Semarak Haul Bung Karno di Kediri, Kampung Inggris Jadi Panggung Teater Musikal dan Jaranan
Dwi Prastika June 22, 2025 12:30 PM

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Peringatan Bulan Bung Karno tahun 2025 di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berlangsung meriah dan penuh makna.

Mengusung semangat nasionalisme dan warisan sejarah perjuangan Presiden pertama RI Ir Soekarno, acara digelar dengan format kolaborasi seni dan edukasi pada Sabtu (21/6/2025) malam.

Acara seni kolaborasi ini melibatkan ratusan pelajar, seniman, dan masyarakat umum di jantung Kampung Inggris Pare, Kediri.

Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, dalam sambutannya menyebut, momen ini untuk mengenang jasa-jasa sang proklamator yang lahir pada 6 Juni 1901, menggagas Pancasila pada 1 Juni 1945 dan wafat pada 21 Juni 1970. 

"Bulan Juni tak bisa dipisahkan dari Bung Karno. Ini bulan sejarah, dan momentum untuk kaum muda agar tidak melupakan akar bangsa. Sebagaimana pesan beliau, JAS MERAH Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah," tegasnya.

"Perjalanan Bung Karno juga tak lepas dari Kediri, Situs Ndalem Pojok Bung Karno Kediri merupakan tempat bersejarah yang menjadi saksi perjalanan hidup sang proklamator," imbuhnya.

Acara dibagi dalam dua sesi.

Dimulai sejak pukul 13.00 WIB di Hutan Taman Kota Pare dengan pagelaran seni jaranan yang menjadi sajian budaya khas Jawa Timur.

Dilanjutkan pada malam harinya di Lapangan Desa Tulungrejo, Pare yang berada di tengah Kampung Inggris.

Kawasan Kampung Inggris dipilih sebagai lokasi utama karena menjadi titik kumpul generasi muda dari seluruh penjuru negeri dan mancanegara. 

"Dengan berkumpulnya pelajar, remaja, bahkan pekerja di Kampung Inggris selama masa liburan ini, kami berharap semangat Bung Karno bisa tersampaikan lebih luas dengan pendekatan seni kontemporer," tambah Mbak Dewi, sapaan Dewi Mariya Ulfa.

Malam harinya, mulai pukul 19.00 WIB, panggung seni kolaborasi disulap menjadi teater musikal penuh pesan patriotisme.

Pertunjukan dibuka dengan sambutan, dilanjutkan penampilan musik dari TAF Music dan teater musikal dari Sanggar Jayanti dan Sanggar Saraswati yang menampilkan rangkaian prolog, drama tari bertema Lir Ilir, Jangkrik Genggong hingga Tari Politik dan Tari Romance.

Penampilan tersebut mengisahkan perjalanan Bung Karno dari kecil, masa perjuangan hingga proklamasi kemerdekaan.

Tiap sesi diselingi dengan visualisasi dokumenter dan audio pengiring, termasuk lagu-lagu nasional dan tematik yang mendukung atmosfer teatrikal.

Salah satu momen yang paling emosional terjadi saat sesi proklamasi yang dibawakan penuh khidmat, disusul dengan kolaborasi pamungkas bertajuk Tanah Air yang melibatkan seluruh penampil di panggung.

Lagu kebangsaan berkumandang dengan latar visual bendera merah putih berkibar.

"Peringatan Bulan Bung Karno ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga ruang ekspresi kreatif bagi generasi muda Kediri dan sekitarnya," ucapnya.

Melalui seni yang menggugah, nilai patriotisme ditanamkan dengan cara yang menyenangkan dan menyentuh.

Acara yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri ini sekaligus menjadi pengingat bahwa seni adalah bahasa universal yang bisa menyuarakan semangat perjuangan. Dan di tengah pesatnya arus modernisasi, pesan Bung Karno tetap hidup dalam denyut kreatif anak-anak bangsa.

"Akhir kata semoga sajian pagelaran Malam ini bisa menggugah semangat kita untuk meneladani jiwa kebangsaan sang penyambung lidah rakyat dalam kita menapaki kehidupan sehari-hari sebagai warga negara yang baik penuh dengan tanggung jawab nasionalisme dan patriotisme," tandas Mbak Dewi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.