'Jalan Sunyi' Evan Dimas, Mantan Pemain Timnas yang Kini Melatih SSB di Desa
Suara Jatim Post June 24, 2025 12:53 PM

Pecinta sepak bola di Indonesia mana yang tak kenal sosok Evan Dimas Pramono, pemain sepak bola yang pernah memperkuat Timnas Indonesia tersebut, namanya selalu menggema di lapangan sepak bola.

Namun kini Evan Dimas lebih memilih "jalan sunyi" yang jauh dari sorotan stadion megah dan lampu sorot kamera. Mantan gelandang Timnas Indonesia itu kini melatih anak-anak di sebuah Sekolah Sepak Bola (SSB) rintisan di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

Setiap hari Kamis, Jumat, dan Minggu sore, latihan digelar di sebuah lapangan desa yang terletak di tepi area persawahan. Hamparan hijau sawah dan pemandangan perbukitan yang mengelilingi desa menjadi latar latihan yang menenangkan. Di sanalah Evan Dimas terlihat membimbing sekitar 20-an anak dengan penuh semangat.

"Kegiatan di Tulungagung selama ini saya banyak meNghabiskan waktu di Sanggar Saraswati Nuswantara, dimana tempat saya belajar untuk melatih mendidik generasi muda melalui sepak bola," ujar evan Dimas, Ahad (22/6/2025).

Evan Dimas, yang pernah membawa Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2016 dan meraih perunggu di SEA Games 2017, menyebut keputusannya melatih di desa ini bukan kebetulan.

Ia tertarik dengan konsep pendidikan sepak bola yang diusung oleh Sanggar Saraswati Nuswantara, organisasi budaya yang juga menaungi SSB Saraswati tempat ia kini membina anak-anak.

"Saya disini sejak SSB berdiri sekitar 6-7 bulanan yang lalu, saat saya masih main di Persik," ucapnya.

Evan Dimas mengaku, yang dia temukan di sini bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga nilai-nilai kehidupan. Hal itulah yang kemudian menyentuh hatinya, dan memutuskan untuk menjadi pelatih di SSB Saraswati.

Baginya, sepak bola bukan sekadar permainan, melainkan medium untuk menanamkan etika dan moral. Anak-anak diajak untuk tidak hanya menguasai teknik dasar bermain bola, tetapi juga belajar tentang kerja sama, disiplin, dan rasa hormat terhadap lawan.

"Karena memang Sanggar Saraswati Nuswantara ini memiliki konsep yang menurut saya luar biasa, dimana hati dan saya tergugah, dan memutuskan menjadi pelatih untuk mendidik generasi muda," tutur Evan Dimas, saat ditemui di sela-sela latihan, dengan latar senja yang jatuh di antara bukit dan sawah.

Di usianya saat ini yang masih 30 tahun, Evan belum memberi kepastian apakah ia benar-benar gantung sepatu dari dunia sepak bola profesional dan beralih menjajaki dunia kepelatihan sepak bola atau tidak.

Meski tawaran untuk bergabung dengan sejumlah klub sepak bola berdatangan, namun yang jelas, saat ini fokusnya adalah menjadi pelatih bagi anak-anak desa dan membantu mereka meraih mimpi lewat jalur olahraga.

"Tawaran tentunya ada, kemarin dari Persik juga ada tawaran dari beberapa klub, tapi saya memutuskan untuk fokus melatih," ungkapnya.

Saat ditanya apakah kegiatan melatih ini menghasilkan pendapatan, Evan Dimas memilih tak memberi jawaban pasti. Menurutnya dengan berada di Sanggar Saraswati Nuswantara ini ia mendapatkan imu yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

Evan Dimas menjelaskan, Sanggar Saraswati Nuswantara bukan hanya bergerak di bidang olahraga, tetapi juga sosial kemasyarakatan, seni dan budaya, serta sains dan tekhnologi. 

"Kalau masalah uang, dibayar atau tidak dibayar menurut saya nantilah, yang penting niatan kita untuk menularkan ilmu ke adik-adik," tegasnya.

Dari sebuah lapangan sederhana di pelosok Tulungagung, Evan Dimas membuktikan bahwa kontribusi pada dunia sepak bola tak harus datang dari tribun penonton yang penuh. Dengan sabar dan telaten dia membimbing anak-anak yang rata-rata masih usia sekolah dasar. Di tengah perbukitan dan hamparan sawah, ia membangun harapan baru bagi masa depan sepak bola Indonesia.

"Karena adik-adik ini adalah akarnya, benar-benar kita harus tanamkan yang terbaik buat adik-adik. Menanamkan etika dan moral dengan detail, menanamkan teknis dengan detail. Jadi kita gak bisa asal-asalan mendidik adik-adik di usia seperti itu," pungkas Evan Dimas.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.