BANJARMASINPOST.CO.ID- Tanpa merasa mengenal lelah, Johansyah, seorang pengemudi Bentor (becak motor) di Kandangan Hulu Sungai Selatan (HSS), terus memacu kemudinya untuk mengantar tiga penumpang ke tempat penginapan di Kota Dodol ini.

Pria berusia sekitar setengah abad ini sudah sejak tahun 2010, telah berjuang keras untuk menghidupi keluarganya.

Tanpa memakai jaket, dia tetap setia mengemudi Bentor menembus malam, tidak peduli dengan dinginnya hembusan angin. 

"Saya sudah terbiasa berpakaian seperti ini, sering tidak memakai jaket," ujar lelaki yang dipanggil dengan nama  Johan saat menjawab pertanyaan penumpang. 

Setiap hari, ia memulai pekerjaannya pukul 07.00 hingga menjelang magrib pukul 17.00 Wita. Setelah istirahat sejenak, Johansyah kembali mengemudi bentornya dari usai sholat magrib hingga menjelang tengah, untuk mencari nafkah demi istri dan empat anaknya.

Untuk menjadi pengemudi bentor, dia membutuhkan modal puluhan juta untuk membeli motor dan becak.

"Saya bikin bentor menggunakan motor yang biasa digunakan, modal awal belasan juta," ungkap Johan.

Diakuinya, bahwa penghasilannya tidak menentu, terkadang sedikit, terkadang banyak. Rata-rata penghasilannya per hari adalah Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Dari hasil tersebut, ia harus menghidupi satu istri dan empat anaknya.

Meskipun penghasilannya tidak menentu, Johan tetap setia melayani penumpang dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Kisah hidup Johansyah dapat menjadi inspirasi kita untuk dapat belajar dari kerja keras dan ketekunannya, dan dapat menjadi lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)