TRIBUNJATIM.COM - Seorang pelajar asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, berhasil lolos masuk Institut Teknologi Bandung atau ITB.
Pelajar bernama Naufal Saleh tersebut diketahui lolos ke Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL).
Ia pun berniat untuk mengambil jurusan Teknik Sipil.
Siswa kelas XII-4 tersebut mengaku sangat senang bisa diterima di ITB.
"Alhamdulillah, senang banget saya bisa diterima di ITB lewat jalur SNBP," ujar Naufal, Jumat (20/6/2025) pagi.
Menurutnya, prestasi yang membanggakan ini berkat kerja kerasnya selama ini terus belajar meningkatkan prestasi dari kelas X.
"Untuk mewujudkan mimpi bisa diterima di ITB, saya sudah tancap gas dari kelas X-XII untuk terus berprestasi mempertahankan dan meningkatkan nilai raport," kata Naufal.
"Jadi kuncinya hanya satu, konsisten dalam belajar dari sejak masuk SMAN 1 Subang, nilainya harus selalu naik-naik dan naik tiap semesternya," imbuh dia, dikutip dari Tribun Jabar.
Selain itu, syarat diterima di ITB lewat jalur SNBP tak hanya dilihat dari nilai rapor.
Tapi juga prestasi akademi lainnya atau non-akademik lainnya, seperti kejuaraan olahraga, seni, atau organisasi, menjadi pertimbangan dalam seleksi.
"Jadi selama SMA ini kita wajib mengikuti lomba akademis maupun non-akademis 2-3 kali, baik di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional," tuturnya.
Siswa berprestasi asal Desa Rancasari, Kecamatan Pamanukan, tersebut, tak hanya rajin belajar.
Sejak duduk di bangku SMA, ia juga sudah mandiri untuk membiayai sekolahnya.
"Untuk nambah-nambah uang jajan dan biaya sekolah, saya bekerja part time, yakni mengajar les privat anak SD dan SMP," kata Naufal.
Naufal berasal dari keluarga tidak mampu dan ayahnya dalam kondisi stroke.
Ibunya yang bernama Dede Ningsih hanya seorang tukang masak jika ada yang memanggil dalam acara hajatan di kampung.
"Maklum, sejak saya masuk SMA, ayah sudah tak bekerja terkena stroke, dan ibu hanya seorang ibu rumah tangga dan bekerja sebagai tukang masak di acara hajatan di kampung."
"Itu pun jika ada yang manggil untuk masak di hajatan," ungkapnya.
Ia mengaku ingin membuat bangga keluarga dan mengubah nasib keluarganya untuk masa depan lebih baik.
Anak bungsu dari dua bersaudara ini bertekad ingin mengangkat derajat keluarganya agar taraf hidup dan ekonominya jauh lebih baik ke depan.
"Melihat ekonomi keluarga yang makin memburuk jelas pukulan berat buat saya, ini juga yang membuat saya prihatin dan inisiatif untuk tidak ingin membebankan orang tua," ucapnya.
Lebih lanjut, Naufal mengatakan, dirinya sangat optimistis dengan pendidikan tinggi bisa mengangkat ekonomi keluarga.
"Saya berpikir bahwa satu-satunya jalan untuk saya bisa mengangkat ekonomi keluarga, salah satunya dengan pendidikan," ucapnya.
"Maka dari situlah, saya selalu fokus buat belajar dengan konsisten."
"Misal kalau ada teman ngajak nongkrong ke cafe, pasti saya tolak dengan alasan pengin belajar, dan selain itu ya karena tidak punya uang."
"Dan dari kebiasaan itu muncul hobby buat selalu konsisten belajar. Dan alhamdulillah berbuah hasil diterima di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB," imbuhnya.
Naufal juga bersama siswa lainnya dari seluruh Jawa Barat yang berhasil masuk ITB lewat jalur prestasi sempat dipanggil dan bertemu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi lantas tertegun saat mendengar cerita Naufal.
Pasalnya, Naufal kini membantu menghidupi keluarga.
Sang ayah kini tidak bekerja karena sakit stroke, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.
"Bapak udah enggak kerja, sakit stroke," kata Naufal kepada Dedi Mulyadi, dilansir dari siaran langung di kanal YouTube Tribun Jabar, Rabu (18/6/2025).
Naufal pun mengatakan, kini dirinya memiliki pekerjaan sampingan untuk menghidupi keluarganya tersebut.
"Kebetulan saya udah kerja part time gitu buat ngajar di salah satu tempat les," lanjutnya.
Dedi pun langsung bertepuk tangan dan angkat jempol karena Naufal sudah mandiri di tengah keterbatasan.
Ia pun memberi bonus untuk Naufal uang sebesar Rp10 juta.
"Karena kamu mah sudah inisiatif kerja ya, kamu saya kasih bonus dulu Rp10 juta," kata Dedi.
Dedi pun kembali memuji pelajar asal Subang tersebut.
"Karena kamu mandiri, yang lain belum ada menyatakan, keren," lanjut Dedi sembari mengacungi jempol.
Bahkan, Dedi menyebut Naufal lebih hebat dari Bupati Subang, Reynaldi Putra Andita.
"Kamu lebih hebat dari Bupati," kata Dedi sambal tertawa.
Bupati Subang pun memberi tambahan Rp10 juta untuk Naufal.
Naufal pun langsung bersalaman dengan Bupati Subang tersebut.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi pun mengatakan, akan memberi Rp20 juta untuk setiap pelajar yang hadir dalam acara tersebut.
"Dan untuk persiapan di ITB, saya siapkan per orangnya Rp20 juta ya," katanya.
Kisah Naufal juga dibagikan oleh Dosen ITB sekaligus influencer Pendidikan, Imam Santoso, melalui akun Instagramnya.
Imam menyebut, Naufal total mendapatkan bantuan Rp40 juta, berasal dari Dedi Mulyadi Rp30 juta dan Rp10 juta dari Bupati Subang.
Selain itu, ia juga mendapatkan laptop untuk kuliah di ITB nantinya.
"Calon mahaiswa ITB ini kerja bantu hidupi keluargany. Ayahnya sakit stroke, dapat hadiah total Rp 40 juta dan dapat laptop dari Kang Dedi, Gubernur Jabar," tulis Imam.