BANGKAPOS.COM - Perang Lawan Israel, Russia Tawarkan Bantuan ini ke Iran, KBRI Teheran Langsung Siaga 1.
Situasi memanas di Timur Tengah, hal ini dikarenakan perang perang yang terjadi antara Iran dengan israel.
Perang yang terjadi antara Iran dan Israel menarik para sekutu masing-masing untuk membantu, di antaranya ada Russia dan China.
Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan pernah menawarkan bantuan udara kepada Iran yang tengah konflik dengan Israel.
Hal itu dikatakan Putin dari tayangan YouTube KompasTV yang dikutip dari APTN.
Mulanya seorang pria menanyakan respons Putin jika Israel membunuh pempimpin tinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Pembunuhan itu bisa dilakukan atas bantuan Amerika Serikat (AS) atau tanpa bantuan negeri berjuluk Paman Sam tersebut.
Putin menjawab bahwa Pemerintah Rusia pernah menawarkan bantuan kepada Iran dalam menghadapi Israel.
Namun tampaknya, kata Putin, Iran belum berminat atas bantuan yang ditawarkan Rusia.
"Kami pernah menawarkan kepada teman-teman Iran, kami untuk bekerja di bidang sistem pertahanan udara. Pada saat itu, mitra kami tidak menunjukkan minat yang besar," kata Putin.
Meski demikian, kata Putin, Pemerintah Rusia sudah memberikan bantuan kepada Iran atas perang yang terjadi.
Salah satunya mengirim ratusan para ahli Rusia ke Kota Bushehr di Iran, namun Putin tak merinci tugas yang dikerjakan oleh para ahli tersebut.
"Para ahli kami sedang bekerja di Bushehr, ada 250 orang ditambah mereka yang sedang dalam perjalanan dinas. Jumlah total bisa mencapai 600 orang dan kami tidak pergi, bukankah itu dukungan?," ucap Putin.
"Nah iran belum meminta kami untuk memberikan dukungan lain," tambahnya.
Menurut dia, Rusia dan Iran memang telah menjalin kemitraan strategis, tapi perjanjian tersebut tidak mengandung artikel apapun yang terkait dengan bidang pertahanan.
China Diam-diam Kirim Pesawat Misterius
Konflik memanas antara iran dengan Israel.
Kedua negara saling serang hingga menembakkan rudal.
Di tengah pertikaian, muncul kabar China diam-diam mengirim pesawat misterius ke Iran.
Dikabarkan, sehari setelah Israel menyerang Iran pada Jumat (13/6/2025) lalu, sebuah pesawat kargo dilaporkan lepas landas dari China.
Keesokan harinya pada Minggu (15/6/2025), pesawat kedua berangkat dari kota pesisir.
Kemudian pada Senin (16/6/2025), satu pesawat angkut lagi berangkat dari Shanghai.
Dilansir dari surat kabar Inggris The Daily Telegraph atau The Telegraph, data menunjukkan pada setiap penerbangan, pesawat bergerak ke arah barat di sepanjang utara China, menyeberang ke Kazakhstan, lalu menuju selatan ke Uzbekistan dan Turkmenistan, kemudian menghilang dari radar saat mendekati Iran.
Lebih misterius, rencana penerbangan mengindikasikan tujuan akhir Luksemburg, tetapi pesawat itu terpantau tidak pernah terbang di dekat langit Eropa.
Muncul kekhawatiran tentang apa yang mungkin telah dikirim dari China ke Iran tersebut saat perang antara Iran dengan Israel tengah berkecamuk.
Pakar penerbangan mencatat jenis pesawat yang digunakan yakni pesawat kargo Boeing 747, umumnya digunakan untuk mengangkut peralatan dan senjata militer, dan disewa untuk menerbangkan pesanan kontrak pemerintah.
"Kargo-kargo ini tentu saja menarik banyak perhatian karena adanya harapan bahwa China akan melakukan sesuatu untuk membantu Iran," kata dosen di Universitas Exeter yang meneliti hubungan Tiongkok dengan Timur Tengah dan Afrika Utara, Andrea Ghiselli, dilansir dari The Telegraph, Selasa (17/6/2025).
China dan Iran merupakan mitra strategis yang bersekutu dalam penentangan mereka terhadap tatanan dunia yang dipimpin AS, serta mendukung fase “multipolar” baru dalam diplomasi global.
Iran juga merupakan salah satu pemasok energi utama Tiongkok, yang mengirim sebanyak dua juta barel minyak per hari.
Dengan demikian, tidak aneh jika Beijing mungkin mencari cara untuk mendukung dan menstabilkan Iran tersebut.
"Runtuhnya rezim saat ini akan menjadi pukulan yang signifikan dan akan menimbulkan banyak ketidakstabilan di Timur Tengah, yang pada akhirnya akan merusak kepentingan ekonomi dan energi China," kata Ghiselli.
"Selain itu, di Iran mungkin ada banyak pihak yang mengharapkan bantuan dari China," lanjut dia.
China tercatat punya sejarah memasok Iran meskipun dikritik dunia internasional, misalnya mengirim ribuan ton bahan rudal balistik yang dapat digunakan dalam pengembangan senjata nuklir Iran.
Namun, pada momen penting ini, para ahli berpendapat Beijing mungkin berhati-hati.
