TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT) Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono memberikan respons soal teror bom terhadap maskapai Saudi Airlines pembawa jemaah haji RI.
Eddy berujar aparat penegak hukum tengah menyelidiki tentang peristiwa yang terjadi.
"Kalau kami BNPT berkoordinasi lintas bilateral baik ke Arab Saudi atau pihak lain untuk mencari informasi sumber dari pada (teror itu)," ungkapnya di Lapangan Bhayangkara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).
Sumber asal negara pengirim email ancaman bom saat ini masih terus didalami.
Eddy menuturkan pemerintah melalui Menkopolkam Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan juga telah membuat statement untuk bekerjasama mencari informasi sumber (email) itu.
Isu yang beredar email dikirimkan dari Mumbai India.
Kepala BNPT tak ingin gegabah dalam menjawab rumor tersebut.
"Nah itu kita gabisa tentukan sebelum kita lakukan upaya validasi karena jangan sampai kita salah menelaah dan menganalisis," imbuhnya.
Pesawat Pengangkut Jemaah Haji
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri melakukan penyelidikan teror bom ke maskapai Saudi Airlines SV 5276 yang mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara.
PPID Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan penyelidikan dilakukan bersam stakeholder lintas sektor.
"Densus melakukan penyelidikan dengan melibatkan multi stakeholder dan otoritas untuk mengusut pengancaman tersebut," ucapnya kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).
Hasil pemeriksaan dengan stakeholder tak ditemukan adanya bom di pesawat tersebut.
“Kita dari awal telah merespon itu dengan pengembangan, tapi sampai sekarang belum ditemukan (Bom),” kata Mayndra.
Ancaman tersebut diketahui dikirimkan oleh pelaku melalui email yang terdeteksi dari Mumbai, India.
Sehingga pndalaman masih terus dilakukan termasuk berkoordinasi dengan pihak Saudi Arabia.
“Iya, itu dari email kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri. Apakah ancaman dari luar negeri, kita juga berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi,” ujarnya.