TRIBUNNEWS.COM - Gemuruh Istora Senayan tampaknya masih membekas dalam ingatan pasangan ganda putra Malaysia, Tee Kai Wun.
Diketahui, Tee Kai Wun adalah anak didik Herry IP sekaligus pasangan dari Man Wei Chong.
Jelas dalam ingatan, Man/Tee kalah di semifinal Indonesia Open 2025 seusai dipecundangi wakil tuan rumah, Sabar Karyaman Gutama/Muhammad Reza Pahlevi Isfahani.
Pertandingan berakhir dengan skor 21-18, 12-21, 21-18 untuk kemenangan Sabar/Reza.
Kekalahan di Indonesia Open 2025 lantas dijadikan pembelajaran bagi Tee Kai Wun.
Pelajaran pertama yang ia petik adalah tentang bagaimana ia mengatasi mental saat bertanding di tengah tekanan suporter tuan rumah.
"Saya tidak menganggapnya sebagai masalah besar. Para pendukung tuan rumah mungkin hanya mencoba mendukung pemain mereka dengan mengganggu pikiran kami dan mengganggu kami secara mental."
"Itu hal yang wajar. Namun sejujurnya, kami belum pernah mengalami hal seperti itu, setidaknya tidak sampai sejauh itu."
"Itu sangat luar biasa, tetapi jelas sesuatu yang dapat kami pelajari dan coba tangani dengan lebih baik untuk melangkah maju."
"Turnamen besar lainnya seperti Kejuaraan Dunia, bisa sama intensnya. Pada akhirnya, kami harus mengelola situasi dan tetap fokus," kata Tee Kai Wun, dikutip dari News Straits Times.
Lalu pelajaran yang kedua, kekalahan di Indonesia Open 2025 dijadikan Tee Kai Wun sebagai motivasi untuk bangkit.
Terdekat, Man/Tee akan tampil di Japan Open 2025 (Super 750) dan China Open (Super 1000).
Japan Open 2025 akan digelar 15-20 Juli.
Sedangkan China Open 2025 dijadwalkan pada 22-27 Juli.
"Kami punya waktu sebulan untuk mempersiapkan diri menghadapi Japan Open dan China Open."
"Kami perlu memperbaiki kekurangan kami dari turnamen sebelumnya. Kami harus memacu diri dalam latihan, tidak peduli seberapa sulitnya, dan memanfaatkan beberapa minggu ke depan sebaik-baiknya."
"Kami jelas merupakan pasangan yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya, tetapi kami harus bekerja keras untuk mempertahankannya dan tetap konsisten."
"Kami tidak boleh lengah dan gagal di Jepang. Itu akan menghancurkan semua yang telah kami bangun baru-baru ini."
"Jika kami ingin naik peringkat di dunia, kami harus mulai meraih hasil yang lebih baik pada turnamen level Super 750 dan Super 1000. Kami akan mendapatkan kesempatan untuk melakukannya bulan depan," pungkasnya.
(Isnaini)