TRIBUNJATIM.COM - Keputusan seorang wanita menjadi perbincangan, karena akhirnya ia mendapatkan apa yang seharusnya didapatkannya.
Kuliah sering dipandang sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan masa depan cerah.
Banyak orang rela merogoh kocek dalam-dalam demi meraih gelar sarjana, dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji yang sesuai.
Namun, di Indonesia, biaya pendidikan tinggi, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta, terbilang sangat mahal.
Tak jarang, mahasiswa harus merogoh hingga ratusan juta rupiah hanya untuk menyelesaikan studi mereka.
Sayangnya, kenyataan di dunia kerja sering kali jauh dari ekspektasi.
Banyak sarjana yang harus menerima kenyataan pahit, gaji yang mereka terima ternyata jauh dari harapan dan dianggap belum sebanding dengan pengorbanan selama kuliah.
Salah satu kisah yang membuktikan hal ini datang dari seorang wanita yang membagikan pengalamannya melalui akun TikTok @hardiantiette10 yang dikutip TribunJatim.com, Sabtu (21/6/2025).
Dalam videonya, ia mengungkapkan bahwa ia telah menghabiskan sekitar Rp150 juta untuk biaya kuliah di Poltekkes Makassar.
"Biaya pendidikanku 150 juta," tulisnya dalam video tersebut.
Dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus, kenyataannya ia justru diterima sebagai perawat honorer dengan gaji hanya Rp700 ribu per bulan.
Tentu saja, gaji tersebut jauh dari kata cukup, apalagi jika dibandingkan dengan biaya kuliah yang harus ditanggungnya.
Lebih miris lagi, ia mengungkapkan bahwa gaji yang diterima sering terlambat dibayar.
"Kadang telat 2 sampai 3 bulan," jelasnya.
Menjadi tenaga kesehatan bukanlah pekerjaan yang mudah.
Selain membutuhkan keterampilan khusus, profesi ini juga penuh tanggung jawab besar.
Namun, minimnya apresiasi terhadap profesi ini membuat banyak lulusan merasa perjuangan mereka sia-sia.
Merasa tidak puas dengan kondisi tersebut, wanita ini akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah besar demi masa depannya yang lebih baik.
Ia memilih untuk bekerja sebagai perawat di Arab Saudi, sebuah keputusan yang terbukti mengubah hidupnya.
Gaji perawat di Arab Saudi terbilang jauh lebih menggiurkan.
Di sana, perawat bisa mendapatkan penghasilan sekitar 3.500 riyal Saudi, yang setara dengan Rp15 juta per bulan.
Selain gaji yang lebih tinggi, perawat di Arab juga mendapatkan berbagai tunjangan dan fasilitas yang menunjang kesejahteraan mereka, yang membuat banyak perawat Indonesia lebih memilih bekerja di luar negeri daripada bertahan dengan upah rendah di tanah air.
Banyak warganet yang ikut berkomentar mengenai kisah ini, menyoroti rendahnya gaji tenaga kesehatan di Indonesia.
Mereka merasa bahwa meski pendidikan tinggi di dalam negeri sangat mahal, belum tentu memberikan jaminan kesejahteraan di dunia kerja.
"Ternyata sia-sia ya sekolah tinggi-tinggi di Indonesia," tulis @www.tiktok.comhappyday7.
Beberapa lainnya juga menyoroti perbedaan mencolok antara biaya kuliah yang mahal dengan gaji setelah lulus.
Banyak lulusan merasa bahwa pendidikan yang mereka tempuh tidak sebanding dengan hasil yang mereka dapatkan setelah bekerja.
"mending 700an , aku dl kerja 180an perbulan dipuskesmas," komentar @finssszmasih.
"Gaji di Indonesia nggak sebanding dengan biaya kuliah yang kita keluarkan, apalagi yang ambil mandiri jauh banget," komentar @usern83023.
"Ku kira selama ini gaji perawat RS besar, ternyata ga sebanding sama biaya sekolahnya," ungkap @papagalgil.
"Pilihan yang bijak mbak, pilihlah tempat yang menghargai kamu!" kata @limtaihuen.
Belakangan yang tengah viral adalah para guru yang dipekerjakan di sebuah sekolah elite.
Bukannya mendapat gaji yang sesuai, mereka malah kerap mendapat gaji yang sudah dipotong.
Perlakuan sekolah swasta Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan RT 04/RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, ke para guru terungkap.
Pihak pengelola sekolah disebut menahan ijazah seorang guru, meski yang bersangkutan sudah berhenti bekerja atau resign.
Hal itu seperti diungkapkan seorang tenaga pengajar, Salsabila Syafwani.
Ia mengatakan, ijazah tersebut ditahan oleh pihak sekolah hampir satu tahun.
"Masih ada juga ijazah salah satu guru yang masih ditahan sudah hampir satu tahun," kata Salsabila saat dikonfirmasi Tribun Bekasi, Selasa (17/6/2025).
Salsabila lantas menjelaskan kesepakatan kontrak kerja di awal.
