AFFA Gelar Pameran Foto Ungkap Kondisi Ayam Petelur di Kandang Sempit
Hasanudin Aco June 21, 2025 02:32 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Act for Farmed Animals (AFFA) mengadakan sebuah pameran dokumentasi visual yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik terhadap praktik kandang sempit dalam industri produksi telur di Cikini, Jakarta Pusat.

Pameran yang berlangsung pada 20 sampai 22 Juni 2025 ini menampilkan instalasi sebanyak 37 spanduk raksasa setinggi dua meter, membentuk koridor sempit menyerupai kondisi kandang ayam petelur yang kerap ditemukan di industri peternakan intensif.

Setiap spanduk menampilkan foto dokumentasi nyata kondisi ayam betina dalam sistem kandang sempit dari 37 negara di berbagai benua. 

Dokumentasi ini merupakan hasil kerja sama dengan Open Wing Alliance, koalisi global yang terdiri dari lebih dari 90 organisasi perlindungan hewan. 

Sinergia Animal, yang merupakan bagian dari Act for Farmed Animals, turut memberikan kontribusi dalam pengumpulan data lapangan.

“Pameran ini merupakan koleksi dokumentasi paling lengkap yang menggambarkan kondisi nyata ayam petelur dalam kandang sempit. Ini adalah kenyataan yang penting untuk diketahui publik, dan juga menjadi pesan moral bagi perusahaan untuk mendengarkan suara konsumen yang menolak praktik ini,” ujar Elfha Shavira, Pemimpin Kampanye Act for Farmed Animals ditulis, Sabtu (21/6/2025).

Sejak tahun 2020, Act for Farmed Animals telah berhasil mendorong 51 perusahaan lokal dan global untuk mengadopsi kebijakan bebas sangkar. 

Capaian ini mencerminkan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap kesejahteraan hewan dan etika dalam konsumsi pangan.

Meski demikian, sebagian besar industri telur di Indonesia masih menerapkan sistem kandang sangkar. 

Kondisi ini membatasi gerak ayam betina secara ekstrem, sehingga mereka tidak dapat membuka sayap secara normal maupun mengekspresikan perilaku alaminya.

Pameran ini juga menjadi ruang interaksi langsung antara relawan dan masyarakat. 

Melalui penyebaran selebaran, penyampaian informasi, dan pemutaran video edukatif, pengunjung diajak memahami pentingnya tanggung jawab perusahaan dan peran aktif konsumen dalam mendorong praktik peternakan yang lebih beretika.

“Perusahaan harus menjalankan komitmen yang telah mereka buat. Semakin lama implementasi kebijakan bebas sangkar ditunda, semakin lama pula jutaan ayam harus hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi. Ini adalah persoalan tanggung jawab dan prinsip dasar kesejahteraan makhluk hidup,” kata Elfha Shavira.

Lebih dari 2.000 perusahaan global telah menyatakan komitmen terhadap sistem bebas sangkar. 

Kampanye ini menjadi bagian dari gerakan global untuk mengakhiri praktik kandang sempit yang dinilai tidak selaras dengan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan dan nilai etika universal.

Act for Farmed Animals percaya bahwa kesadaran publik dan transparansi industri merupakan langkah awal dalam menciptakan sistem pangan yang adil dan berperikemanusiaan.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.