Perang Memanas, Pertamina Shipping Siapkan Rute Alternatif Amankan Rantai Pasok
kumparanBISNIS June 21, 2025 07:00 AM
PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menyiapkan rute alternatif pengiriman minyak imbas ketegangan geopolitik yang dinilai terus meningkat.
Corporate Secretary PIS Muhammad Baron menuturkan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh PIS menghadapi ketegangan geopolitik saat ini, salah satunya penyiapan rute alternatif.
“PIS juga telah menyiapkan sejumlah rute alternatif untuk menjamin kelangsungan rantai pasok. Jadi beberapa alternatif tersebut adalah melalui pelabuhan di wilayah Oman atau kita cari di jalur di Amerika dan India,” tutur Baron dalam Focus Group Discussion (FGD), di Jakarta Pusat, Jumat (20/6).
Selain itu, PIS juga meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pemantauan secara intensif terhadap pergerakan operasional kapal, utamanya kapal-kapal yang beroperasi di rute internasional khususnya di Laut Merah.
Baron memastikan, PIS akan terus memastikan keamanan bagi kapal-kapal yang beroperasi di rute internasional.
Kemudian PIS juga meningkatkan keamanan di beberapa area strategis seperti Teluk Persia atau Arabian Gulf dan Terusan Suez. Keamanan kedua area ini dinilai perlu terus diperhatikan.
“Selanjutnya perusahaan juga terus mengantisipasi dinamika regional dan berkomitmen untuk menjaga keselamatan armada untuk memastikan kelancaran operasional dan keamanan pengangkutan energi ke domestik,” imbuh Baron.
Perbesar
Corporate Secretary PIS Muhammad Baron di gelaran Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (26/5/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Ancaman Ditutupnya Selat Hormuz oleh Iran
Baron juga buka suara soal kabar adanya ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz. Menurut dia jika penutupan ini benar-benar dilakukan oleh Iran, maka perdagangan dan pelayaran internasional akan terganggu.
Dia mengatakan untuk menghadapi permasalahan ini, PIS akan mengamankan armada dan mencari alternatif jalur pengiriman untuk bisa tetap memenuhi ketahanan energi.
Meskipun Baron mengaku belum menghitung pembengkakan cost operasional imbas penutupan Selat Hormuz tersebut.
“Yang kita bisa lakukan memang mengantisipasi dengan skenario-skenario yang mungkin terjadi di area tersebut,” jelasnya.
Perbesar
Sejumlah warga Iran melasanakan salat jenazah saat mengikuti prosesi pemakaman warga Iran yang tewas akibat serangan Israel ke Iran di Qazvin, Iran, Kamis (19/6/2025). Foto: WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Tengah Analisa Dampak Penambahan Impor Minyak dari AS
Dalam kesempatan yang sama, Baron juga menanggapi akan adanya penambahan importasi minyak dari AS sekaligus pengalihan impor dari Timur Tengah.
“Kita menganalisa apabila itu akan dilaksanakan, bagaimana kita mempersiapkannya, mengantisipasi dari jalur-jalur yang ada untuk bisa memenuhi ketentuan yang diharapkan oleh PIS. Tapi pada prinsipnya PIS akan mendukung itu,” tuturnya.
Baron mengakui langkah pemerintah dalam upaya memperkecil defisit neraca perdagangan Indonesia-AS ini memang membuat armada kapal PIS harus menempuh perjalanan dengan jarak yang lebih jauh.
Dia juga mengakui pada akhirnya langkah ini akan berdampak pada kenaikan cost operasional armada PIS.
“Kita harus cek dulu, cuma secara jarak memang terjadi perbedaan antara yang existing dengan yang akan baru. Tapi itu semua akan diperhitungkan. Tentu tadi ya, jarak yang bisa mempengaruhi terhadap harga,” jelasnya.