Gejala Keracunan Daging yang Perlu Diwaspadai
GH News June 24, 2025 07:03 AM

Waspadai keracunan yang bisa disebabkan oleh masakan olahan daging. Pada pertengahan Juni, sebanyak delapan anak di Saint-Quentin, Prancis mengalami keracunan makanan diduga setelah makan daging dari sebuah toko. Mereka mengalami gejala pencernaan berat seperti diare berdarah.

Sebanyak lima anak mengalami komplikasi haemolytic uraemic syndrome (HUS) dan satu pasien dinyatakan meninggal dunia. HUS adalah kondisi langka yang ditandai dengan kerusakan sel darah merah, penurunan trombosit, dan gagal ginjal akut. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri E. coli yang menghasilkan racun, terutama pada anak-anak.

Otoritas setempat belum bisa memastikan kontaminan berasal dari toko daging yang dimaksud. Sampel telah dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Walikota setempat mengatakan total temuan kasus sudah mencapai 10 anak.

"Kami total memiliki 10 kasus yang dikonfirmasi, termasuk satu anak yang dirawat di rumah sakit di Reims, Jadi masih ada kekhawatiran," kata walikota Saint-Quentin, Frederique Macarez, dikutip dari BBC, Senin (23/6/2025).

Waspadai Keracunan Daging

Mengonsumsi daging yang tidak segar atau terkontaminasi bisa membawa risiko kesehatan serius. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahayanya hingga gejala muncul dan mengganggu aktivitas.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini penjelasan lengkap terkait bahaya keracunan daging.

Gejala Keracunan

Gejala keracunan daging dapat bervariasi setiap orang. Gejalanya dapat muncul dalam beberapa jam atau beberapa minggu setelah konsumsi makanan, tergantung pada penyebabnya. Berikut ini gejala umum yang dapat muncul:

  • Sakit perut.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Diare dengan tinja berdarah.
  • Nyeri perut atau kram.
  • Demam.
  • Sakit kepala.

Dalam kasus yang jarang, keracunan makanan juga dapat memengaruhi sistem saraf dan memicu gejala parah. Beberapa di antaranya seperti penglihatan kabur, anggota tubuh tidak bisa bergerak, sulit menelan, kesemutan atau mati rasa pada kulit, rasa lemah, dan perubahan suara.

Sumber Cemaran

Ada banyak jenis kontaminan pada makanan yang memicu keracunan. Beberapa kontaminan makanan yang kerap ditemukan seperti bakteri, virus, parasit, racun, bakteri, hingga jamur.

Makanan bisa terkontaminasi kapan saja, mulai dari tahap proses produksi sampai ke meja makan. Beberapa faktor cemaran bisa disebabkan oleh:

  • Cuci tangan tidak bersih: Feses yang tertinggal di tangan setelah dari toilet dapat mencemari makanan. Kontaminan lain juga bisa berpindah dari tangan saat menyajikan makanan.
  • Alat memasak tidak bersih: Pisau, talenan, dan alat dapur yang tidak dicuci dapat menyebarkan kontaminan.
  • Penyimpanan tidak tepat: Makanan yang dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang berisiko terkontaminasi. Makanan yang terlalu lama disimpan dalam kulkas juga bisa rusak.

Jenis Kontaminan

Bakteri merupakan salah satu jenis kontaminan yang paling umum pada makanan berbahan dasar daging. Beberapa di antaranya seperti Bacillus cereus, Clostridium perfringens, E. coli, Listeria, Salmonella, dan Staphylococcus aureus.

Kontaminasi Bacillus cereus biasanya muncul dari nasi, sisa makanan, sup, daging, dan makanan lain yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang. Gejala keracunan yang disebabkan oleh bakteri ini bisa muncul dalam 30 menit sampai 15 jam.

Sedangkan, kontaminasi E. Coli biasanya dapat disebabkan oleh daging mentah atau kurang matang. Selain itu, kontaminan E.coli juga bisa muncul pada susu dan jus yang tidak dipasteurisasi dan air terkontaminasi.

Gejala kontaminan E.Coli biasanya muncul 3-4 hari. Tapi dalam beberapa kasus juga dapat muncul 1-10 hari.

Pertolongan Pertama Keracunan Makanan

Pertama, minumlah air putih secara perlahan untuk mencegah dehidrasi. Minum terlalu cepat bisa memperburuk gejala mual dan muntah, jadi minumlah sedikit demi sedikit, dan secara berkala dalam beberapa jam.

Pastikan frekuensi buang air kecil masih teratur, serta warna urine jernih dan terang. Jika urine berwarna gelap, ini bisa menjadi tanda dehidrasi. Pusing dan rasa melayang juga bisa menjadi tanda dehidrasi.

Hindari konsumsi obat anti-diare, karena obat semacam ini menghambat proses tubuh mengeluarkan organisme atau racun dari tubuh. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika:

  • Muntah berlangsung lebih dari dua hari.
  • Diare berlangsung selama beberapa hari.
  • Diare disertai darah, tinja berwarna hitam.
  • Demam lebih dari 38,3 derajat celsius.
  • Pusing atau hampir pingsan setiap berdiri.
  • Muncul kebingungan.
  • Nyeri perut hebat.



© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.