Yakni jika pekerja kurun waktu di bawah tiga bulan tidak memenuhi standar aturan sekolah, maka perlu membayar denda Rp250 ribu.
Namun, menurut pengakuan Salsabila, ada ucapan dari pihak sekolah yang tidak sesuai kesepakatan kerja, bahwa ada tambahan denda sebanyak Rp500 ribu.
"Ijazah itu ditahan kalau misalkan pekerja ini tidak proper dan di bawah tiga bulan, sehingga harus bayar denda Rp250 ribu sesuai kontrak tertulis," ungkapnya.
"Tapi beberapa case karyawan baru yang baru masuk di tahun 2025, ada omongan secara verbal kalau ada tambahan denda Rp500 ribu, dan itu tidak tertulis di dalam kontrak," jelasnya.
"Kalau uangnya itu tidak dibayar, ijazah tidak akan dikasih ada kemungkinan," tambahnya.
Tidak hanya itu, Salsabila menuturkan, pihak sekolah juga diduga kerap memotong gaji para guru tanpa keterangan.
Dirinya sempat mengalami pemotongan gaji dengan nominal Rp700 ribu per bulan.
"Kami digaji tidak pernah full, banyak potongan, dan kami tidak pernah ketahui itu potongannya untuk apa, potongan gaji pernah mencapai Rp700 ribu," tuturnya.
Salsabila mengaku sempat bingung dengan penyebab pihak sekolah dapat memotong gaji dirinya tanpa keterangan.
Bahkan, ia mengaku tidak kerap diberikan slip gaji oleh pihak sekolah.
"Jadi kami itu tidak pernah dapat transaksi slip gaji kecuali kami minta."
"Kami juga tidak didaftarkan BPJS, otomatis bukan pembayaran untuk BPJS itu potongannya."
"Intinya kami tidak tahu itu potongan kenapa," ucapnya.
Sementara guru lainnya, Anisa Dwi Zahra, menuturkan hal senada dengan Salsabila.
Anisa mengaku tidak pernah mendapatkan gaji penuh per bulan sesuai dengan kontrak kerja dari pihak sekolah.
"Saya dapat gaji tidak full karena gaji saya itu Rp1,9 juta tapi suka dipotong dan dapatnya Rp1,5 juta, dipotong sekitar Rp400 ribu," tutur Anisa saat dikonfirmasi, Selasa (17/6/2025).
Anisa menegaskan tidak mengetahui penyebab dipotongnya gaji.
Padahal menurutnya, kalau ia mengikuti selalu aturan yang diterapkan pihak sekolah, di antaranya tepat waktu masuk kerja.
"Saya juga tidak tahu itu kenapa dipotongnya, padahal saya juga kalau kerja selalu tepat waktu tidak pernah telat, dari pihak sekolah juga tidak pernah menjelaskan," tegasnya.
Anisa mengungkapkan, ketika dirinya menerima slip gaji juga tidak dijelaskan aliran potongan tersebut.
Berdasarkan keluhan ini, ia berharap pihak relevan dapat segera membantu dirinya dengan rekan guru di sekolah tersebut yang saat ini sudah berhenti kerja atau resign massal pada Jumat (13/5/2025).
"Ketika saya menerima slip gaji itu juga tidak ada keterangan uang potongan itu untuk apa, kami tidak dapat BPJS, padahal di kontrak kerja itu ada tulisan BPJS," ungkapnya.
Tak hanya soal gaji, keluhan juga dirasakan guru soal pekerjaan mereka yang di luar job desk.
Mereka mengaku, pihak sekolah, kerap memberikan tugas-tugas di luar dari pekerjaan sebagai guru.
Pihak sekolah yang dimaksud dalam hal ini adalah kepala yayasan sekaligus diduga menjabat sebagai kepala sekolah (kepsek).
Seorang guru bernama Salsabila Syafwani mengatakan, berdasarkan hal itu, membuat dirinya bersama rekan seprofesi di sekolah tersebut menjadi resah.
"Kami dikontrak sebagai staf pendidik, tetapi terkadang kami diberikan tugas di luar jobdesk guru," kata Salsabila kepada awak media pada Senin (16/6/2025).
Tugas di luar jobdesk yang dimaksud Salsabila yaitu seperti penugasan kepada Asisten Rumah Tangga (ART).
Sementara itu, guru lain bernama Anisa Dwi Zahra mengaku pernah ditugaskan membeli ayam goreng untuk anak pemilik yayasan.
"Saya juga pernah disuruh membeli ayam fried chicken ke Jatiasih. Padahal di sini juga ada," kata Anisa.
"Saya sudah komplain, tetapi pihak yayasan tidak tahu alasannya dan akhirnya saya lakukan," imbuhnya.
Meski kerap diberikan uang tambahan, tetapi Anisa tetap menyampaikan keberatan.
"Dapat uang bensin, tetapi saya sangat keberatan karena jauh," katanya.
"Jarak dari sini ke tempat penjual ayam lumayan jauh," ucap Anisa.