dan lima dewasa.
Yang hilang ini kebetulan anak-anak masih 15 tahun, perempuan masih SMP," katanya.
Kemudian, aparat kepolisian juga menemukan narkotika berjenis sabu lengkap dengan alat hisapnya dan timbangan elektronik, dalam kondisi tergeletak di dalam kamar hotel tersebut.
"Untuk penyalahgunaan narkoba, sudah secara kasat mata terlihat dari beberapa barang bukti yang kami temukan. Sehingga terkait narkobanya ditangani oleh Sat Narkoba Polrestabes," ujarnya.
Sementara itu, ulah siswi SMP lainnya juga pernah terjadi di Sumatera Selatan.
Nasib siswi SMP dianiaya temannya yang ngamuk saat ditagih utang.
Tak terima dengan perlakuan temannya, siswi tersebut melaporkan pelaku ke polisi.
Di Palembang, Sumatera Selatan, seorang siswi SMP berinisial AMF, yang berusia 13 tahun, mengalami penganiayaan oleh teman sekelasnya hanya karena menagih utang sebesar Rp180 ribu.
Kejadian ini terjadi pada Rabu, 21 Februari 2025, di depan sekolah mereka di Jalan Bambang Utoyo, Kelurahan Duku, Kecamatan IT II.
Korban mengalami luka di pipi akibat dicakar oleh pelaku, yang dikenal dengan inisial AA.
Kasus ini dilaporkan ke Polrestabes Palembang oleh nenek korban, Aisyah, yang berusia 67 tahun.
Dengan wajah penuh kekhawatiran, Aisyah mendampingi cucunya yang masih terlihat trauma akibat insiden tersebut.
Ia menjelaskan bahwa cucunya hanya berusaha menagih utang yang dipinjam oleh AA, namun pelaku malah marah dan menyerang AMF.
“Menurut cucu saya, dia hanya menagih uang yang pernah dipinjam AA sebesar Rp180 ribu. Tapi pelaku malah marah-marah dan merasa tidak terima,” ungkap Aisyah saat memberikan keterangan kepada petugas SPKT.
Bukan kejadian pertama
Setelah insiden tersebut, AA mendatangi AMF setelah pulang sekolah dan melakukan tindakan kekerasan dengan mencakar pipi korban hingga robek.
Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri.
Aisyah menambahkan bahwa ini bukanlah kejadian pertama yang dialami oleh cucunya.
Sebelumnya, AA juga pernah melakukan tindakan serupa.
“Ini bukan kejadian pertama. Sudah dua kali cucu saya diperlakukan seperti ini oleh orang yang sama. Makanya saya tidak bisa diam lagi dan memilih melapor ke polisi,” tegas Aisyah.
Penjelasan polisi
Korban kini mengalami luka di bagian wajah dan masih dalam proses pemulihan.
Aisyah berharap pihak kepolisian akan menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan efek jera kepada pelaku.
Kepala SPKT Polrestabes Palembang, Ipda Kosasih, mengonfirmasi bahwa laporan terkait dugaan penganiayaan terhadap anak telah diterima.
“Kasus ini selanjutnya akan ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Palembang,” ujarnya singkat.