CFD, Wisata Lokal dan Kemajuan UMKM
Edi Nugroho June 23, 2025 08:31 AM

ADA yang berbeda di area Siring Menara Pandang, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan,  Minggu (22/6/2025). Ribuan orang terlihat tumpah ruah di kawasan ini.

Tua dan muda tampak antusias menikmati pemandangan di kawasan Siring sambil joging atau berolah raga ringan lainnya.

Kemarin kawasan setempat termasuk yang diuji coba pelaksanaan Car Free Day (CFD), yang sebelumnya ada di sekitar kawasan Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Adapun rutenya meliputi Jalan Jenderal Sudirman (start/finish di titik Nol Kilometer), Jalan Merdeka (Jembatan Merdeka), Jalan Kapten Piere Tendean (Siring Menara Pandang), dan Jembatan Pasar Lama.

Uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah kawasan tersebut cocok diterapkan secara permanen sebagai area bebas kendaraan bermotor. Selain itu, uji coba ini bertujuan untuk mengukur dampak positif CFD terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta mengidentifikasi potensi masalah yang perlu diatasi sebelum penerapan permanen.

Wali Kota Banjarmasin HM Yamin mengatakan rute baru tersebut, untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang publik di kawasan ikonik Kota Banjarmasin. Melalui kegiatan yang dihelat setiap pekan itu, juga diharapkan bisa memnfasilitasi aktivitas warga dengan pusat kota yang lebih tertata.

Perubahan ini juga menjadi langkah awal dalam upaya Pemko Banjarmasin menata kembali ruang publik agar lebih terintegrasi dan mendukung gaya hidup sehat masyarakat.

Jika merujuk pada sejarah, CFD atau hari bebas kendaraan pertama kali digelar di Banjarmasin pada tahun 2011 silam. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi polusi udara dan kemacetan lalu lintas, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya gaya hidup sehat.

Di Banjarmasin, CFD dilaksanakan pada hari Minggu pagi, di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman atau depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Dalam perkembangannya, momen ini pun sering dimanfaatkan warga untuk berolah raga sambil bersantai menikmati kota, tanpa lalu lalang kendaraan bermotor. Tak hanya itu, sejumlah pedagang kecil atau UMKM pun memanfaatkan momen ini untuk mendulang rezeki.

CFD pun tidak lagi sekadar kesempatan untuk berolah raga, tapi juga wisata dan peluang untuk mengais rezeki bagi masyarakat. Bercermin dari hal ini, kita tentu sangat mendukung agar CFD dipertahankan dan dikembangkan di kawasan yang lebih bisa mengeksplorasi potensi wisata di Banjarmasin, secara lebih tertata.

Seperti diketahui, kawasan siring, Menara Pandang, tugu Nol Kilometer adalah tempat ikonik di Banjarmasin. Lokasi ini pun jadi tujuan favorit pelancong, baik lokal maupun luar daerah. Dengan penataan dan melibatkan UMKM, semoga membuat wisata di Banjarmasin juga makin diminati, seperti halnya CFD di Bundaran HI Jakarta yang ikonik dan masyhur di kalangan masyarakat sebagai tempat untuk santai, berolahraga sambil berwisata. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.