Konser Bernadya Babak Penutup: Untungnya, Untungnya Hadir dalam 2 Wajah
kumparanHITS June 21, 2025 02:20 PM
Bernadya hadir dalam konser bertajuk Babak Penutup: Untungnya, Untungnya di Graha Bakti Budaya, TIM, Jakarta Pusat, Jumat (20/6). Sesuai bocoran sebelum konser, penampilan Bernadya benar-benar berbeda dari segi artistik panggung hingga musikalitas.
Pukul 20.15 WIB, Bernadya muncul ke panggung dan membawakan salah satu lagu lamanya berjudul Sinyal-Sinyal. Lagu itu membuat banyak penonton masih terdiam dan bertepuk tangan seadanya.
Suasana konser menjadi terasa asing karena Bernadya muncul dalam format jazz. Ada pemain cello, biola, terompet, yang berjejer di belakang. Tak seperti Bernadya biasanya.
Perbesar
Bernadya hadir dalam konser Babak Penutup: Untungnya, Untungnya di Graha Bakti Budaya, TIM, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025). Foto: Dok. Juni Records
Meski begitu, penyanyi kelahiran 2004 itu tetap memesona. Hadir dengan gaun berwarna burgundy, Bernadya melempar senyum dan suaranya begitu halus terdengar.
Lagu-lagu seperti Masa Sepi, Di Ambang Pintu, Satu Bulan, dan Berlari kemudian membuat suasana mulai berjalan meriah. Penonton mulai bisa beradaptasi dengan sajian musik classy dan menenangkan.
"Kok kayak krik banget, ya? Kalian boleh ramai loh!" ungkap Bernadya menyadari suasana penonton yang sepi.
Perbesar
Bernadya hadir dalam konser Babak Penutup: Untungnya, Untungnya di Graha Bakti Budaya, TIM, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025). Foto: Dok. Juni Records
Jelang menutup babak pertama konser, Bernadya menjelaskan pemakaian judul konser Babak Penutup yang digunakannya.
"Apa yang ditutup? Persis setahun lalu, albumku rilis, 24 Juni 2024. Tahun ini, di sini, aku menggelar konser Babak Penutup ini. Babak Penutup ini aku buat karena, setahun terakhir adalah perjalanan luar biasa buatku. Karena kalian semua, album pertamaku bisa berjalan sejauh ini," kata Bernadya.
Bernadya ingin menutup kesuksesan album pertamanya dengan suasana megah dan meriah.
"Aku membuat Babak Penutup bukan berarti ingin menutup semua yang besar itu. Aku ingin membuka lembaran baru aja. Aku rasa aku mau membuka sesuatu yang baru, maka bagian pertama ini aku mau buat sesuatu yang proper dan megah," tutur Bernadya.
Lagu andalan Bernadya, Untungnya Hidup Harus Berjalan, pun hadir sebagai penutup Babak 1 konser. Meski terdengar sangat berbeda, irama lagu itu mengalir sempurna dalam derap yang gagah.
Babak 2 Konser Bernadya
Memasuki Babak 2, panggung 90 persen diubah, berganti jadi format band. Bernadya hadir dengan baju hitam, ciri khasnya, dan tampil lebih enerjik tanpa iringan instrumen jazz.
Dia membuka Babak 2 dengan lagu Lama-Lama dalam format band. Bernadya menampilkan dua wajah yang sangat kontras, tetapi justru punya daya tarik tersendiri.
"Tadi kan babak penutup Untungnya, Untungnya karena aku bilang ini bukan perpisahan tapi merayakan akhir dari sebuah era," ucap Bernadya.
"Kenapa Untungnya, Untungnya? Karena di album Untungnya itu lagu terakhir, aku buat dengan maksud 'kalau ada sialnya, harus ada untungnya'. Seharusnya kisah pahit harus ditutup dengan kisah manis," lanjut Bernadya disambut tepuk tangan penonton.
Lagu-lagu populer seperti Kita Kubur Sampai Mati, Kata Mereka Ini Berlebihan, Terlintas, Kini Mereka Tahu dibawakan Bernadya tanpa jeda. Karena berada di indoor, suara penonton saat bernyanyi bersama sangat terdengar harmonis.
Bernadya sesekali berinteraksi dengan penonton dan menerima hadiah bunga ketika membawakan Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan.
Di akhir konser, Bernadya menahan air matanya, melihat kejutan spesial dari penggemar di konser Babak Penutup: Untungnya, Untungnya di Jakarta.
Ketika membawakan Apa Mungkin, Bernadya melihat penonton ramai mengangkat poster bertuliskan "End Of Beginning". Bernadya pun terharu dan sempat berhenti nyanyi.
Namun suara dan antusias penonton terlalu besar. Mereka menghibur Bernadya dengan nyanyi bareng, berharap agar idolanya tak jadi menangis.
Demikian, momen tersebut menjadi penutup yang manis dari era besar album Bernadya. Seluruh lagu Bernadya dari mini album hingga album pertamanya hadir dengan dua wajah, dua pemaknaan. Bahwa dalam hidup, ada Sialnya, ada Untungnya.