BANJARMASINPOST.CO.ID - Perubahannya nampak jelas, penyanyi Denada kini pamerkan hasil operasi hidung.
Ya, Denada belum lama ini menyelesaikan proses operasi hidung yang dijalaninya di Bangkok, Thailand.
Pasca operasi, Denada sudah sempat tampil di publik memperlihatkan bentuk hidung barunya.
Perubahan drastis tersebut juga nampak dari potret terbaru Denada di unggahan media sosialnya.
Hidungnya kini jadi jauh lebih mancung dibanding sebelumnya.
Ditanya soal perasaannya usai operasi, ibu satu anak itu mengaku senang dengan hasil operasi.
"Alhamdulillah, aku happy dengan hasilnya. Mohon doanya dari semuanya agar recovery-nya cepat," ungkap Denada saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat dikutip dari Grid.id, Sabtu (21/6/2025).
Tak main-main, Denada bahkan harus merogoh kocek hingga ratusan juta untuk operasi tersebut. Karena itulah Denada membutuhkan waktu untuk mengumpulkan uang.
"Aku cek itu harganya 660 ribu bath kalau misalnya di kurs kan itu sekitar Rp300 juta. Jadi memang secara dana juga butuhnya besar," terangnya.
Denada menegaskan bahwa keputusan untuk menjalani operasi hidung ini bukanlah tindakan impulsif. Ia melakukannya dengan pertimbangan matang, terutama karena tuntutan profesinya sebagai publik figur.
Di usia 47 tahun, langkah ini dia tempuh bukan semata demi penampilan, melainkan sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan eksistensinya di dunia hiburan.
Lebih jauh, ia mengenang nasihat almarhumah sang ibu, Emilia Contessa, yang sejak lama mendorongnya untuk menjaga penampilan demi keberlangsungan karier.
"Almarhumah mama sangat sangat suportif, bahkan dulu beliau yang pertama kali bilang, 'kamu harus benerkan, kamu harus menjaga'," kenang Denada.
"Kenapa? Karena beliau bilang, 'kamu masih bekerja di dunia entertainment', dan ini masih menjadi sumber utama nafkah aku," ujarnya.
Di usia yang tak lagi muda, ibu satu anak ini menyadari betapa kompetitifnya industri hiburan. Menurutnya, tetap eksis dan dipercaya di layar kaca adalah tantangan besar yang membutuhkan usaha ekstra.
"Aku untuk bisa bertahan di dunia entertainment di usia aku yang udah sekarang ini, itu nggak gampang," ucapnya.
Bagi Denada, prosedur ini adalah bentuk investasi jangka panjang yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan kariernya di industri yang sangat menuntut visual.
"Anggaplah ini sebagai investasi, mudah-mudahan dengan cara begini aku masih bisa mempertahankan karirku, memperpanjang umur karierku," tandasnya.
Denada memboyong putrinya, Aisha Aurum ke Singapura, sejak Aisha berusia belia. Keputusan itu dilakukan Denada lantaran putrinya didiagnosa mengidap kanker darah atau leukimia. Sejak saat itu, Aisha mendapatkan perawatan di National University Hospital (NUH) Singapura.
Harus mendapatkan perawatan intensif di Singapura, membuat Denada memutuskan jika anaknya bakal menetap di sana. Pun soal pendidikan, Denada pasrah jika putrinya harus menempuh pendidikan di negara itu. Diakui tak murah, Denada membongkar berapa biaya sekolah di Singapura.
“Dia masih harus check up (kesehatan), sudah keburu sekolah di sana juga (jadi menetap di Singapura),” kata Denada saat menjadi bintang tamu acara FYP Trans 7, Rabu (4//6/2025).
“Sekolah SD untuk foreigner (WNA) beda, kalau warga negara Singapura itu sekolah 1 Dollar Singapore, kalau untuk foreigner 560 Dollar Singapore per bulan,” kata Denada.
“Jadi untuk sekolah saja Rp7 juta per bulan,” kata Denada.
Dengan kata lain, Denada harus merogoh kocek per tahunnya tak kurang dari Rp84 juta per tahun untuk sekolah ‘negeri’ di Singapura. Awalnya, Denada mengaku sempat menyekolahkan putrinya di sekolah internasional, lantaran belum memiliki pengalaman menempuh pendidikan di sana.
Biaya pendidikan yang dikeluarkan di awal kedatangan mereka ke Singapura membengkak. Beruntung, setelah melalui tiga kali menempuh ujian, Aisha akhirnya diterima di sekolah negeri dengan bayaran yang jauh lebih terjangkau.
“Alhamdulillah tahun lalu (sekolah negeri),” kata Denada.
“Kalau di awal, sekolah internasional, mahal banget, buat aku mahal banget, sempat keteteran, ya Allah gimana caranya, susah banget bayar sekolah, keteteran,” kata Denada.
“Jadi coba masuk kayak melalui UMPTN gitu, itu untuk sekolah negeri, ribuan anak yang ikut, dia nyoba sekali, dua kali gagal, Alhamdulillah yang ketiga masuk,” kata Denada.
“Karena bedanya uang sekolah beda banget, itu kan pertolongan Allah ya, aku jadi ringan biaya sekolahnya, ya sudah dilanjut sekolah di sana aja, meski hariannya juga mahal,” kata Denada.
Untungnya, Aisha yang masih harus bolak-balik ke rumah sakit untuk cek kondisi tubuh itu, sangat menikmati momen sekolahnya di Singapura. Denada menyebut, bahkan putrinya itu sudah masuk ke dalam fase naksir-naksiran dengan teman sekolahnya.
Sebagai ibu, Denada hanya bisa menanggapi celotehan putrinya meski di dalam hatinya, ia amat khawatir. Denada hanya bisa bersyukur karena putrinya bisa tumbuh selayaknya anak remaja lain, meski kondisi kesehatannya tak baik-baik saja.
“Udah teenager, sudah punya gank dan crushnya, sudah naksir-naksiran, iya cerita, ‘ibu akhirnya aku punya crush di sekolah’, oh yang mana, dalam hati deg-degan,” canada Denada.
“Anak yang jalani kemo sekian lama, fisik itu benar-benar dikasih treatment keras, PR-nya bukan hanya dia selesaikan dengan baik, baik-baik saja, setelah itunya bagaimana,” kata Denada.
“Pada saat gigi susunya tanggal dan gigi dewasa tumbuh, aku Alhamdulillah, rambut tumbuh, tinggi badan tumbuh, Alhamdulillah, makanya pejuang kanker itu harus kontrol,” katanya.
“Aisyah itu disebut dalam fase remisi, disebut survivor itu baru 5 tahun setelah kemo terakhir,” katanya.
“Ini tahun ke-5 September ini, kalau sudah terlewati baru bisa disebut Aisha cancer survivor, doain ya,” ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Grid.id)