Penjelasan Kepsek Soal Siswa SD Sawer Biduan saat Perpisahan, Ide Berasal dari Paguyuban Wali Murid
Ficca Ayu Saraswaty June 23, 2025 04:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini penjelasan Kepsek SDN 1 Kenayan Tulungagung soal siswa SD sawer biduan saat acara perpisahan sekolah.

Momen perpisahan sekolah yang satu ini viral di media sosial karena kehadiran biduan.

Biduan tersebut hadir untuk menghibur.

Namun hal yang menjadi viral karena disawer siswa SD.

Video yang memperlihatkan siswa SD sawer biduan saat acara perpisahan, viral lewat media sosial.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com ( TribunJatim.com Network ), video diunggah sejumlah akun di platform X, seperti @viralinae.

Pada awal rekaman terlihat seorang laki-laki dan perempuan menyanyikan lagu dagdut koplo.

Kemudian ada dua orang siswa berseragam anak SD tampak mulai berjoget.

Satu di antaranya bahkan mengeluarkan uang untuk disawer ke biduan.

Biduan itu tidak menolak, menerima uang pemberian dari siswa SD.

Belakangan diketahui, video tersebut diambil saat acara tasyakuran dan pelepasan siswa SD kelas 6 pada Sabtu (21/6/2025) kemarin.

Ada pun lokasinya di ruang SDN 1 Kenayan Tulungagung.

Klarifikasi Kepsek

Kepala sekolah (Kepsek) SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina membenarkan video siswa SD nyawer biduan.

Ia mengatakan sesi joget dangdut koplo itu dilakukan di luar acara inti.

Awalnya acara berjalan sesuai rencana.

Terdapat berbagai sesi seperti potong tumpeng dan foto bersama.

"Setelah acara selesai pembagian konsumsi dan anak-anak foto-foto bersama dengan keluarga akhirnya bapak ibu guru keluar dari lokasi itu ke ruang guru.

"Nah, kejadiannya itu pure (murni, red) dari wali murid karena guru-guru sudah keluar dari ruang," urainya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Minggu (22/6/2025).

Admim menegaskan, bukan pihaknya yang menyediakan biduan untuk menghibur.

Semua ide berasal dari paguyuban wali murid.

Seusai kejadian, perwakilan wali murid datang ke sekolah.

Mereka meminta maaf lewat surat pernyataan bertanda tangan materai.

Di sisi lain, Admim juga mengakui kecolongan atas kejadian ini.

SISWA SD NYAWER - (Kiri) Ilustrasi siswa SD. (Kanan) Tangkap layar video viral siswa SD di Tulungagung nyawer biduan. (KOLASE freepik.com/YouTube tvOneNews)

Asyik Mau Nyawer Biduan, Pria Asal Padang Ambruk di Atas Panggung saat Orkes di Bangkalan

Dua buah rekaman video berlatar panggung pertunjukan orkes dangdut beredar secara masif di grup-grup WhatsApp sejak Selasa (25/4/2024) pagi.

Sejumlah warga tampak menggotong tubuh seorang pria untuk membawa turun dari tangga panggung.

Dalam rekaman video berdurasi 26 detik, menyajikan seorang pria dengan tubuh terlentang berada di tengah kerumunan warga.

Terdengar suara seorang pria mengatakan, ‘Mateh kanak, mateh kanak, mateh gellek se a joger’ (Mati, mati, mati tadi yang berjoget)’.

Sementara dalam satu video lainnya yang berdurasi 49 detik, selain menampilkan proses menurunkan tubuh seorang pria, terdengar pula suara MC pria yang mengatakan,

‘Kita semua sama-sama berdoa, sama-sama memohon doa restu mudah-mudahan oleh Allah diberikan yang terbaik, mudah-mudahan oleh Allah diberikan yang betul-betul kesembuhan yang sangat total, capek mungkin, mudah-mudahan cepat sembuh’.

Sejumlah warga menggotong tubuh seorang pria dari atas panggung pertunjukan orkes dangdut pada Senin (24/6/2024) malam. Kapolsek Modung, Iptu Suyanto membenarkan bahwa tayangan rekaman video itu berlokasi di Desa Patengteng, Kecamatan Modung
Sejumlah warga menggotong tubuh seorang pria dari atas panggung pertunjukan orkes dangdut pada Senin (24/6/2024) malam. Kapolsek Modung, Iptu Suyanto membenarkan bahwa tayangan rekaman video itu berlokasi di Desa Patengteng, Kecamatan Modung. (Tangkapan layar video amatir)

Kapolsek Modung, Iptu Suyanto membenarkan bawah pertunjukan orkes dangdutan itu berlokasi di Desa Patengteng, Kecamatan Modung pada Senin (24/6/2024) malam.

Pria dalam video itu berinisial berinisial MR (54) ber-KTP warga Padang Aro, Desa Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

“Belum sempat nyawer, masih tukar uang kemudian pingsan. Ditolong masyarakat yang ada di atas panggung. Setelah dibawa turun dari panggung, mau dibawa ke rumah sakit dan ketika masuk mobil sudah meninggal,” ungkap Suyanto di hadapan awak jurnalis.

Ia menjelaskan, kehadiran MR di Madura dalam rangka pulang seorang diri untuk berobat karena yang bersangkutan mempunyai riwayat penyakit jantung. Sambil menunggu isteri yang masih mengurus proses sekolah anaknya.

“Tadi malam saya sudah bertemu dengan kepala desa, saya konfirmasi bahwa memang sudah ada penyakit lemah jantung. Setelah sampai sini ada hiburan orkes, kemudian mau bersenang senang, nyawer. Tetapi belum sempat nyawer, masih tukar uang kemudian pingsan dan meninggal,” pungkas Suyanto.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.