Terlibat langsung dalam konflik Iran-Israel dipandang dapat menggagalkan perubahan apa pun yang dilakukan China untuk menstabilkan hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu terkuat Israel.
Saat ini Beijing juga masih terguncang akibat perang dagang berisiko tinggi dengan Washington.
"Kehadiran perangkat keras militer China akan membuat hal itu mustahil, terutama karena sudah ada beberapa pihak yang mendorong AS ikut berperang juga, untuk membatasi China, dengan menyerang Iran," kata Ghiselli.
"Meskipun kemungkinan China secara terang-terangan mengirim material militer ke Teheran masih rendah, namun kemungkinan itu tidak boleh diabaikan dan harus dipantau secara ketat," kata peneliti spesialis Tiongkok dan Timur Tengah di Institut Studi Keamanan Nasional Israel, Tuvia Gering.
Tanpa melakukan inspeksi independen, tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti apa yang dibawa pesawat kargo tersebut.
Menurut data penerbangan yang tersedia untuk umum, dalam penerbangan berikutnya beberapa pesawat tampak lepas landas dari sekitar area yang sama di sepanjang perbatasan Turkmenistan-Iran, dan menuju Luksemburg.
Perusahaan kargo yang mengoperasikan pesawat tersebut dan berbasis di Luksemburg, Cargolux, mengatakan penerbangannya tidak menggunakan wilayah udara Iran.
Akan tetapi perusahaan tersebut tidak menanggapi pertanyaan tentang apa yang mereka bawa.
Manifes kargo tidak dianggap sebagai masalah informasi publik, meskipun barang berbahaya sekalipun atau muatan khusus yang harus dideklarasikan kepada operator dan agen penanganan, informasi yang diberikan dapat tidak akurat atau menyesatkan.
The Telegraph mencatat Tiongkok sebelumnya telah mencoba mengirim senjata yang disamarkan sebagai barang komersial.
Berdasarkan pengiriman yang pernah dicegat oleh otoritas Eropa, cara yang dilakukan adalah dengan melabeli komponen pesawat nirawak (drone) sebagai suku cadang turbin angin.
Investigasi The Telegraph tahun lalu juga menemukan China mencoba mengirim pesawat nirawak senilai $1 miliar (£738 juta) ke Libya, yang disembunyikan di balik jaringan perusahaan cangkang di Inggris, Tunisia, dan Mesir, dengan imbalan minyak mentah.
KBRI Siaga 1 Evakuasi WNI dari Iran
Kementerian Luar Negeri telah menaikkan status Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran dari Siaga 2 ke Siaga 1 menyusul terus meningkatnya eskalasi konflik Iran dengan Israel.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Sugiono di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia, Rabu (18/6/2025) malam waktu setempat.
"Maka saya memutuskan untuk meningkatkan level kesiagaan di kedutaan Teheran. Dari level siaga 2 menjadi level siaga 1," kata Sugiono.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah meminta jajaran Kemenlu melakukan penilaian dan menyusun langkah evakuasi bagi WNI yang berada di Iran.
Sejak dua hari lalu, ia telah memerintahkan untuk menyusun langkah evakuasi apabila kondisi di Iran terus memburuk.
"Kemudian mulai juga melaksanakan langkah-langkah kontingensi dan langkah-langkah evakuasi bagi warga negara Indonesia," katanya.
Sugiono mengatakan total terdapat 380 WNI yang berada di Iran. Eskalasi konflik Iran-Israel yang terus meningkat membuat keselamatan WNI di Iran terancam.
"Ada kurang lebih 380-an warga negara Indonesia yang ada di Iran, di Teheran dan beberapa kota lainnya yang ada di Iran. Yang saya kira berada di dalam posisi yang tidak baik, ya, terancam karena serangan yang terus meningkat ini," ujarnya.
Sugiono mengungkapkan, evakuasi WNI di Iran akan menggunakan jalur darat, mengingat pesawat tidak bisa melintasi Iran.
"Yang disasar juga lagi bukan saja target-target militer tapi juga target-target sipil. (Evakuasi melalui) jalur darat, kalau udara nggak bisa," kata Sugiono.
"Pesawat tidak bisa. Satu-satunya jalur sekarang adalah jalur darat," imbuhnya.
Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan beberapa negara tetangga Iran untuk rencana evakuasi WNI tersebut.
"Kita juga lagi mengkomunikasikan terus pada seluruh warga negara Indonesia yang ada di Iran. Untuk selalu menjalin komunikasi yang dekat dan erat dengan kedutaan sehingga suatu waktu di komando," ucap Sugiono.
Sebelumnya hingga hari ketujuh perang Israel-Iran belum juga mereda.
Israel terus melancarkan sejumlah gelombang serangan udara, menyerang fasilitas nuklir (fasilitas sentrifugal di Tehran & Karaj, situs Fordow, Natanz) serta markas keamanan internal di Tehran.
Dilansir dari Al Jazeera, dalam gelombang keenam, Israel menargetkan hingga 40 lokasi termasuk fasilitas senjata dan nuklir.
Sementara Iran menembakkan lebih dari 370 rudal balistik dan drone ke wilayah Israel, menghantam daerah seperti Herzliya dan kota-kota lain
(Kompas/Tribunnews)